Mohon tunggu...
Deni Windyarsih
Deni Windyarsih Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Bangsal

Seorang Guru honorer yang ingin selalu belajar menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Legenda Candi Jedong dan Desa Wotanmas Jedong

3 Januari 2023   12:00 Diperbarui: 3 Januari 2023   12:02 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Folklor sebagai kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Danandjaja dalam Hutomo (1991:5), Salah satu bentuk folklor yang menarik untuk dibahas yaitu folklor lisan yang berupa legenda. Legenda yaitu cerita yang dianggap sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci. Legenda memiliki sifat sekuler  (keduniaan), tidak diketahui siapa penciptanya dan itu berarti bersifat  anonym.

Salah satu legenda yang menarik untuk dibahas yaitu legenda candi jedong yang dihubungkan dengan legenda desa jedong itu sendiri. Karena ada kesamaan nama antara nama candi dan nama desanya. Dalam hal ini juga akan dikemas dalam sebuah video tourism object untuk lebih mengenalkan legenda candi dan desa jedong tersebut kepada masyarakat luas.

Setiap desa atau tempat tertentu pasti memiliki sejarah yang digunakan sebagai proyeksi dari sebuah ciri tertentu di sebuah tempat. Sejarah sebuah desa atau tempat sering dijelaskan berupa dongeng-dongeng yang diwariskan dengan cara turun temurun melalui lisan, sehingga  dalam menggambarkan fakta dan juga banyak contoh dongeng atau legenda tersebut dihubungkan dengan mitos sebuah tempat tertentu yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan mistik tertentu.

Didalam artikel folklor memiliki hubungan yang penting terhadap sejarah sebuah desa yaitu tentang legenda desa jedong. Legenda termasuk dalam salah satu wujud foklor lisan yang dipercaya oleh masyarakat yang dianggap benar-benar pernah terjadi. Sehingga antara folklor dan sejarah sebuah tempat atau desa memiliki hubungan yang erat.

Ngoro…. Salah satu kecamatan yang berada diujung timur Mojokerto yang berbatasan langsung dengan kabupaten Pasuruan. Ngoro terkenal  akan industrinya, disana banyak berdiri pabrik-pabrik yang dikenal dengan Kawasan NIP (Ngoro Industri Persada). NIP terletak di kaki gunung Penanggungan.

Diatas Kawasan NIP terdapat sebuah desa dilereng gunung Penanggungan yang Bernama desa Wotanmas Jedong. Desa yang ternyata didalamnya banyak mengandung cerita mistis. Di desa tersebut ada sebuah candi peninggalan sejarah yang juga diberi nama sama dengan candinya yaitu desa Wotanmas Jedong.

Menurut legenda, dahulu kala ada pangeran kakak beradik yang Bernama Sungging Prabangkara dan Sungging Adiluwih. Keduanya jatuh cinta kepada wanita yang sama yakni putri Kilisuci. Untuk menentukan pilihan, putri Kilisuci mengadakan sayembara untuk membangun sebuah candi. Sungging Adiluwih yang merasa memiliki kesaktian lebih, ia meremehkan saudaranya itu. Tetapi kenyataan berkata lain, Sungging Adiluwih lengah sehingga ia kalah dari Sungging Prabangkara yang selalu berusaha untuk menyelesaikan candinya. Terbukti dari bentuk candi jedong yang berbeda, candi jedong I, candi yang atapnya utuh dipercaya sebagai hasil dari Sungging Prabangkara. Dan sebaliknya candi Jedong II, candi yang atapnya gepak (tidak utuh) dipercaya sebagai hasil dari Sungging Adiluwih. Tetapi dipusat purbakala Mojokerto menyebut jedong I sebagai candi lanang dan jedong II sebagai candi wadon.

Jika dihubungkan dengan nama Wotanmas Jedongtersebut berasal dari kata Wadonmas (perempuan emas). Sebelum Bernama Wotanmas, desa tersebut dahulunya Watonmas yang diambil dari cerita putri Kilisuci yang menjadi wadonmas (perempuan emas) karena menjadi rebutan kedua pangeran. Ada juga yang beranggapan Wotanmas yang berarti jembatan emas, karena dipercaya sepanjang jalan menuju candi jedong itu sebagai jembatan emas dari jalannya para lelembut/ danyang yang menjaga desa Jedong sehingga timbullah kepercayan warga desa jedong bahwa yang menjadi lurah/pemimpin desa tersebut haruslah seseorang yang rumahnya sepanjang jalan menuju candi jedong  yang disebut dengan Wotanmas (jembatan emas)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun