Sebelum memasuki tahun 2023, sudah terdengar bisik-bisik. Bahwa tahun 2023 nanti Nyepi dan Ramadan berbarengan. Intonasi dalam penyebutan kalimat tersebut memiliki berbagai penafsiran. Tergantung dari sudut mana orang tersebut memandang hal tersebut.
Begitu masuk ke tahun 2023, memang benar tanggal di kalendernya demikian. Bulan Ramadan berbarengan dengan nyepi. Artinya umat muslim di mana pun berada akan mengawali ibadah puasa di hari libur nyepi.
Saya pribadi menyambut gembira kabar tersebut. Dengan demikian, saya bisa menjalankan ibadah bulan ramadan secara lengkap di hari pertama dan kedua. Kenapa demikian? Karena libur 2 hari kerja. Kalau bukan hari raya nyepi sudah pasti beraktivitas seperti biasa.
Jadinya tidak bisa salat tarawih di masjid dan tidak bisa buka puasa di rumah. Karena sudah pasti pulang malam. Namun tidak demikian dengan puasa kali ini. Saya mendapatkan semuanya di hari pertama puasa. Yeah, happy pastinya.
Lalu bagaimana dengan rekan-rekan muslim yang ada di Pulau Dewata Bali?Â
Kebetulan pada bulan Januari saya berkunjung ke Bali. Di dalam mobil yang mengantar ke bandara, si sopir bercerita kalau bulan puasa kali ini berbarengan dengan Nyepi. Saya langsung bertanya ingin tahu secara langsung.
"Terus bagaimana dengan umat muslimnya, Pak? Ikut nyepi juga?"
"Iya, sebagai bentuk menghargai antar umat beragama. Enaknya, karena  puasa jadi tidak terlalu bingung memikirkan urusan makanan. Toh kita baru makan saat magrib. Kalau tidak kan harus menyetok makanan untuk makan seharian."
Benar juga sih. Jadi lebih khusyuk menjalankan ibadah walau di rumah saja. Jadi jangan menggerutu karena tidak bisa tarawih di masjid dan ngabuburit di hari pertama.Â
Itulah yang saya katakan di atas. Tergantung persepsi orang dalam menilai dan menyimpulkannya. Artinya memang selalu ada hikmah di balik sebuah peristiwa. Inilah hikmah bulan Ramadan dan nyepi berbarengan.
Asik, khusuk, dan bisa kumpul keluarga. Momen langka yang tidak semua orang merasakannya. (EP)