Mohon tunggu...
Dewi Mariyati
Dewi Mariyati Mohon Tunggu... Lainnya - as long as

Pembelajar amatir kadang nulis kadang enggak, seringnya nulis tapi disimpen doang Ig @dewimariyati_

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ulasan Buku "Seni Hidup Minimalis"

5 September 2020   16:23 Diperbarui: 5 September 2020   16:38 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku seni hidup minimalis Karya Freanine Jay | dokpri

Why? Kita sering penat melihat kamar/rumah yang berantakan dan berdalih sibuk tak punya waktu buat beresin semuanya. Yakin sibuk banget? Coba mari kita berfikir, jangan-jangan kamu cuman males atau jangan-jangan barang kamu yang kebanyakan, hayoo

Semakin banyak barang akan semakin banyak tenaga, uang, waktu yang kita keluarkan buat merawat, membersihkan dan menyimpan si barang. Nah semakin sedikit barang yang dipunya secara otomatis akan semakin sedikit waktu, uang dan tenaga yang dikeluarkan. 

Tenaga, waktu dan uang yang kita punya bisa kita manfaatkan untuk berkreasi, menikmati waktu luang atau mungkin menjalankan hobi. Jadiii, ingat-ingat selalu ya, miliki yang perlu dimiliki saja (yang bermanfaat dan secukupnya).

  1. Sedikit barang= lebih merdeka

Hampir sama dengan sedikit barang sedikit stres, bayangkan kita jalan-jalan hanya perlu membawa satu ransel saja, lebih simpel dan bebas kan? Gak perlu repot-repot bawa koper, nenteng tas dan masih gendong ransel, hah baru bayangin aja udah kerasa ribetnya. 

Lagi-lagi biasakan punya barang yang perlu-perlu saja dan tentu saja secukupnya. Punya banyak barang lalu menyimpannya dalam konteiner/box saja bukanlah solusi, memang terlihat rapi tapi bayangkan saat kamu sendiri tidak ingat barang apa saja yang kamu simpan, diwaktu kamu menginginkan barang tersebut yang ada hanya membongkarnya lagi hingga barang yang kamu inginkan ketemu atau mungkin tidak kamu temukan sama sekali.

Minimalis mengajarkan kita untuk memiliki ruang gerak, barang kita ada untuk melayani kita bukan sebaliknya. Ketika tidak terikat dengan barang, kita bisa menikmati hidup, menjalin hubungan dengan orang lain, berpartisipasi dalam masyarakat, dan lebih terbuka untuk pengalaman baru.

  1. Lepaskan keterikatan dengan barang

Menurut ajaran Zen dalam agama Budha, agar bisa merasakan kebahagiaan hakiki, kita harus mampu melepaskan ikatan dengan hal-hal duniawi. Eitss tapi kita tidak harus mencapai titik se ekstrem itu, tapi meneladani sikap tersebut akan sangat membantu dan mempermudah proses merapikan rumah kita. 

Untuk menumbuhkan konsep ini kita butuh latihan hingga kita sadar, bahwa barang kita sebenarnya tidak begitu penting. Gak lucu kan kalau kita meninggal dan anak cucu kita membongkar rumah kita yang mereka temui hanya sekumpulan wadah plastik, buku catetan di masa sekolah, tumpukan struk belanjaan, baju-baju pudar di lemari atau barang-barang yang mereka anggap rongsokan. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, yok bisa yoook

  1. Jadilah penjaga pintu yang baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun