Mohon tunggu...
Deliana Setia
Deliana Setia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm just an ordinary person, living this beautiful life that God gave me www.kitadankota.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pekan Rakyat Jakarta di Monas Pestanya Rakyat Jakarta

12 Juni 2014   22:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:01 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari pada siang menjelang sore 11 Juni 2014 di kawasan Monumen Nasional tidak terlalu menampakkan kegarangannya. Sang raja siang masih sedikit bersahabat dan berbaik hati walau tetap belum cukup untuk menghilangkan gerahnya hari. Untung cukup terbantu oleh hembusan angin yang bebas hilir mudik.  Beberapa orang sibuk menata dagangannya, mempercantik penampilan standnya masing-masing, dan beberapa lainnya sibuk melayani pembeli. Para pengunjung seolah tidak ingin melewatkan momen. Berjalan dari satu stand ke stand yang lainnya, menyusur jalan-jalan di Kawasan Monas. Sekedar melihat-melihat, menilik, memilih, ketika ada yang menarik hati, transaksi pun terjadi. Kemarin adalah hari kedua penyelenggaraan Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) di Kawasan Monumen Nasional yang Selasa (10/6/2014) telah secara resmi dibuka oleh Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Mata tertumbuk pada salah satu stand yang menjual nasi bakar. Yang terlintas di benak, “Lumayan nih, untuk makan malam nanti”. Mbak Wiwit penjaga sekaligus pemilik stand nasi bakar langsung sigap dan ramah melayani, “Mau nasi bakar yang mana Mbak? Ada rasa ayam jamur, teri, ayam teri, atau peda?” Tiga bungkus nasi bakar pun berpindah tangan. Penasaran, di sela penyiapan nasi bakar, tak ada salahnya mengorek keterangan dari Mbak Wiwit.  “Buka stand di sini gratis Mbak, gak dipungut bayaran apapun, soalnya saya dapat undangan untuk ikut meramaikan acara dari Unit UKM Dinas Perindustrian dan Energi, jadi sepertinya UKM yang terdaftar di sana diundang”. Mbak Wiwit merupakan satu dari sekian banyak pelaku UKM binaan dari Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta yang turut meramaikan PRJ Monas. Dalam setiap kegiatan yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Mbak Wiwit dan ratusan UKM binaan lainnya akan diundang untuk turut berpartisipasi. Selain menampung para pelaku UKM, PRJ Monas juga menampung para pedagang kaki lima. Untuk UKM dan pedagang kaki lima, tidak dipungut biaya. Selain itu ada puluhan stand yang berbayar di PRJ Monas dan diisi oleh produk-produk besar, misal dari beberapa operator seluler, produsen beberapa produk motor dan mobil, maupun beberapa label snack yang telah cukup terkenal. Semuanya berpadu dan bersatu dalam satu kawasan Monas untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta. Ahok dalam sambutan pembukaan PRJ Monas mengungkapkan bahwa PRJ Monas bukan tandingan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair Kemayoran yang diselenggarakan oleh PT JIExpo. Beliau menegaskan, lingkup peserta dan pengunjung PRJ Kemayoran dan PRJ Monas berbeda. Lingkup peserta dan pengunjung Jakarta Fair di Kemayoran telah mencakup nasional dan internasional. Ahok menginginkan agar seluruh warga Jakarta dapat menikmati kemeriahan ulang tahun Jakarta. Tidak hanya di PRJ Kemayoran yang untuk memasuki areanya saja harus bayar. Untuk itulah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengadakan pula PRJ Monas yang bisa dikunjungi warga Jakarta secara gratis. Ide dan tujuan penyelenggaraan PRJ di Kawasan Monas sudah baik. Ahok ingin mengakomodasi warga Jakarta yang tidak mampu berkunjung ke Jakarta Fair Kemayoran dan para penduduk yang kurang mampu. Walau tidak sepenuhnya benar. Saya rasa banyak kok warga yang cukup mampu dan datang berkunjung ke PRJ Monas.

Lelah berjalan-jalan di seputar stand yang memenuhi Monas, sempat singgah beli es jeruk di salah satu stand. Ngobrol sebentar, “Agak sepi Mbak, karena terlalu banyak stand di sini, dan barangnya pun nyaris sama. Banyak pedagang kaki lima liar yang juga masuk ke sini. Awalnya dijanjikan dalam satu deret hanya ada satu yang jual minuman, tapi kenyataannya begini”. Tampak dalam jarak tidak terlalu jauh, penjual minuman lainnya banyak bertebaran. Mbak penjual es jeruk masih meneruskan penjelasannya, “Katanya kalau hari biasa buka mulai dari pukul 2 siang, tapi kenyataannya, banyak yang jualan dari pagi. Tahu gitu, saya juga datang dari pagi”. PRJ Monas resminya memang dibuka pada pukul 14.00-23.00 setiap hari, sementara khusus untuk hari Sabtu dan Minggu, dibuka lebih awal, yaitu mulai pukul 09.00-23.00.

Lanjut berkeliling lagi. Ternyata PRJ Monas tidak hanya mengakomodasi penjual makanan, pakaian, mobil, motor, telepon genggam, dan beragam barang konsumsi lainnya. Ada kerumunan orang di seputar tugu Monas yang menarik perhatian. Ternyata ada gelaran yang diberi judul “Kampoeng Dolanan Nusantara”. Penggagasnya dari beberapa komunitas penggemar mainan khas Nusantara. Seperti gelaran yang diusung oleh Komunitas Gasing Indonesia atau bermain enggrang bersama. Sempat beberapa saat berada di sana dan mencoba meletakkan gasing yang berputar di atas telapak tangan. Awalnya takut, tapi setelah diyakinkan oleh anggota komunitas gasing, berani juga mencoba. Hasilnya, “Geli-geli dikit lah.. “. Seru juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun