Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blusukan ke "Kampung Gaib" Cikadu Bandung

28 Februari 2018   22:26 Diperbarui: 28 Februari 2018   22:37 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meski sudah mendapatkan pengerasan jalan, namun saat memasuki kampung Cikadu, Kelurahan Ciumbuluit, Kecamatan Cidadap Kota Bandung, aku seperti memasuki suatu kawasan dengan suasana lain. Begitu kontras dengan kawasan jalan Ciumbuluit bandung dengan sejumlah rumah megah dan keramaian di sejumlah Kampus diwilayah tersebut saat melewatinya beberapa menit yang lalu.

Jalanan mulai menyempit dengan tanjakan dan turunan tajam, minimnya penerangan jalan di kampung tersebut membuatku sempat berpikir ini sudah diluar Kota Banung. Namun, anggapan tersebut ternyata meleset, karena kampung ini masih masuk dalam kawasan kota Bandung.

Satu Hari mengikuti blusukan dengan pasangan calon walikota nomor urut satu, Nurul arifin -- Chairul Yaqin Hidayat pada hari itu, membuka cakrawala, jika  setidaknya di daerah perbatasan itu memang kadang kala kurang terperhatikan dengan baik oleh pemerintah. Meski tidak menutup mata, dan harus diakui bahwa ada peran serta pemerintah di kawasan tersebut namun biasanya masih kurang seperti halnya yang dikeluhkan masyarakat di Kampung Cikadu pada hari itu.

"Kalo jalan mahsudah mulus, tapi coba bapa melawati kawasan ini pada malam hari, poek siga dina goha (gelap seperti masuk dalam gua), sangat gelap karena tidak ada fasilitas penerangan dari PJU (Penerangan Jalan Umum)" Ungkap seorang tokoh masyarakat setempat ,Tubagus Dedi membuka obrolan sore itu sambil ditemani angin dingin dan hujan yang mulai mengecil.

Disini, sambungnya, biasa disebut "Kampung Gaib" atau bahasa kerennya "The Lost Village", ia beralasan, karena kampungnya tersembunyi di belakang Rumah Sakit Salamun. Jalan dengan tanjakan terjal selebar kurang lebih 5 meter ini, menghubungkan dengan wilayah lembang dan sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Bandung Barat, namun tidak ada fasilitas PJU.

"Jalan di sini kalo malam mengerikan pak, jadi kami berharap kepada calon pemimpin kota Bandung yang akan datang untuk bisa membangun fasilitas umum di kampung ini, seperti PJU dan Kirmir" Tegasnya.

Dan ucapan tokoh masyarakat itu memang bukan isapan jempol belaka, saat aku penasaran dan mencoba melawati kawasan itu selepas isya, memang penerangannya sangat minim hanya mengandalkan beberapa lampu kecil dari rumah penduduk. Sementara itu, di samping kiri jalan adalah sungai cipaganti, dimana ketinggian antara jalan dengan sungai dibawahnya bervariasi antara 10 hingga 15 meter. Sehingga rawan kecelakaan karena tidak adanya PJU dan Rambu Rambu Lalu lintas yang memadai terutama bagi pengendara yang baru pertama melintas di kawasan itu.

Ia menambahkan, jika secara georafis, kampung cikadu ini berdampingan dengan sungai. Sehingga sudah barang tentu memerlukan kirmir yang bagus untuk menghindari terjadinya longsor. Dia mengaku selama ini warga dihantui oleh adanya longsor karena belum ada tembok kirmir yang kuat dan kokoh.

"disaat musim penghujan seperti sekarang ini, longsoran itu kerap terjadi" ujarnya.

Aku mencoba menggali lebih jauh, mengenai perhatian pemerintah kota Bandung selama ini terhadap wilayah perbatasan khususnya di kampung cikadu ini. dari dari penuturan Tubagus Dedi, pihaknya sudah mencoba beberapa kali untuk mengajukan permohonan kepada pihak terkait (dinas pekerjaan umum) namun hingga saat ini hasilnya belum memuaskan.

"Saya tidak faham, entah karena garis perbatasan wiayah kami dengan KBB sehingga daerah kami tidak terdata dalam tata ruang kota, dalam hal pembangunan infrastruktur" Terangnya.

Namun, sambungnya, masyarakat tidak patah semangat dan mencoba mensiasatinya dengan mencoba meminta bantuan ke pemerintah provinsi jawa barat, meski ada hasilnya,  namun belum maksimal karena mengandalkan Anggaran Biaya Tambahan dari Pemprov Jabar.

"Coba saja pak, disini tidak ada nama jalan, jadi kalo coba cek di google tidak ada kampung cikadu. Jalan kebontujuh dan jalan cikadu tidak ada batasnya" ujarnya.

Penasaran, meski agak sulit mencari sinyal di daerah tersebut dan, walah, memang betul saat mencoba di google map kampung cikadu cidadap Kota Bandung memang tidak ada. jadi julukan "The Lost Village" ini memang bukan tanpa alasan.

Calon wakil walikota Bandung, Chairul Yaqin Hidayat yang blusukan ke wialyah tersebut, saat diminta pandangannya mengatakan dari beberapa kunjungan kampanye ke wilayah perbatasan, ditemukan sejumlah permasalahn dan kebutuhan warga yang berbeda beda, sehingga oleh karena itu pemerataan pembagunan diseluruh wilayah harus dilakukan. Kita, harus memperhatikan kebutuhan wilayah agar semua mendapatkan fasilitas yang setara disetiap wilayah.

"Disini ada Perda KBU, ada peran pemprov jabar juga, sehingga, jika kami nanti terpilih, kami akan langsung melakukan koordinasi dengan gubernur jabar terpilih untuk menjalankan percepatan pembangunan khususnya di perbatasan" Ujarnya.

Tentunya sebagai seorang warga negara, dan penduduk suatu wilayah sangat berharap bahwa tahun politik ini bisa membawa perubahan yang signifikan untuk kesejahteraan masyarakat luas, sehingga Kota Bandung yang selama ini dikenal sebagai kota kreatif bisa menciptakan potensi dan memanfaatkan potensi tersebut menjadi suatu kebahagian yang bisa dirasakan oleh semua.

Malam semakin larut dan udara semakin dingin, hujan kembali turun menemani perjalanan malam itu, selesapa di wilayah cijengko, perlahan namun pasti jalan raya di depan mulai kembali melebar dan di kejauhan nampak kerlap kerlip lampu mulai nampak bersinar. Makin lama makin temaran serta suasana pun berangsur ramai, terutama setelah memasuki kawasan lembang. Semoga saja harapan warga kampung cikadu bisa segera terwujud seiring dengan dibangunnya infrastruktur di kawasan itu, tidak hanya sekedar harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun