Pemerintahan Presiden Joko Widodo dikenal dengan pembangunan infrastruktur yang masif di seluruh negeri. Namun dalam membangun itu, Presiden Jokowi meninggalkan cara pikir lama yang 'Jawa-sentris' beralih menjadi cara pandang 'Indonesia-sentris'.
Dengan begitu, berbagai proyek pembangunan tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa saja, namun justru lebih menitikberatkan pada wilayah di luar Jawa. Hal itu dilakukan untuk meratakan pembangunan di seluruh Indonesia.
Untuk mendorong adanya pemerataan pembangunan itu, Presiden Jokowi membangun infrastruktur di daerah, seperti jalan raya di wilayah pedalaman, bandara, pelabuhan, dan irigasi.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengembangkan fasilitas infrastruktur di Jawa, seperti pengembangan jalur kereta api Bandara Soekarno-Hatta. Juga pembangunan Bandara Kertajati di Jawa Barat.
Kemudian, untuk menyejahterakan masyarakat setempat dan menguatkan daya rakyat, Presiden Jokowi menginstruksikan agar dalam setiap proyek infrastruktur selalu melibatkan masyarakat sekitar.
Dengan begitu berbagai proyek akan membantu pertumbuhan ekonomi di daerah. Sekaligus turut membuka lapangan kerja di daerah.
Adanya berbagai pembangunan tersebut menjadi bukti bahwa Presiden Jokowi aktif mendorong adanya paradigma Indonesia-sentris yang berkeadilan.
Visi Indonesia-sentris itu sendiri juga terus diawasi dan dievaluasi langsung oleh Presiden Jokowi. Presiden selalu ingin melihat langsung pelaksanaan pembangunan berbagai proyek.
Bahkan, untuk di Papua sendiri, Presiden rela menggunakan motor trail guna bisa menembus jalan di wilayah pedalaman.
Itulah sebagian dari cerita pemerintahan Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dan negara. Kita bisa terus mengingatnya, sekaligus menjadi motivasi agar pemerataan ekonomi yang berkeadilan ini terus berlanjut di kemudian hari.