Hari Kesaktian Pancasila, Makna dan Dampak Positif terhadap Pendidikan Islam di Indonesia
Deli Purnawan/ Mahasiswa Pascasarjana Kelas Reg.IE UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Fenomena kebangsaan Indonesia hari ini diwarnai oleh tantangan globalisasi, disrupsi teknologi, serta ancaman radikalisme yang dapat menggerus nilai-nilai kebangsaan. Asumsi yang berkembang ialah bahwa Pancasila, sebagai dasar negara, tetap relevan dan menjadi pedoman moral serta ideologis bangsa. Namun, terdapat gap antara nilai ideal Pancasila dengan implementasinya dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Masalah ini menuntut adanya reaktualisasi makna Pancasila agar mampu menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan mengkaji makna Hari Kesaktian Pancasila serta dampak positifnya terhadap pendidikan Islam di Indonesia sebagai bagian dari upaya membangun generasi cerdas, religius, dan nasionalis.
Pertama, Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober memiliki makna historis sekaligus moral bagi seluruh warga negara Indonesia. Peringatan ini lahir dari pengalaman sejarah bangsa yang pernah menghadapi ancaman ideologi yang berupaya menggantikan Pancasila. Bagi masyarakat Indonesia, momentum ini menjadi pengingat bahwa Pancasila adalah dasar negara yang kokoh dan tidak tergantikan. Hari Kesaktian Pancasila juga meneguhkan semangat persatuan, kebersamaan, dan cinta tanah air di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama. Dengan demikian, makna Hari Kesaktian Pancasila adalah menjaga keutuhan NKRI sekaligus menguatkan identitas bangsa dalam menghadapi tantangan masa kini.
Kedua, Bagi pendidikan Islam, Hari Kesaktian Pancasila bermakna sebagai penghubung antara nilai-nilai kebangsaan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil-'alamin. Pancasila tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, melainkan menguatkan komitmen pendidikan untuk membentuk insan kamil yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Momentum ini dapat dijadikan refleksi bahwa pendidikan Islam memiliki tanggung jawab ganda: membina peserta didik agar taat kepada Allah sekaligus menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian, Hari Kesaktian Pancasila mempertegas bahwa pendidikan Islam di Indonesia berperan penting dalam mencetak generasi muslim yang nasionalis, moderat, dan peduli terhadap persatuan bangsa.
Ketiga, Peringatan Hari Kesaktian Pancasila membawa dampak positif dalam dunia pendidikan Indonesia. Pertama, memperkuat pendidikan karakter berbasis Pancasila, seperti cinta tanah air, gotong royong, toleransi, dan keadilan. Kedua, mendorong integrasi nilai kebangsaan ke dalam kurikulum pendidikan nasional, termasuk di sekolah-sekolah Islam. Ketiga, menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa pendidikan bukan hanya mencetak insan cerdas secara intelektual, tetapi juga bermoral dan berjiwa kebangsaan. Keempat, meminimalisasi potensi radikalisme dan intoleransi yang sering menyusup ke dunia pendidikan. Dengan demikian, Hari Kesaktian Pancasila menjadi instrumen penting dalam membangun pendidikan yang inklusif, religius, dan berwawasan kebangsaan.
Keempat, Dunia pendidikan Islam memiliki kontribusi strategis dalam mengisi Hari Kesaktian Pancasila agar tercapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pertama, melalui penguatan kurikulum integratif yang mengaitkan ajaran Islam dengan nilai Pancasila. Kedua, membentuk kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler yang menumbuhkan nasionalisme, seperti upacara, kajian kebangsaan, dan bakti sosial. Ketiga, membekali peserta didik dengan literasi ideologis untuk menangkal paham yang menyimpang dari Pancasila maupun Islam. Keempat, melahirkan generasi muslim moderat yang mampu menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan kontribusi tersebut, pendidikan Islam berperan aktif menjaga kesaktian Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Summary:
Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan bangsa akan pentingnya persatuan, nilai moral, dan ideologi kebangsaan. Bagi pendidikan Islam, momentum ini meneguhkan integrasi iman, ilmu, akhlak, dan nasionalisme. Dampaknya memperkuat pendidikan karakter, mencegah radikalisme, serta mendorong kontribusi pendidikan Islam dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI