Mohon tunggu...
DEM Semarang
DEM Semarang Mohon Tunggu... Lainnya - Dewan Energi Mahasiswa Semarang

Merupakan organisasi mahasiswa yang fokus bergerak pada kedaulatan energi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Literasi Energi Demi Kedaulatan Energi NKRI

9 Mei 2020   19:04 Diperbarui: 9 Mei 2020   19:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasikh Saifan Ahmad (Staff Research and Development DEM Semarang)

"Kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat kita bisa melompat dan mendahului bangsa lain. Kita butuh terobosan-terobosan jalan pintas yang cerdik yang mudah yang cepat. Kita butuh SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila"
Pidato Presiden Jokowi di HUT RI ke-74

Sudah tertulis jelas bagaimana peran penting ilmu pengetahuan dalam kemajuan bangsa. Dalam kemajuan ilmu pengetahuan, tentu tidak akan terlepas dengan yang namanya literasi. Literasi memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan keterbukaan pemikiran seorang individu ataupun masyarakat. Masyarakat yang berliterasi pasti akan mudah dalam menerima perubahan dan pembaruan. Mudahnya masyarakat dalam menerima perubahan dan pembaruan tentu akan memudahkan proses penyesuaian di berbagai sektor di masa ini maupun untuk masa mendatang, tak terkecuali sektor energi.

Saat ini salah satu hal penting yang dibahas dalam sektor energi Indonesia adalah mengenai kedulatan energi. Kedaulatan energi saat ini merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dan dicermati. Hal ini dikarenakan urgensi energi itu sendiri yang menyangkut dengan pertahanan dan keamanan Indonesia. Kedudukan strategis sektor energi tentu sangat memengarui ketahanan dan keamanan negara. Maka dari itu, kedaulatan energi ini secara khusus tersirat di nawacita Presiden Joko Widodo dalam visi pembangunannya.

Akan tetapi, dalam proses pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang menyertai, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah terkadang lamban dan rumit dalam membuat regulasi dan birokrasi. Akan tetapi,  di sisi lain masyarakat juga tidak peduli dan "ngeh" terhadap kedaulatan energi. Ketidakpedulian masyarakat tentu disebabkan oleh beberapa faktor, tak terkecuali adalah mengenai pemahaman atau literasi mereka terhadap energi.

Pemahaman atau literasi yang rendah terhadap energi tentu membuat urgensi dari kedaulatan energi menjadi terkesampingkan. Masyarakat yang memiliki literasi energi yang rendah pasti akan menganggap isu ini tidak penting sehingga muncul anggapan bahwa mereka tidak perlu andil dalam hal ini. 

Anggapan seperti ini membuat partisipasi masyarakat terhadap kedaulatan energi menjadi sangat rendah sehingga membuat kedaulatan energi NKRI menjadi terancam karena kurangnya kesadaran dari warganya. Terancamnya kedaulatan energi akan berdampak dengan terancamnya NKRI, mengingat energi merupakan sektor yang vital dan strategis yang menjadi rebutan banyak pihak. Kondisi ini tentu sangat tidak diinginkan dan sebisa mungkin kita harus hindari.

Maka dari itu, sudah waktunya perhatian mengenai literasi energi mendapat perhatian secara khusus oleh seluruh elemen bangsa. Rakyat dan pemerintah harus berkolaborasi dalam menciptakan literasi energi yang tinggi. Pemerintah sebagai pembuat regulasi harus mulai membuat program-program peningkatan literasi energi untuk rakyat. Hal ini berbanding lurus dengan rakyat sebagai pelaksana regulasi. 

Rakyat harus mematuhi dan menjalankan program peningkatan literasi ini dengan sepenuh hati dan bersemangat tinggi. Ketika kolaborasi mengenai peningkatan literasi energi itu terlaksana dengan baik, sudah tentu kesadaran mengenai kedaulatan energi pasti meningkat sehingga kedaulatan energi dapat terjaga. Kedaulatan energi yang terjaga atau berdaulat akan membuat NKRI menjadi kuat dan disegani oleh bangsa-bangsa di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun