Saya sendiri tidak tahu kenapa pilihan diksi nya seperti itu. Bahwa anak yang akan menjadi investasi bagi kita adalah anak yang baik dan dia mendoakan kita. Bukan anak yang baik tapi tidak mendoakan kita. Atau diksinya hanya menyebut anak yang mendoakan kita. Karena bila hanya disebut "Anak" saja tanpa embel-embel anak baik, berarti baik anak baik dan anak tidak baik akan menjadi investasi. Selama dia mendoakan kita.
Hanya saja dalam kehidupan nyata, saya sendiri kerap menemukan adanya anak-anak yang tumbuh berkembang menjadi anak baik namun bukan hasil intervensi orang tuanya. Dia menjadi anak baik, karena di didik oleh lingkungan atau oleh orang-orang yang justru tidak pernah melahirkannya. Sementara orang tua, abai terhadap dirinya. Bahkan dalam beberapa kesempatan, kadang saya temukan anak yang tumbuh dan memiliki karakther baik, bertentangan dengan karakther orang tuanya. Dia tumbuh dan berkembang menjadi baik, karena belajar sendiri dari lingkungan nya, bukan karena arahan orang tuanya.
Sepertinya kalimat itu memang bukan hanya menegaskan adanya anak baik yang mendoakan kita, tetapi juga anak yang tumbuh berkembang dengan baik dimana orang tua mempunyai intervensi dalam proses tumbuh kembang nya. Karena secara psikologis, anak-anak seperti itulah yang akan ingat orang tuanya dan secara otomatis mendoakan orang tuanya. Karena dia merasa tumbuh kembangnya juga berkat intervensi orang tuanya.
Waallahu'alam bishawab