Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

5 Langkah yang Masih Bisa Dilakukan untuk Mengobati "Sakit" Jakarta

29 Agustus 2019   01:16 Diperbarui: 29 Agustus 2019   01:33 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.jakarta.go.id/

Sehingga selain bisa mengontrol tingkat polusi Jakarta, kebijakan pembatasan usia kendaraan juga bisa menghalau pergerakan kendaraan pribadi  di kota Jakarta dan membuat masyarakat akan lebih memilih menaiki kendaraan umum ketimbang kena tilang jika kendaraannya sudah berusuia di atas 10 tahun.

Memperkuat jaringan angkutan massal hingga ke pelosok Jabodetabek

Memerkuat jaringan angkutan massal sebenarnya adalah cara lama yang pernah dilakukan oleh Negara Jepang terhadap Tokyo yang mengalami lonjakan populasi yang luar biasa. Mengacu dari kesuksesan negara Jepang dalam menata lonjakan populasi kendaraan pribadi dengan memperkuat angkutan massalnya saya rasa cukup masuk akal untuk mengobati sakit Jakarta selama ini.

Masalah utama Jakarta selama ini selain lonjakan populasi adalah kemacetan lalu lintas yang menyebabkan kerugian hingga puluhan triliun setiap tahunnya, sehingga masalah angkutan massal adalah yang sebenarnya jauh lebih vital ketimbang pemindahan Ibukota.

Hingga kini di Jakarta perlahan membangun beberapa angkutan massal terintegrasi seperti LRT, MRT, Busway, bus pengumpan, Jaklingko. Dengan system angkutan Ok Trip karya mantan Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno yang kini bernama jJk lingko, maka sesunggguhnya mimpi kota Jakarta untuk memiliki angkutan massal yang mencakup hingga ke pelosok Jabodetabek bisa terwujud.

Pemprov Jakarta sebenarnya bisa lebih memperkuat angkutan massal yang memakan bahu jalan seperti contohnya busway layang Ciledug-Mampang yang mau tidak mau dengan termakannya sebagian bahu jalan untuk fondasi busway laying. Maka secara tak langsung membuat para pengguna kendaraan pribadi akan lebih memilih menggunakan kendaraan umum dalam hal ini busway ketimbang bermacet-macetan dengan kendaraan pribadi.

Percayalah dengan kuatnya jaringan angkutan massal di Jabodetabek, saya rasa pola pikir warga Jakarta pun akan berubah selayaknya penduduk Tokyo yang mayoritas lebih memilih angkutan umum ketimbang angkutan pribadi.

Jadi ibaratnya sulaplah Jakarta selayaknya Tokyo, dimana yang kita lihat bukan kemacetan di jalan tetapi padatnya torotoar jalan oleh masyarakat yang hendak menggunakan angkutan umum.

Perluas  ganjil genap

Ini sebenarnya kebijakan lama tetapi saya rasa kebijakan ini efektif sekali untuk membatasi pergerakan dan merubah kebiasaan orang Jakarta untuk memilih menggunakan kendaraan pribadi. Kebijakan ini mengacu pada plat nomor belakang kendaraan dimana sesuai tanggal ganjil dan genap.

Langkah Pemprov memperluas jangkauan ganjil genap saya rasa juga bisa menjadi langkah tepat untuk secara perlahan membuat orang-orang Jakarta untuk beralih ke penggunaan transportasi umum ketimbang kendarannya kena tilang karena plat nomornya ganjil ataupun genap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun