Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The 12th Man", Bukan Sekadar Mempertahankan Diri

6 Agustus 2018   17:19 Diperbarui: 6 Agustus 2018   17:27 4413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu ketika Hamid Estili dan Mahdi Mahdivikia mencetak goal pertama dan kedua Iran ke gawang Amerika, ekspresi yang muncul bukan hanya tentang seorang pemain Sepakbola yang berhasil menjebol gawang lawan, tetapi tentang seorang Iran yang sudah bisa menghancurkan Amerika yang arogan dan digdaya. Ekspresi ini juga yang muncul di masyarakat Iran. Skor 2-1 seperti mengalahkan segala macam embargo dan tudingan Amerika terhadap Iran

Begitulah kira-kira gambaran yang muncul dalam film The 12th Man ini. Film perang yang berlatar belakang Perang Dunia II dengan Jerman dan Norwegia sebagai aktornya. Tetapi film ini bukan hanya tentang perang tetapi beyond a war.

Diproduksi pada tahun 2017, film ini menceritakan kisah nyata yang terjadi pada tahun 1943 berdasar buku berjudul Jan Baalsrud and Those Who Saved Him, yang ditulis Tore Haug dan Astrid Karlsen Scott.

Awalnya bermula pada 9 April 1940 ketika Jerman berhasil menduduki Norwegia yang diikuti dengan perintah Hitler yang menjadikan negeri skandinavia itu sebagai benteng. Seketika kapal tempur, kapal bawah laut maupun kapal di permukaan laut dikirim ke Utara Norwegia.

Demi merebut kembali Norwegia, maka pasukan sekutu melatih pasukan Norwegia di Skotlandia pada tahun 1943 dengan Inggris sebagai penanggung jawabnya. Inggris dan Norwegia pun merancang sebuah upaya sabotase.

Maka pada 24 Maret tahun itu, dikirimlah 12 orang tentara perlawanan Norwegia dengan memakai kapal laut sambil membawa 6-7 ton TNT untuk meledakan lapangan udara dan beberapa fasilitas Jerman di Norwegia. Operasi Martin Red, begitu operasi sabotase ini diberi nama.

Sayangnya, operasi mereka terdeteksi oleh Jerman. Pasukan perlawanan Norwegia tertangkap dan dieksekusi mati. Tetapi ada satu orang yang berhasil meloloskan diri. Dialah Jan Baalsrud yang berusaha menyelamatkan diri dengan berjalan menuju Swedia. Sebuah negara yang dikenal wilayah netral.

Upaya pelarian Jan Baalsrud inilah yang menarik dan dramatis. Upaya yang tidak hanya mengungkap heroisme seorang Baalsrud Nazi, tetapi juga upaya penduduk Norwegia.

Secara fisik, sebetulnya menjadi hal mustahil bagi Baalsrud untuk lepas dari kejaran Nazi. Dengan membawa luka tembak di kaki dan mesti berhadapan dengan cuaca dingin dibawah nol derajat khas negeri skandinavia, Baalsrud mesti mengerahkan seluruh tenaga dan menguatkan mental untuk lepas dari kejaran Nazi. Baalsrud tidak hanya harus berjalan dengan kaki infeksi, tetapi juga harus tetap bergerak dikala kakinya sudah tidak bisa digerakan lagi.

Sebagaimana judul buku yang menjadi dasar, film ini juga menceritakan upaya penduduk lokal yang membantu. Baalsrud tidak akan pernah mencapai perbatasan Swedia tanpa ada bantuan dari Gudrun, Marius, Sigurd, Walthers dll. Mereka adalah penduduk lokal yang berupaya membantu meloloskan Baalsrud dari kejaran Kurt Stage, komandan Nazi Jerman di Norwegia.

Secara besaran maka antara Staze, Nazi, Baalrsud dan penduduk lokal Norwegia pastilah tidak berbanding lurus. Kurt Stage adalah penguasa pasukan Nazi di Norwegia sementara Baaslrud hanya satu diantara 12 orang pasukan Norwegia yang lolos dengan tubuh penuh luka. Begitu juga antara Nazi dan penduduk Norwegia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun