Mohon tunggu...
Delicia
Delicia Mohon Tunggu... profesional -

GP, White Lily

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kolam Susu Hanya Untuk SPA Kaum Borju

17 Agustus 2011   14:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri kita kaya...ada intan, emas, berlian di dalamnya. Ada kekayaan laut dan darat... kita tak perlu khawatir bakal kelaparan dan kehausan. Biji-bijian akan tumbuh sesudah dilemparkan, tongkat bisa jadi tanaman. Tidak akan ada yang dahaga dan kehausan karena ada kolam susu yang di dalamnya ada ikan-ikan. Kita akan sehat berkecukupan, tanpa satu orangpun menderita gizi buruk atau busung lapar. Ketika dilepaskan jala dan kail maka kita jangan takut pasti akan ada makanan kaya gizi untuk makan siang dan malam.

Asyiknya...kita punya kolam susu, untuk anak dan cucu. Kolam susu bukan ada di negeri dongeng...memang ada ditengah kita. Namun kenapa ada yang takut hari ini dan besok tidak bisa makan?, kenapa masih takut akan kehausan?, kenapa ada anak gizi buruk atau busung lapar, apakah ayah ibunya tidak memberi mereka makan atau karena tidak ada makanan?.

Sahut orang-orang kecil " kolam susu itu cuma mitos, gak ada di sini...yang ada cuma kolam air mata, kami masih mandi dengan menceburkan diri ke sungai yang penuh limbah dan menjadi jamban umum itu, kami makan dan minum bermandikan tetesan keringat dan air mata ".

Jadi di mana kolam susu yang hebat dan kesohor itu?, apakah hanya ada di syair lagu? atau di negeri dongeng?.

Oh...ternyata, kolam susu bukanlah milik kita, yang memilikinya cuma orang-orang hebat dan juga kesohor. Mereka yang berendam saat kepanasan, mereka yang berendam saat mencari ketenangan, dan mereka yang memiliki segalanya. Periuk-periuk kosong bercerita bahwa kolam susu terlalu mahal buat kita, kita tak pantas menanti tetesan percikan susunya.

Bukankah mereka yang sudah punya segalanya itu tidak lagi butuh susu?, sudah terlalu berisi badannya sampai-sampai susah menundukkan kepalanya, susah menoleh, dan mengantuk dalam kekenyangan. Mereka bukan mengais dari pinggiran kolam, namun menceburkan diri berendam dengan tenang...sibuk memikirkan bagaimana mereguk susu sampai tak tersisa, sibuk dalam perawatan tubuh dan kulit agar nampak elok rupawan. Jangan sesekali mencoba mengusiknya, karena itu bukan kolam susumu untuk makan dan minummu...tapi adalah kolam susu SPA buat kaum borju.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun