Bagi saya sebagai Kompasianer, hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022 merupakan hari yang istimewa. Bagaimana tidak? Saya terpilih menjadi salah satu peserta yang akan menghadiri Kopdar Kompasianer bersama Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata.
Kompasianer pasti sangat mengenal sosok pasangan tersebut. Pasangan Kompasianer yang sangat inspiratif dan legend. Bagaimana tidak? Mereka berdua sangat produktif dalam menulis dan membagikan pengalaman hidupnya. Sehingga kita yang membaca tulisan mereka serasa dipatik semangatnya.
Terutama saya sih. Ketika sedang down dan tidak bersemangat dalam menulis, langsung bangkit begitu teringat tulisan pak Tjip dan ibu Roselina. Oleh karenanya ada perasaan "iri" saat melihat dokumen teman-teman Kompasianer yang pernah bertemu dengan beliau berdua. Iri dalam tanda kutip ya?
Maka ketika ada info Kopdar Kompasianer bersama Tjiptadinata Effendi dan Roselina Tjiptadinata, saya langsung mendaftar. Terus berdoa dan berharap bisa terpilih. Karena hanya dibatasi 100 Kompasianer.Â
Begitu ada pemberitahuan bahwa saya terpilih untuk menghadiri acara tersebut, rasanya senang bukan kepalang.
Yeaah, saya akan bertemu pak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina Tjiptadinata. Bagaimana tidak senang? Selain mereka berdua sosok yang menginspirasi saya dalam menulis. Terutama tulisan di Kompasiana. Mereka berdua juga melambungkan impian saya untuk bisa ke Australia suatu saat nanti.
Sungguh, saya sempat bermimpi bisa ke Australia dan menjumpai mereka berdua loh. Namanya juga mimpi. Boleh dong. Eh, ternyata mereka bedua ke Indonesia dan mengadakan kopdar. Tentu tak saya sia-siakan kesempatan tersebut.
Perasaan saya ketika hari itu tiba? Wah, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Pastinya senang luar biasa. Meski sempat diliputi perasaan tegang saat menuju perpustakaan nasional.
Lokasi acara tersebut. Saya sempat lupa waktunya. Perasaan saya siang sampai sore. Begitu saya cek lagi di flyer acara. Ternyata pagi sampai siang. Tepatnya pukul 10.30-13.30 WIB.
Maka saya langsung ngebut menuju Jakarta. Sebab dari rumah di Tangerang sudah pukul 09.30 WIB. Khawatir terlambat. Ternyata memang benar terlambat. Hanya sepersekian menit sih.Â
Itu pun karena insiden lift. Tetap saja rasanya bagaimana gitu yang namanya terlambat. Tidak tenang. Makanya begitu memasuki ruangan tidak tengok kanan-kiri. Langsung mencari kursi kosong.
