Mohon tunggu...
Delfian Giputra
Delfian Giputra Mohon Tunggu... Editor - Penulis Pemula

Penulis Pemula, Pengamat Sepakbola, Peminat Budaya, Penyuka lainnya hehe

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stay at Home dan Menunggu Titik Jenuh Covid-19

31 Maret 2020   12:59 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:16 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas saya membaca di timeline, berita tentang seorang ilmuwan peraih Nobel, Michael Levitt, menurut dia puncak "kegalauan" negeri ini pada Covid-19 akan segera berakhir dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam sebuah epidemi, kenaikan jumlah pasien adalah hal normal, dan lama-kelamaan akan mengalami penurunan.

Sekilas teori ini mirip dengan apa yang dinamakan sebagai titik jenuh, sobat semua pasti pernah merasakan titik jenuh kan, ya tidak semua tentang pacar sih, karena bisa saja berbagai hal, termasuk kerjaan, hubungan keluarga, makanan,hobi dan lain sebagainya. Sebuah titik dimana kita merasa ogah-ogahan, bosan, sumpek dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi, diantara lanjut dan berhenti. Ada dilema yang timbul ketika jenuh itu tiba.

Pada Air, ketika ia dipanaskan, suhu mula-mula normal, kemudian dipanaskan , suhunya mulai naik, dan akan mencapai puncaknya yaitu saat mendidih atau biasa disebut titik didih biasanya ada di 1 atmosphere dan 1000 Celcius ,ini merupakan puncaknya atau klimaks, ketika sampai di titik ini, air selanjutnya akan berubah menjadi uap, artinya air juga punya titik jenuh, dikisaran 1000 Celcius selanjutnya dia bisa berubah.

Begitupun air ketika didinginkan, suhu mula-mula normal, kemudian didinginkan, suhunya turun dan akan mencapai puncaknya ketika tiba pada 00 celcius, ini yang dinamakan titik beku, pada titik inilah air tadi akan berubah menjadi wujud lain yaitu Es. Artinya air punya titik jenuh juga yaitu 00 celcius.

Dari konsep inilah saya memandang komentar levitt merupakan suatu keniscayaan, bahwa setiap makhluk hidup itu memiliki apa yang disebut dengan titik jenuh. Tidak ada yang benar-benar kebal dan tahan dalam sebuah posisi yang itu-itu saja dalam kurun waktu yang lama, atau bertahan dalam posisi diserang habis-habisan. Memang , titik beku dan titik didih yang dianalogikan di atas , berbeda dengan titik jenuh secara teori kimia hehe. Akan tetapi point  yang ingin disampaikan , bahwa semua makhluk yang diciptakan tuhan di bumi ini memiliki sebuah titik tertinggi atau titik balik yang bisa mempengaruhi perilaku bahkan bentuk makhluk itu sendiri.

Covid-19 yang muncul pertama kalinya di Kota Wuhan merupakan sebuah pandemi global dan sampai detik ini terus dicarikan solusi dan obat penawar. Dulu kita juga kenal dengan virus sejenis semisal SARS dan MERS atau bahkan dulu ada Tubercolosis ,polio dan semacamnya yang juga menimbukan banyak korban dan kerugian . Dari berbagai macam jenis serangan virus itu toh kita masih bisa bertahan sebagai umat manusia.

Serangan covid-19 yang telah berlangsung tiga bulan terakhir sudah memakan banyak korban dan kerugian, ini diprediksi akan segera berakhir. Karena manusia terus-menerus melakukan "perlawanan" yah ibarat perang , kita babak belur diserang makhluk tak kasat mata ini, akan tetapi, saya yakin haqul yakin virus ini juga punya titik jenuh. 

Mengapa? Ya karena dia hanya mikroorganisme, sedangkan kita manusia yang diberikan Allah kelebihan yaitu akal dan fikiran. Entengnya ya, lama kelamaan ia akan capek juga menghadapi manusia, dalam perang ini, senjata dan pertahanan kita selalu diperbaharui, sedangkan makhluk ini ya begitu-begitu saja, kebetulan saya bukan penganut teori evolusi Charles Darwin, membayangkan virus ini berevolusi menjadi makhluk kuat yang tak tertandingi, saya lebih percaya ilmu kedokteran kita yang akan terus berkembang dan saling melengkapi.

Bolehlah kita masih akan terus menderita kekalahan dalam satu bulan ini, akan tetapi dua sampai tiga bulan ke depan kita bisa mengatasinya dengan mudah, tentu dengan harapan tidak banyak korban jiwa lagi. Puncak serangan virus ini pasti akan terjadi dan setelah itu ia akan mengalami titik jenuh yang sulit dihindari. Kita umat manusia akan segera mengalahkan perlawanan virus ini.

Contohnya di China, dalam waktu tiga bulan mereka bisa mengurangi penyebaran , sehingga korban jiwa terus berkurang bahkan sekarang mereka mampu mengendalikan dengan tidak lagi menerapkan lockdown di daerah-daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun