Perpustakaan Nasional sejak tanggal 16 September sampai dengan 22 September menggelar Festival Naskah Nusantara IV. Sesuai dengan judulnya, maka yang digelar dalam pameran tentu saja naskah-naskah Nusantara yang sudah langka dan terbilang kuno.
Saya penasaran ingin tahu seperti apa Kitab Sutasoma itu. Yang didalamnya memuat kata bhineka tunggal Ika. Juga ingin tahu seperti apa Kitab Negara Kertagama itu. Oleh karenanya saya luangkan waktu untuk bisa menghadiri pameran tersebut.
Ternyata, di sana saya tak hanya menjumpai Kitab Sutasoma dan Negarakertagama saja. Tetapi ada banyak kitab lain yang membuat saya terkagum-kagum.Â
Ada Babad Dipanegara yang ternyata hasil tulisan tangan Pangeran Diponegoro sendiri. Tulisan dengan menggunakan huruf Arab itu terlihat sangat rapi.Â
Lalu ada tulisan yang dibuat dari berbagai media sebelum adanya kertas. Seperti daun lontar dan bambu.
Di sana saya juga bisa melihat kitab yang didalamnya memuat sumpah Gajah Mada yang sangat terkenal itu. Serta masih banyak koleksi lain yang bisa kita lihat.
Di depan perpustakaan sebelum masuk ke dalam lobi, ada panggung hiburan di sebelah kanan pintu masuk. Sepanjang hari mereka membawakan tembang Jawa dan keroncong untuk menghibur pengunjung.Â
Di sisi lainnya ada bazar yang bisa kita kunjungi. Ada bazar makananan. Bazar buku dari beberapa penerbit dan komunitas. Juga ada lokakarya membuat tulisan dari daun lontar. Stand ini sangat ramai didatangi para pengunjung. Rata-rata penasaran ingin tahu, seperti apa sih daun lontar itu? Bagaimana cara menulis di daun lontar?
Saya pun demikian. Penasaran. Sebab dari berbagai buku yang pernah dibaca. Juga dari cerita yang didengar. Penggunaan daun lontar ini sangat familiar sebelum adanya kertas. Banyak hal yang bisa kita jumpai di festival ini. Kisah masa lampau dan bukti sejarah masa lampau. (EP)
Lihat Sosbud Selengkapnya