Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Ingin Tinggal di Panti Jompo, Kami yang Menangis

3 November 2021   14:02 Diperbarui: 3 November 2021   14:04 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan begitu. Ibu cuma enggak mau merepotkan kalian. Nantinya kalian bakal mengurus suami dan anak-anak. Belum lagi urusan pekerjaan. Kalau ditambah harus mengurus ibu yang sudah tua. Ibu enggak tega sama kamu."

"Lagipula biar ibu tetap ada kegiatan. Ada teman sepantaran. Ibu lihat suasana panti jompo itu enak kok. Kekeluargaan. Banyak teman," ujar ibu lagi.

Jadi dengan penuh kesadaran dan atas keinginan sendiri, ibu memiliki keinginan untuk tinggal di panti jompo. Memghabiskan sisa umur di sana. Ibu terkesan dan kepincut suasana panti jompo yang pernah dikunjungi. 

Akhirnya saya dan adik-adik hanya bisa mengiyakan. Walaupun dalam hati merasa sedih kala membayangkan hal tersebut. Tak terbayangkan jauh dari ibu. Tak bisa memeluknya setiap saat. 

"Sudahlah tak usah membicarakan hal ini. Bikin sedih saja. Lagi pula adik-adik masih sekolah juga Bu. Belum ada yang berpikir mau berumah tangga. Ngapain membahas masalah beginian," kata saya.

Sebagai anak tentu saja saya tak mengharapkan hal tersebut sampai terjadi. Inginnya selalu bersama ibu. Mendampingi dan didampingi terus oleh ibu. Bisa berada di sisi ibu sampai ajal menjemput.

Benar saja. Sebelum kami mentas atau berumah tangga. Ibu sudah dipanggil oleh Sang Pencipta. Membayangkan berpisah sementara saja sudah membuat kami sedih. Ini malah berpisah selama-lamanya. Betapa hancur hati kami kala itu.

Namun kami harus menerima semua kenyataan tersebut dengan hati lapang. Inilah takdir. Siapa yang bisa menduga? 

Berkaca dari pengalaman kami. Tinggal di panti jompo bukan berarti terasing. Buktinya ibu kami malah ingin tinggal di sana. Jadi tergantung cara pandang si orang tua yang akan menjalani kehidupan di panti jompo.

Begitu pula sebagai anak. Ada yang setuju dan ada yang tidak setuju jika ibunya tinggal di panti jompo. Seperti kami yang tidak setuju. Meski si ibu yang menginginkannya. 

Bagi kami, panti jompo tempat yang baik bagi orang tua yang sudah lansia. Ada kekeluargaannya, ada yang merawat, ada teman yang sebaya dan ada kegiatan yang positif. Tapi sebaik-baiknya tempat bagi orang tua yang sudah lansia adalah di sisi anak-anaknya. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun