Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salat Itu Nikmat, Ada yang Kurang Ketika Tidak Mengerjakan Salat

28 Februari 2022   20:16 Diperbarui: 28 Februari 2022   20:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Tribunnew.jateng

Salah satu kewajiban umat Islam adalah mendirikan salat. Salat  lima waktu merupakan rukun Islam kedua. Perintah salat diterima langsung oleh Nabi Muhammad saw melalui Isra Mi'raj. Yaitu perjalanan nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Kemudian dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha.

Di sanalah nabi menerima perintah salat dari Allah swt. Selama ini nabi mendapatkan wahyu atau petunjuk melalui perantara, yaitu malaikat Jibril. Jadi perintah salat itu sangat agung dan spesial. Jangan sampai ditinggalkan.

Sebagai seorang muslim tentu dengan kesadaran penuh akan melaksanakan perintah tersebut. Ketika azan berkumandang maka segera bergegas untuk salat. Terlepas dari khusu' atau tidaknya dalam mendirikan salat. Itu semua dikembalikan pada kepahaman masing-masing.

Saya sebagai seorang muslimah pun demikian. Sejak kecil sudah diajarkan bab salat lima waktu. Meski dilandasi rasa takut dimarahi oleh orang tua jika melewatkan waktu salat.  Setidaknya salat lima waktu tidak pernah absen.

Ketika besar dan dewasa sudah mulai menjalankan perintah salat dengan kesadaran penuh, bahwa ini perintah Allah langsung. Jadi jangan main-main. Jangan diabaikan. Walau terkadang tidak tepat waktu. Akibat kesibukan atau karena sedang dalam perjalanan. Setidaknya tidak meninggalkan salat.

Usai salat biasanya banyak doa-doa yang dipanjatkan. Terutama dalam kondisi sedih dan sedang ada masalah. Rasanya lega saja ketika sudah mengadukan semua pada Allah. Begitulah yang saya rasakan. Namanya juga keyakinan. Masing-masing memiliki cara dalam mendekatkan diri pada sang pencipta.


Inilah cara saya. Dan saya rasa cara semua umat muslim pun demikian. Salat dan sabar caranya mengatasi permasalah hidup. Salat itu nikmat. Saat salat hati menjadi tenang. Usai salat kita bisa memanjatkan doa sampai menangis. Mengadu dan meminta apa saja pada Allah.

Maka ketika dalam kondisi tidak salat, rasanya ada yang hilang. Bagi perempuan muslim ada larangan tidak boleh salat dalam kondisi yang telah ditetapkan. Seperti sedang menstruasi dan nifas (usai melahirkan). Nah, dalam kondisi tersebut kita hanya boleh berdoa dan berdzikir. Dilarang salat dan puasa.

Walaupun bukan muslimah yang taat-taat sekali. Bukan muslimah yang sangat paham dan alim. Saya merasa ada yang kurang ketika tidak salat. Bahkan bingung. Apalagi kalau sedang galau. Coba kalau sedang salat. Bisa langsung mengambil air wudu dan salat. Curhat pada Allah.

Inilah yang saya rasakan terkait salat lima waktu. Sebab sudah rutin dan dilakukan setiap hari sebanyak lima waktu. Momen Isra Mi'raj menjadi pengingat diri untuk lebih khusu' dalam menjalankan salat lima waktu.

Salat itu perintah dari Allah langsung. Jika dilaksanakan dengan hati ikhlas maka akan terasa nikmat. Nikmatnya sujud di atas sajadah tidak tergantikan oleh apapun. (EP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun