Filsafat dakwah merupakan dimensi keilmuan yang memadukan antara nilai-nilai Islam dan pendekatan rasional untuk memahami hakikat, tujuan, dan metode dakwah secara lebih mendalam. Artikel ini menelusuri sejarah lahirnya filsafat dakwah, perkembangannya dalam dunia akademik, serta implementasinya dalam konteks sosial keagamaan di Indonesia. Kajian ini menunjukkan bahwa filsafat dakwah bukan sekadar teori abstrak, melainkan landasan konseptual bagi gerakan dakwah yang progresif, adaptif, dan kontekstual terhadap perubahan zaman.
Pendahuluan
Dakwah dalam Islam tidak hanya dimaknai sebagai seruan untuk beribadah atau menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga sebagai usaha sistematis membentuk kesadaran spiritual dan sosial umat manusia. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam, muncul kebutuhan untuk melihat dakwah dari sisi filosofis. Dari sinilah lahir apa yang disebut sebagai filsafat dakwah, yakni upaya rasional dan reflektif dalam memahami esensi dakwah secara menyeluruh---baik dari aspek tujuan, prinsip, maupun metode.
Filsafat dakwah berfungsi menjembatani antara nilai-nilai wahyu dan realitas sosial. Ia menegaskan bahwa dakwah bukan sekadar kegiatan praktis, melainkan proses intelektual yang memerlukan dasar pemikiran logis, ilmiah, dan kontekstual agar pesan Islam dapat diterima di berbagai lapisan masyarakat.
Sejarah Lahirnya Filsafat Dakwah
Akar filsafat dakwah dapat ditelusuri sejak masa klasik peradaban Islam. Pemikir seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun telah mengemukakan pandangan filosofis tentang manusia, masyarakat, dan etika dakwah, meski belum secara eksplisit menyebutnya sebagai filsafat dakwah. Pemikiran mereka memberi fondasi bagi lahirnya disiplin keilmuan dakwah yang bersifat reflektif dan rasional.
Memasuki abad ke-20, filsafat dakwah berkembang sebagai bidang akademik yang berdiri sendiri. Di Indonesia, pengkajian ini mulai sistematis setelah berdirinya lembaga pendidikan Islam formal seperti IAIN (kini UIN), yang membuka Fakultas Dakwah. Melalui lembaga ini, filsafat dakwah dipelajari bukan hanya sebagai praktik keagamaan, tetapi juga sebagai ilmu yang memiliki kerangka teoretis dan metodologis.
Perkembangan dan Implementasi Filsafat Dakwah
1. Aspek Konseptual
Filsafat dakwah menegaskan bahwa dakwah tidak hanya mengajak pada ibadah ritual, melainkan juga membangun kesadaran sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang sejalan dengan nilai Islam. Dengan demikian, dakwah memiliki misi transformasi sosial untuk menciptakan masyarakat yang berkeadaban.
2. Aspek Metodologis