Yang kedua adalah angkat besi. Walaupun lebih mengandalkan otot, cabang olahraga ini membutuhkan konsistensi yang tinggi dalam berlatih.Â
Nama-nama seperti Winarni (medali emas Kejuaraan Dunia di Thailand 1997), Eko Yuli (medali perak Olimpiade Rio 2016, medali emas Asian Games 2018), dan Sahara Dumaini (medali emas Kejuaraan Dunia di Kanada 2019) menjadi segelintir lifter yang berprestasi di kancah dunia. Ingat, dunia. bukan hanya se-Asia Tenggara.
Yang ketiga adalah panjat tebing. Sudah sewajarnya Indonesia sebagai negara ke-3 dengan gunung berapi terbanyak memiliki atlet panjat berprestasi.Â
Medali emas yang diberikan oleh Alfian Fajri pada Kejuaraan Dunia di Cina 2019 menegaskan bahwa betapa sepelenya memanjat tebing jika dibandingkan dengan Semeru.
Yang keempat adalah karate. Walaupun berasal dari Cina, prestasi karateka Indonesia tidak kalah gemilang dari pencak silat yang notabene asli Nusantara.Â
Bulan Juni kemarin, tim karate Indonesia berhasil meraih 17 medali emas dalam kejuaraan internasional Yura Dupa Khodadad Cup di Brunei.
Tahun ini, dua karateka asal Indonesia, Aswan Ali dan David Sahirul Alim berhasil menyabet emas pada Kejuaraan Dunia Karate di Ceko. Mereka membuktikan bahwa film "The Raid" hanyalah omong kosong jika dibandingkan prestasi mereka.
Yang terakhir dan cukup mengejutkan adalah softball. Pada tahun 2011, tim softball putri yang menjadi wakil satu-satunya dari Asia pada turnamen besar softball di Ceko berhasil meraih peringkat tiga setelah menyingkirkan Polandia dan Tuan Rumah.Â
Di tahun berikutnya, tim softball putra mengunci peringkat ke-3 pada Kejuaraan Softball Asia di Jepang. Prestasi tersebut juga mengantarkan tim softball Indonesia masuk Piala Dunia Softball untuk kedua kalinya setelah tahun 2010.Â
Meskipun sudah 6 tahun lalu, kita perlu bangga dengan prestasi tersebut mengingat olahraga softball bukanlah terfavorit di Indonesia.
Mungkin masih banyak lagi cabang olahraga lain yang juga meraih prestasi gemilang, kecuali sepak bola.Â