Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HR. Rasuna Said, "Singa Betina" Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, Sang Google Doodle Hari Ini

14 September 2022   15:33 Diperbarui: 15 September 2022   11:05 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HR. Rasuna Said dalam tampilan google doodle hari ini. Foto: dokumen  pribadi.

Membuka lama google hari ini, kita akan menemukan gambar ilustrasi perempuan berhijab berkacamata yang terlihat sedang berbicara memakai mikrofon di hadapan ratusan perempuan lainnya. Inilah yang menjadi tampilan dalam google doodle hari ini. Perempuan itu adalah Rasuna Said. Google menampilkannya untuk memperingati hari lahir ke 112 Rasuna Said yang jatuh tepat hari ini.

Siapa Rasuna Said? Kita pasti mengenalnya sebagai salah seorang pahlawan nasional. Dahulu, gambarnya sering kita temukan terpampang dalam deretan gambar-gambar pahlawan nasional di dinding-dinding ruangan sekolah atau menemukan namanya tertulis dalam daftar pahlawan nasional di buku-buku pelajaran sekolah. 

Bagi mereka yang berdomisili Jakarta, nama HR. Rasuna Said diabadikan sebagai nama jalan yang terletak di sepanjang Kuningan hingga Setiabudi. Barangkali saja nama R.A. Kartini lebih populer karena hari kelahirannya diperingati secara nasional, tetapi Rasuna Said memiliki kiprah perjuangan sendiri yang mampu mengangkat derajat perempuan pada masanya dan akan diingat sepanjang masa dari generasi ke generasi.

Lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, tanggal 14 September 1910. Bernama lengkap Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Di kemudian hari perempuan Minang ini lebih dikenal dengan nama HR. Rasuna Said. 

Ayahnya bernama Muhhamad Said, seorang saudagar kaya yang dulunya aktivis pergerakan. Sebagai keturunan bangsawan Minang dan hidup dalam kultur pendidikan Islam, sejak kecil Rasuna Said telah terdidik dan aktif di berbagai pengajian. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar, Rasuna Said mondok di Pondok Pesantren Ar-Rasyidiyah, tidak jauh dari kota kelahirannya. 

Di pondok pesantren tersebut, Rasuna Said satu-satunya santri perempuan yang mondok. Keputusannya untuk mondok tidak terlepas dari keinginannya yang kuat untuk belajar ilmu agama. Bahkan disaat remaja, Rasuna Said memutuskan untuk memperdalam pendidikannya di Diniyah Poetri yang terletak di Padang Panjang. Suatu sekolah agama khusus perempuan.

Tamat dari Diniyah Poetri, Rasuna Said menjadi pengajar di sekolah tersebut. Melalui pengajarannya, Rasuna Said senantiasa memotivasi dan mendorong kaum perempuan untuk bisa berdiri sejajar dengan kaum laki-laki. Pertemuannya dengan Rahmah El Yunusiyyah, tokoh gerakan Thawalib (organisasi massa Islam) mampu memperkuat cita-cita perjuangannya.

Namun merasa ingin lebih tertantang dalam memberdayakan kaum perempuan, Rasuna Said berhenti sebagai guru. Pemikiran-pemikiran H. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal dengan Buya Hamka telah meninggalkan jejak politik dalam pemikiran seorang Rasuna Said. 

Perempuan yang berlatar belakang guru namun merasa wajib melek politik. Sepertinya tercitra dalam pandangannya bahwa dunia pendidikan dan dunia politik merupakan dua sisi yang tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

Rasuna Said bergabung dengan Sarekat Rakyat (SR) untuk mengasah kemampuan organisasi dan politiknya pada tahun 1930. Di usia yang masih sangat muda, 20 tahun, Rasuna Said dipercaya sebagai Sekretaris organisasi. Selain itu, ia aktif juga di gerakan Islam modern Soematra Thawalib dan pada tahun yang sama mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukittinggi sebagai upaya memperjuangkan nasib kaum wanita yang masih jauh tertinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun