Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perjalanan Manusia dan Film "The Lost City of Z"

25 Juli 2020   14:10 Diperbarui: 26 Juli 2020   14:39 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FILM - The Lost City of Z (2017) | IMDb via tribunnewswiki.com

Berbeda dengan Plato, Aristoteles yang lebih muda tidak mengacungkan tangannya keatas dengan satu jari. Tapi mengembangkan telapak tangannya, sehingga kelima jari nya terlihat, dan menghadapkannya ke bawah. 

Aristoteles seolah ingin berkata, bahwa setelah kita membicarakan hal-hal ideal yang sifatnya melangit, mari kita turun ke bumi. Mari kita lihat ke apa yang terjadi di bumi. Sikap ini seperti menggambarkan ide dasar filsafat Aristoteles yang bercorak realisme. Bahwa yang hakiki itu adalah apa yang dilihat, dirasakan di alam nyata. Itulah yang mesti diperhatikan dan dikaji lebih jauh.

Karenanya Aristoteles dikenal sebagai filosof yang membicarakan materia, membuat klasifikasi yang sangat ketat dari setiap realitas yang dia temui dan dan menyukai ilmu alam seperti biologi. Karya-karya Aristoteles dikenal sangat sulit dicerna. Selain karena yang muncul itu hanyalah diktat-diktat kuliah bukan sebuah buku yang sengaja ditulis sengaja oleh Aristoteles, juga karena bahasanya sangat kering.

Karena Plato dianggap lebih idealistik, menghargai sesuatu yang sifatnya abstrak diluar kenyataan, serta yang ideal dan tunggal itu ditafsirkan sebagai Tuhan oleh Plotinus, maka banyak agamawan yang mengikuti filsafat Plato. Kebanyakan pemikir gereja juga filosof muslim seperti Ibn Sina, Al-Ghazali, Suhrawardi dianggap sebagai filosof neo-plotinus. 

Namun karena cara pandang neo-plotinus berkembang menjadi lebih mistis, orang menganggap bahwa cara berpikir Plato inilah yang menjadi pangkal kemunduran manusia. Orang selalu menghubungkan setiap kejadian yang dihadapi manusia kepada sesuatu yang sangat abstrak dan mistis. Jadinya manusia jumud.

Sebaliknya terjadi dengan para pengikut Aristoteles. Realisme Aristoteles membuat orang untuk lebih intens mengkaji fenomena alam sehingga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam sejarah Islam misalnya. Masa kejayaan Islam adalah ketika para filosof muslim memperkenalkan pemikiran-pemikiran Aristoteles. 

Filsuf muslim seperti Al-Farabi pada masanya disebut sebagai guru kedua karena guru pertamanya adalah Aristoteles. Ibnu Rusyd disebut sebagai "Great Commentator" karena kemampuannya mengurai pemikiran Aristoteles yang rumit untuk lebih mudah bisa difahami. Atau Ibnu Sina. Meski dikenal sebagai neo-platonis, tetapi sangat tekun memperhatikan fenomena alam sehingga menjadi pakar dunia kedokteran.

Ketika Islam jaya karena mengambil filsafat Aristoteles yang bercorak realism, Barat justru mundur karena sangat neo-Platonis yang mistis dan idealistis. Namun selanjutnya keadaan berbalik. Islam dianggap mundur karena menjadi sangat mistis. Abai untuk menelaah realitas sehingga sains nya mundur. 

Sementara pada saat bersamaan, rintisan Ibn Rusyd yang memperkenalkan pemikiran filsafat Aristoteles, diambil Barat. Thomas Aquinas, salah satu pemikir gereja brilian terkemuka yang sangat kritis terhadap Ibn Rusyd tetapi sangat terbantu dengan karya-karya Ibn Rusyd, berhasil mengintegrasikan pemikiran realisme Aristoteles dengan iman gereja yang platonis. 

Seperti juga Ibn Rusyd yang melalui filsafat Aristoteles bisa menjelaskan tidak adanya pertentangan antara syariah, yang sangat realism, dengan iman, yang sangat idealis.

Sebagaimana diketahui, Plato dan Aristoteles sendiri adalah orang Yunani. Mereka adalah para filosof Yunani yang pemikirannya mampu merubah perjalanan hidup manusia sampai sekarang. Pemikiran-pemikiran Plato dan Aristoteles muncul ke permukaan setelah orang intens mengkaji peninggalan Yunani yang kaya. Jadi secara sekilas, perjalanan kehidupan manusia sedikit banyaknya dipengaruhi oleh alam pikiran Yunani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun