Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Invictus", Cara Nelson Mandela Menghadapi Polarisasi Politik di Afrika Selatan

4 Desember 2019   17:57 Diperbarui: 4 Desember 2019   18:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Meskipun sebagai Timnas Afrika, tapi dia lambang supremasi kulit putih dan hanya diisi oleh pemain berkulit putih. Karenanya ketika Bokke bermain, warga kulit putih akan mendukung siapapun yang menjadi lawan Bokke. Bahkan seorang anak kulit hitam miskin Afrika, tidak akan mau diberi baju timnas Rugby Afrika meski gratis dan dia sangat membutuhkannya. 

Mandela sendiri yang dengan lapang dada mendukung Bokke secara terbuka beberapa saat setelah menjadi Presiden, bukan hanya menimbulkan kekecewaan bagi pemilihnya para warga kulit hitam, tapi juga mendapat lemparan dari warga kulit putih yang tidak rela Tim Rugby kesayangannya didukung Mandela yang hitam.

Invictus sendiri adalah judul sebuah puisi yang ditulis Sastrawan Inggris era Victoria, William Ernest Henley. Puisi yang ditulis tahun 1875 dan dipublikasilan tahun 1888. Puisi ini menceritakan tentang orang yang bisa mengendalilan Jiwa nya dan tidak pernah putus harapan dalam setiap perjuangannya dan terus membangun optimisme. Invictus inilah yang dibaca Mandela ketika dalam penjara dan menguatkannya dalam memperjuangkan persamaan hak atas warga kulit hitam di Afrika


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun