Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Kembali Wacana Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS)

25 November 2017   18:19 Diperbarui: 25 November 2017   18:46 16536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jembatan Selat Sunda (https://kickdahlan.wordpress.com)

Pulau yang dahulu dikira tidak maju (Meminjam Istilah Dahlan Iskan), itulah gambaran dari pulau Sumatera. Sebagai Pulau yang kaya akan energi dan hasil kekayaan alamnya yang berlimpah, seharusnya kekayaan alam Pulau sumatera berbanding lurus dengan dukungan kemajuan Infrastruktur dan ekonomi.

Meskipun kini pemerintah Indonesia dibawah rezim Jokowi mulai memperhatikan pembangunan luar jawa, terutama di Pulau Sumatera dengan tol trans sumateranya. Akan tetapi, kemajuan Pulau Sumatera masih saja kalah dengan Pulau Jawa yang telah lebih beberapa langkah didepan dengan kemajuan pesat pembangunan infrastrukturnya.

Jujur, saya sesungguhnya mengapresiasi langkah Presiden Jokowi berniat membangun wilayah luar Jawa pada saat ini. Karena jika ada kebijakan Presiden Jokowi yang baik, sudah pasti laya  didukung. Karena Presiden Jokowi kini mulai serius memperhatikan pembangunan tol trans Sumatera yang kini telah dikebut, meskipun tidak semuanya terealisasi.

Wacana Pembangunan Jembatan selat sunda

Wacana ini sempat membuat rakyat Pulau sumatera berteriak kegirangan, karena mega proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). ini tentu akan memberikan imbas kemajuan ekonomi terhadap pulau sumatera.

Wacana mega proyek jembatan yang akan melintasi laut selat sunda yang mengubungkan Pulau Jawa dan Sumatera sepanjang 31 kilometer ini.  Sempat menguat di era Presiden SBY, dimana pada tahun 2009 Gubernur Banten, Lampung dan Pemerintah Pusat di Jakarta. Akan menguji kelayakan dalam rencana pembangunan jembatan yang digadang-gadang akan menjadi terpanjang di Asia Tenggara ini.

Proyek raksana yang diperkirakan akan menelan dana 100 triliun rupiah tersebut, memang terkesan ambisius. Karena pembangunan Jembatan Selat Sunda adalah salah satu program unggulan pemerintahan SBY dikala kampanye. Apalagi proyek ini akan menjadi bagian dari Asian Higway Network.

Sebenarnya proyek ini bukanlah barang baru, karena semenjak era Presiden Soekarno pada 1960. Profesor Sedyatmo dari ITB pernah mengusulkan konsep menghubungkan pulau Jawa-Sumatera-Bali. Proyek ambisius tersebut disebut proyek "Tri Nusa Bima Sakti".

Tetapi entah kenapa, SBY urung menyelesaikan tahapan proyek ambisius tersebut hingga masa jabatannya berakhir pada 2014. Sedangkan Jokowi sang penerus pemerintahan tidak berniat melanjutkan proyek tersebut. Karena Presiden Jokowi hanya ingin serius membangun Tol Trans Sumatera saja.

padahal secara ekonomi, menurut saya pembangunan Jembatan Selat Sunda lebih strategis dibandingkan Tol Trans Sumatera (JSS). Karena keterhubungan antara Pulau Sumatera dan Jawa akan membuat pulau Sumatera akan maju bergerak menyamai pesatnya pembangunan Pulau Jawa. Bahkan bisa saja melebihinya.

Dampak ekonomi jembatan selat sunda terhadap kemajuan pulau Sumatera

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun