Kue Soes dan Kunjungan Sahabat dari Bandung

Persahabatan itu tidak terbuat dari sesuatu yang besar. Melainkan, dibangun dari hal-hal kecil yang kemudian saat dikumpulkan ternyata menjadi besar. (Tere Liye) 

Bagi saya menjalin pertemanan atau persahabatan bisa dengan siapa saja dan dari mana saja dia berasal. Selama ada chemistry, maka jarak, ruang dan waktu bukan halangan berarti. 

Salah satu sahabat baik saya berasal dari Bandung dan memang tinggal di Bandung. Kan ada yang asalnya dari sana tapi tinggalnya di sini. Sahabat saya tidak demikian. Ia memang benar-benar tinggal di Bandung. 

Jarak Tangerang-Bandung yang cukup terjangkau membuat kita kerap saling kunjung. Seperti biasanya, saya dengan motor kesayangan. Agar lebih leluasa keliling Bandungnya.

Namun beberapa waktu belakangan karena kesibukan, saya dan si sahabat ini jarang bertemu. Paling hanya komunikasi lewat WhatsApp. Suatu hari si sahabat mengabarkan bahwa ia ada urusan di Tangerang. Apa bisa kita ketemuan? 

Saya sungguh menyesal tidak bisa menemani si sahabat dari awal datang, karena memang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Namun saya tetap harus meluangkan waktu untuk menemuinya. 

Akhirnya disepakati untuk ketemuan menjelang kepulangannya ke Bandung. Saya pun sudah selesai dengan segala urusan. Jadi hanya sekitar 1 jam-an kita temu kangen. Padahal banyak yang ingin diceritakan. 

Nah, dalam temu kangen tersebut si sahabat membawa kue soes untuk saya. Karena dia tahu saya suka kue Soes. Ya, ampun. Saya jadi terharu. Rupanya dia ingat betul apa kesukaan saya. 

Kue soes, yang aslinya berasal dari Prancis dengan nama Choux a la Creme. Ditemukan oleh Pantanelli pada abad ke-16. Wah, lama juga ya? Ternyata kue kesukaan saya bukan jajanan sembarangan ya? Pantas sahabat saya sampai membawakan secara khusus. 

Rupanya dia juga hunting kue soes yang menurutnya enak. Ya, demi menyenangkan saya. Memang benar ya memiliki sahabat tuh harta yang tak bisa dicuri. Terima kasih sudah mau menjadi sahabat saya. (Denik)