Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan waktu libur akhir pekan di Jakarta. Jakarta menyediakan beragam destinasi wisata maupun hiburan. Namun, terkadang, kita seolah kehabisan ide. Destinasi mana lagi yang belum terkunjungi? Sepertinya, yang satu ini layak dicoba. Ternyata tidak perlu jauh-jauh pergi ke Banjarmasin di Kalimantan Selatan atau ke Thailand sana untuk menikmati wisata pasar terapung. Di Jakarta pun ada pasar terapung, yaitu pasar yang terapung di air. Tentunya dengan beragam adaptasi yang disesuaikan dengan kondisi Jakarta. Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara pasar terapung di Banjarmasin dengan pasar terapung versi Jakarta. Tertarik? Ayo lanjut….! Pasar terapung ala Jakarta yang dimaksud, terletak di Taman Impian Jaya Ancol, sebuah kawasan wisata pantai terpadu di Utara Jakarta. Tepatnya berada di seputar Dermaga Hati. Dinamakan dermaga hati, karena jika dilihat dari atas, bentuknya seperti hati. Perbedaan mendasar yang pertama, jika di Banjarmasin pasar terapungnya berada di atas sungai, maka di Jakarta pasar terapungnya berada di atas pantai/laut. Namun intinya masih tetap sama. Sama-sama menjajakan dagangan dari atas perahu yang terapung di air. Perbedaan mendasar yang kedua, jika di Banjarmasin pembeli dan penjual sama-sama berada di atas perahu, maka di Jakarta, pembelinya cukup berada di dermaga. Biarkan para penjualnya saja yang ada di atas perahu. Namun, intinya masih tetap sama. Sama-sama menawarkan transaksi jual beli.
Pagi tadi, telah dicapai kesepakatan di antara anggota keluarga. Hari ini kita menuju Ancol untuk berolahraga. Mengapa memilih Ancol? Alasan utama, lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah. Sesekali, tidak ada salahnya untuk mencoba suasana lain. Jika kemarin joging di Monas, tidak ada salahnya jika hari ini mencoba ke Ancol. Pagi yang cerah, suasana hati yang ceria, sangat mendukung niat di hati untuk sekedar joging di sepanjang pantai Ancol. Bosan di sepanjang pantai Ancol, rencana lain sudah menanti. Tinggal pindah ke area Ocean Ecopark atau ke Pasar Seni. Keduanya merupakan lokasi favorit kami di Ancol. Berlari-lari kecil di sepanjang pedestrian pinggir pantai membawa kami untuk membelokkan arah ke Dermaga Hati. Dermaga ini sangat cocok bagi pasangan kekasih atau juga bersama keluarga untuk sekedar menikmati suasana pantai.
Beberapa perahu nelayan terlihat bersandar di pinggir dermaga. Jaring dan jala masih teronggok di ujung perahu. Beberapa nelayan terlihat sedang menata dagangannya. Dagangannya berupa ikan-ikan segar hasil tangkapan mereka. Ikan-ikan diatur sedemikian rupa berdasarkan jenisnya. Jenis ikan yang sama ditata dalam beberapa tumpukan. Semua dilakukan untuk mempermudah pembeli dalam menentukan pilihannya. Banyak pilihan ikan yang dijajakan, ada udang, kepiting, kerang, ikan kerapu, ikan belanak, dan beberapa jenis ikan lainnya. Umumnya dijual per tumpukan. Harga satu tumpukan bervariasi antara Rp. 15.000,00 hingga ratusan ribu tergantung jenis dan banyaknya ikan. Hari masih cukup pagi. Jam belum menunjukkan pukul 7. Namun suasana sudah mulai ramai. Beberapa calon pembeli terlihat menunjuk-nunjuk ikan incarannya. Tawar menawar berlangsung dan transaksi pun terjadi. Umumnya pembelinya adalah para pengunjung Ancol yang tengah berwisata atau selepas berolah raga pagi.
Ada yang menarik perhatian saya. Di salah satu perahu, tampak sepasang suami istri yang tengah menjajakan dagangannya. Dagangannya sedikit berbeda dengan pedagang lainnya. Mereka berjualan makanan matang berupa lontong sayur dan beberapa makanan matang lainnya. Mereka juga menjual beberapa jenis minuman instan siap seduh. Tak jauh dari tempat duduk mereka, masih di dalam perahu, terlihat anaknya tengah terlelap tidur. Sang anak seakan tidak merasa terganggu sama sekali. Padahal suasana riuh tengah berlangsung. Dia tetap terlelap dalam tidurnya. Mungkin dia tengah bermimpi diajak bermain peri penjaganya. Atau mungkin dia tengah dinina bobokan oleh goyangan pelan ombak Pantai Ancol. Gelombang kecil yang sesekali datang menggoyang pelan perahu, seakan ayunan pengantar tidurnya. Langsung terlintas di benak, “Waduh, tuh anak berarti ikut orang tuanya berjualan dari pagi”. Inilah Jakarta. Anak terpaksa harus ikut terlibat langsung dalam upaya pencarian nafkah keluarga. Mungkin tidak ada yang menjaganya di rumah. Mungkin orang tuanya berfikir bahwa sang anak akan lebih aman jika bersama mereka. Puas berjalan-jalan di sepanjang Dermaga Hati, saatnya untuk beranjak ke lokasi lainnya. Ancol Ocean Ecopark dan Pasar Seni telah menanti. Yuk…! Salam. (Del)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H