Ki Dalang pakai pemukul kayu (cempala) dan kotak kayu besar, yang biasanya dipakai untuk menyimpan semua watak wayang, untuk memberitahu kepada pemain gamelan, musik macam apa yang harus dimainkan.
Sementara itu, wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh masuk gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Wayang kulit lebih popular di Jawa bagian tengah dan timur.
Di Bali, pertunjukan wayang kulit melibatkan antara 3 orang sampai 15 orang yang meliputi : dalang, pengiring dan jika diperlukan sepasang pembantu dalang (tututan). Komando tertinggi dalam pertunjukan Wayang Kulit ada pada si dalang.Â
Untuk mementaskan wayang para dalang Bali memerlukan sekitar 125 - 130 lembar wayang yang disimpan dalam kotak wayang (kropak). Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Dengan demikian, perkembangan wayang kulit di Indonesia akan terus melaju sesuai perkembangan zaman pula. Artinya, selama masih ada orang atau masyarakat yang dapat mempertahankan tradisinya maka kebudayaan wayang kulit tidak akan punah.Â
Dari tahun ke tahun, dari waktu ke waktu, wayang kulit akan terus berkembang meskipun dengan perubahan yang mempertunjukkan kemodernisasian, tidak akan mengahalangi keeksistensian wayang kulit di Indonesia dan tidak akan mematikan tradisi yang ada.
- Hamid, Ismail. 1989. Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
- Mulyono, Sri. 1976. Wayang dan Karakter Manusia. Jakarta: Yayasan Nawangi dan PT Inaltu.