"Sebesar apa pun keinginan untuk membahagiakan anak dan keluarga, jangan pernah mengabaikan kebahagiaan diri sendiri."
Salah satu kutipan dalam buku ini makjleb sekali di hati. Saya pun menjadi penasaran untuk membaca buku setebal 296 halaman ini. Dan saya pun menyesal.
Ya, menyesal. Kenapa sempat menunda untuk membacanya. Yang ternyata isinya sangat bagus. Benar-benar menginspirasi. Terutama bagi makhluk bernama perempuan.Â
Jujur, ketebalan buku ini yang hampir 300 halaman membuat saya menunda-nunda untuk membacanya. Bukan tidak suka dengan buku-buku yang tebal. Tetapi saya butuh waktu luang dan khusus.
Sebab dalam membaca buku, saya tidak suka setengah-setengah. Atau dicicil per halaman untuk dilanjutkan hari berikutnya. Rasanya jadi tidak fokus. Bahkan bisa menghilangkan mood membaca.Â
Satu buku satu hari selesai. Itu prinsip saya. Jadi memang harus tuntas saat itu juga. Nah, kalau bukunya tebal tentu butuh waktu toh? Itulah alasan kenapa ada buku yang masuk waiting list untuk dibaca nanti.
Dalam buku ini penulis membagi kisahnya tentang bagaimana kehidupannya. Tentang masa kecilnya, masa-masa kuliah, menikah, berkeluarga dan pengalamannya tinggal di luar negeri mengikuti suami.
Menariknya buku ini, semua dibahas dengan jujur. Disertai kalimat-kalimat penyemangat diri.Â
Seperti kutipan pada halaman 92-93:
Tuhan punya caranya sendiri untuk mengirimkan pasangan yang tepat untuk kita. Bahkan memilihkannya yang mungkin tidak terpikir sebelumnya. Jangankan kepikiran, masuk kriteria saja tidak.