Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"It Is a Wonderful Life" Menjadi Kesayangan yang di Langit

28 April 2019   09:00 Diperbarui: 28 April 2019   09:14 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon di dunia ini setidaknya ada dua tempat yang bisa memberikan gambaran sangat tepat tentang pentingnya memberi dan buruknya mementingkan diri sendiri. Kedua tempat itu adalah Danau Galilea dan Laut Mati yang terletak di sekitar negara Palestina, Suriah dan Libanon.

Galilea adalah Danau besar yang menjadi sumber kehidupan bagi ikan dan makhluk hidup yang ada didalamnya. Dalam Air hangat Danau Galilea terdapat banyak flora dan fauna yang hidup. Di danau ini terdapat flore Fitoplankton, fauna Zoonplankton, Benthos dan ikan-ikan seperti Talipa. Fauna yang terdapat di Galilea pun sangat beragam.

Danau Galilea bukan hanya menjadi sumber kehidupan bagi tumbuhan dan hewan, tetapi juga sumber kehidupan bagi manusia. Airnya mengalir ke sekeliling sehingga danau ini dikelilingi taman-taman yang indah dan hijau serta peternakan. 

Air nya juga jernih dan bersih sehingga menjadi sumber air minum manusia sehingga banyak orang yang membangun rumah di sekelilingnya. Banyak orang mengunjungi Danau ini untuk menikmati keindahannya. Disebutkan bahwa Yesus Kristus yang suci pernah berlayar di Danau ini beberapa kali.

Danau Galilea menerima air dari Sungai Jordan dan setelah itu mengalirkan kembali airnya ke sungai-sungai yang berada di sekitar Palestina dan Yordania. Sirkulasi air dan udara di Danau menjadi lebih bersih. Dengan kondisi Danau yang bersih dan kadar garam yang baik, banyak fauna dan flora yang datang mendiami Danau ini.


Selain Danau Galilea, di derah ini juga ada Danau Laut Mati (Dead Sea). Berbeda dengan Danau Galilea yang memberikan kehidupan bagi banyak makhluk hidup, Laut Mati seperti tidak memberikan kehidupan bagi makhluk hidup didalamnya dan manusia sekitarnya. 

Kadar garamnya sangat tinggi sehingga tidak ada satu flora dan fauna pun yang hidup disana. Kondisi di sekeliling Danau juga Gersang dan Danaunya mengeluarkan bau yang tidak sedap. Sulit bagi orang untuk tinggal di sekeliling Laut Mati.

Laut Mati menerima aliran Air dari sungai Yordan, tetapi airnya tidak mengalir keluar kembali. Hanya menerima aliran air, tetapi tidak menyalurkannya kembali. Seperti namanya, Laut Mati seperti menghadirkan kematian bagi sekelilingnya. Banyak turis berdatangan ke tempat ini untuk menikmati sensasi mengapung diatas airnya. 

Namun para turis mesti diingatkan untuk berhati-hati karena efek kadar garam yang tinggi tidak hanya membuat orang bisa terapung diatasnya, tetapi juga akan merusak mata. Bila Yesus Kristus disebutkan pernah berlayar diatas Danau Galilea, maka Danau Laut Mati konon adalah tempat dimana kaum Nabi Luth ditenggelamkan Tuhan.

Bila orang banyak mengatakan bahwa kedua danau diatas adalah gambaran sempurna dari alam tentang keutamaan memberi dan kehidupan yang baik dalam siklus memberi-menerima, maka menurut saya film "It's A Wonderful Life" yang disutradaria Frank Capra adalah film terbaik yang pernah saya tonton yang menceritakan tentang keutamaan memberi. Judul film yang akan mengingatkan kita pada film lainnya yang tidak kalah menarik yaitu"Life is Beutiful" dari Roberto Benigni

Dalam "It Is A Wonderful Life" Capra menceritakan tentang seorang George Bailey (James Stewart) yang mempunyai obsesi untuk kuliah, keliling dunia dan keluar dari kota kelahirannya yang kecil dan menurutnya membosankan. Namun Bailey mesti menghapus seluruh obsesi tersebut demi meneruskan aktivitas socio enterpreneur yang sudah dijalankan ayahnya.

Hal yang menarik dari figur Bailey adalah ketika Capra juga tidak menghilangkan unsur manusiawi model kehidupan yang dijalani Bailey. Putus asa, marah-marah, penyesalan atas keputusan yang sudah diambil, menjadi sesuatu yang juga dialami Bailey. Capra tidak menggambarkan Bailey sebagai seorang malaikat yang tidak pernah menyesal karena sudah membantu orang lain.  

Hal menarik lain yang digambarkan Capra dalam film ini adalah dimensi socio-economic Amerika itu sendiri. Digambarkan bagaimana kerasnya Bailey yang menjalankan institusi bisnis berdasarkan prinsip sosial dan kesejahteraan, mesti berhadapan dengan Potter yang menjalankan bisnis yang sangat eksploitatif. 

Capra seperti sedang menggambarkan Potter sebagai simbol kapitalisme Amerika yang rakus, eksploitatif dan ingin menguasai semuanya tanpa batas. Seperti yang diungkap Tony Fernandez CEO Air Asia, Potter adalah tipikal orang kaya yang ingin mengunyah apa yang sesungguhnya tidak bisa dia telan.

Meski seperti itu, Capra memberikan sindiran secara halus dan keras tentang Potter. Dalam visualisasi Capra, Potter memang orang kaya raya dan hampir memiliki semua yang ada di kota kecil itu, namun Potter seperti tidak memiliki apa-apa kecuali perusahaannya sendiri. Dalam film itu digambarkan tentang Potter yang hidupnya hanya diiringi oleh seorang pegawai yang kemana-mana mendorong kursi rodanya. 

Tidak ada kehidupan dengan teman-teman, dengan Ibunya, juga kebersamaan dengan anak dan Istri seperti yang ditunjukan pada diri Bailey. Dalam satu percakapakan, Bailey sempat mengejek Potter sebagai orang yang tidak bisa menikmati apa yang sudah dia miliki.

Film hitam putih ini, karena diproduksi pada tahun 1946, adalah visualisasi dari cerita pendek dan booklet berjudul The Greatest Gift dari Philip Van Doren Stern yang ditulis tahun 1939 dan dipublikasikan 4 tahun kemudian. It's A Wonderful Life sudah menjadi film yang sangat disukai dunia sinema di Amerika sepanjang massa dan menjadi tontonan tradisional ketika Natal tiba. 

Karena film ini juga menggambarkan malam Natal yang menjadi titik penting kehidupan seorang Bailey. Bukan hanya itu, film ini juga dianggap sebagai one of the greatest film of all time dan diantara 100 film Amerika terbaik yang pernah dibuat dan film Amerika yang paling menginspirasi sepanjang waktu.

Ketika mengetahui bahwa "It Is A Wonderful Life" menjadi film yang sangat inspiratif dan menjadi tontonan masyarakat Amerika pada waktu Hari Natal, disini sebetulnya saya sering sedih dan malu sendiri. Karena di Indonesia, film Amerika yang menjadi tontonan ketika Hari Natal adalah Home Alone. Film yang saya sendiri masih meraba-raba nilai-nilai apa yang hendak diperkenalkan kepada penontonnya.

Mungkin hal menarik lain yang juga membuat saya tersenyum dan tidak bisa lupa dari film ini adalah ketika Capra menunjukan unsur langit, yang dalam film ini direpresentasikan dalam dialog antara para Malaikat di langit, yang memantau kehidupan Bailey. Kemudian Malaikat dari langit turun ke Bumi untuk menolong Bailey yang sedang putus asa. 

Clarence, sang malaikat yang dalam bahasa sekarang bisa kita sebutkan sebagai Malaikat KW kesekian, tidak hanya mengingatkan bahwa Bailey sudah menolong orang sekitarnya tetapi juga sudah menolong dirinya sebagai Malaikat. Secara berseloroh, Capra menggambarkan bahwa kualitas Clarence sang Malaikat kaleng-kaleng naik derajat karena sudah membantu Bailey.

Ketika yang dilangit memperhatikan hidup Bailey dan Clarence sang Malaikat turun ke Bumi untuk menolong Bailey inilah saya langsung ingat ucapan Nabi. Kata Nabi "Irhamu man fil ardhi, yarhamuka man fi sama" Kamu cintai apa yang ada di Bumi, niscaya yang di langit pun akan mencintaimu.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun