Mohon tunggu...
DELFINA FERNANDA
DELFINA FERNANDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

46123110014 Psikologi, Mercubuana Prof.Dr.Apollo,M.Si.Ak Kewirausahaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Break Even Poin pada Bisnis Natural Deodorant

10 Mei 2024   02:05 Diperbarui: 10 Mei 2024   02:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perusahaan berada di Break Even Point (BEP) ketika tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian selama operasionalnya. Dengan kata lain, pada kondisi yang sama antara pendapatan dan biaya, tidak ada laba. Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana profitabilitas dan volume penjualan berhubungan adalah analisis Break Even Point (BEP). Analisa ini, yang juga dikenal sebagai analisa impas, adalah cara untuk menentukan kapan penjualan dapat menutup biaya dan sekaligus menunjukkan berapa banyak keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau di bawah titik tertentu.

Tujuan analisis titik impas adalah untuk menentukan tingkat aktivitas di mana pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetap. Suatu perusahaan tidak akan menghadapi masalah break even jika hanya memiliki biaya variabel saja. Namun, jika perusahaan memiliki biaya tetap juga, maka masalah break even akan muncul. Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi; sebaliknya, biaya variabel secara totalitas akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi.

Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Biaya ini tergantung langsung pada aktivitas perusahaan. Dalam analisis Break-even Point (BEP), biaya variabel adalah faktor yang penting karena memengaruhi titik di mana pendapatan sama dengan biaya. Beberapa contoh biaya yang termasuk dalam golongan biaya variabel pada analisis BEP adalah Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Biaya Distribusi, Komisi Penjualan, Biaya Produksi Tambahan, Biaya Pemasaran Variabel, dll. Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada umumnya adalah depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga utang, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staf research, dan biaya kantor.

Pengertian Break Even Poin (BEP)

Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak memperoleh labadan tidak menderita kerugian. BEP atau titik impas sangat penting bagimanajemen untuk mengambil keputusan untuk menarik produk ataumengembangkan produk, atau untuk menutup anak perusahaan yang tidakmenguntungkan.

Menurut Djarwanto dalam buku Dr. H. Rusdiana, M.M, Break even pointadalah suatu keadaan impas, yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugisuatu periode tertentu, perusahaan tidak mendapat keuntungan dan tidakmenderita rugi.

Horngren dkk mengatakan bahwa Break even point atau titik impasmerupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Totalpendapatan sama dengan total pengeluaran.

Menurut Henry Simamora Titik Impas adalah volume penjualan dimanajumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugibersih.

Menurut Hansen dkk,Titik Impas (break even point) adalah titik dimanatotal pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol.

Halim dkk mendefinisikan impas merupakan istilah yang digunakanuntuk menyebutkan suatu kondisi usaha, pada saat perusahaan tidak memperolehlaba tetapi tidak menderita rugi.

dapat disimpulkan bahwa break even point merupakan suatu titik, dimana jumlahbiaya sama dengan jumlah pendapatan.


Informasi tentang penjualan dan pengeluaran diperlukan untuk analisis break even point. Analisis titik impas tidak hanya menunjukkan apakah perusahaan dalam keadaan impas, tetapi juga membantu manajemen merencanakan dan membuat keputusan. Jika penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang dikeluarkan, perusahaan akan memperoleh laba bersih, sedangkan jika penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang dikeluarkan.Tujuan analisis titik impas adalah untuk menentukan tingkat aktivitas di mana pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetap.

Mengapa diperlukan Analisis Break Even Point (BEP)?
Analisis Break-even Point (BEP) atau analisis titik impas merupakan alat yang sangat penting untuk memulai bisnis agar tidak mengalami kerugian, baik manufaktur maupun jasa. Berikut beberapa alasan mengapa analisis BEP diperlukan:

1. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.

2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, sertahubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkatpenjualan yang bersangkutan.

3. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan yang diproduksi, harga jual dan biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga laba rugi perusahaan akan diketahui.

4. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk maupun satuan uang) agar perusahaan tidak menderita rugi. 5. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.

6. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.

7. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.

8. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal berikut :

a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya danvolume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Rony mengatakan bahwa analisis titik impas, juga dikenal sebagai analisis Break Even Point, sangat bermanfaat bagi manajemen karena memungkinkan mereka untuk menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara yang berbeda tetapi terkait, yaitu :

1. Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.

2. Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.

3. Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biayavariabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja denganperalatan yang canggih.


Matz, Usry, dan Hammer juga menjelaskan beberapa keuntungan analisa break even untuk manajemen, yaitu: 

1. Membantu pengendalian melalui anggaran

2. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan

3. Mengevaluasi dampak perubahan volume

4. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.

5. Merundingkan upah; 

6. Mengevaluasi bauran produk

7. Menerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan

8. Mengevaluasi margin keamanan

Analisis break even poin memiliki banyak manfaat, tetapi yang paling umum adalah untuk mengetahui titik pulang pokok bisnis.Agar perusahaan tidak mengalami kerugian, manajemen dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus diproduksi atau dijual setelah mengetahui titik pulang pokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun