Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Donald Trump Bisa Menang, Prabowo/Sandi Juga Bisa Menang vJokowi/Ma`Ruf Amin

17 Agustus 2018   11:52 Diperbarui: 17 Agustus 2018   12:04 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                              

Hillary Clinton adalah politikus kawakan yang dikalahkan oleh politikus ugal ugalan.  Analisa para pengamat, survey dan jajak pendapat ,  hampir semuanya mengunggulkan Hillary Clinton ,  tetapi kenyataan Donald Trump memenangi electoral vote.

Kelemahan Hillary hanya 2 ,  kasus seksual  suaminya dan email misterius. Kasus seks suaminya hampir tidak berarti, pemilih Amerika hampir tidak peduli. Tetapi kasus email dmanfaatkan oleh Donald Trump,  kasus email terus menerus didengungkan dan dihembuskan untuk menyerang Hillary Clinton. 

Padahal kasus email sama sekali bukan kasus besar buktinya tidak dilakukan pengusutan serius atau pengusutan tidak dituntaskan. Bahkan di tahun 2016, FBI telah membuat pernyataan bahwa tidak ada kebocoran rahasia pemerintah terkait kasus email Hillary.

Ketika menjabat menteri luar negeri, 2009 - 2013 ,  Hillary menyimpan email pemerintah di akun email pribadi.  Sedangkan email pemerintah dianggap sebagai catatan pemerintah bahkan rahasia pemerintah dan harus disimpan di email khusus. 

Kecuali menyerang masalah pribadi dan karakter Donald Trump,  kampanye Hillary cenderung berisi hal hal serius. Sedangkan Donald Trump selain menyerang kasus seksual Bill Clinton ,  dia juga asal menyerang karakter Hillary. 

Terlepas dari beberapa serangan tidak bermutu atau mungkin kampanye negatif terhadap lawannya,  Donald Trump berpikir dan bertindak layaknya seorang pebisnis dan penjudi ulung.  Dia sering asal ngomong , asal menyerang tetapi dengan penuh perhitungan bahwa pemilih Amerika akan lebih mengingat dia. Kampanye Hillary terlalu text-book,  terlalu kolot,  terlalu monoton,  terlalu serius. 

Donald Trump juga menghasut kaum kulit putih tradisional Amerika akan bahaya imigran dan radikalisme islam.  Dia banyak menuai kecaman tetapi semua kecamannya lebih berkesan. 

Joko Widodo sebagai petahana selalu lebih unggul di dalam survey manapun terhadap rivalnya Prabowo Soebianto.  Tetapi di media sosial , Joko Widodo diserang dengan berbagai isu.  Termasuk isu yang berkaitan dengan SARA .   

Semua isu yang digunakan untuk menyerang Joko Widodo hampir tidak dapat dipertahankan.  Contoh ,  Joko Widodo dituduh memudahkan masuknya tenaga kerja asing (baca : cina) ,  bahkan disebutkan tenaga kerja cina mencapai 20.000.000 orang.  

Bukan  itu saja ,  tenaga kerja cina itu adalah  tentara tentara cina yang menyamar.  Atau tol laut yang dibangun oleh Jokowi adalah untuk kepentingan cina indonesia agar mudah eksodus jika terjadi kerusuhan terhadap etnis cina.  

Bahkan Pr*b*wo sendiri berpidato bahwa Indonesia akan hancur di tahun 2030 jika Indonesia masih dipimpin oleh Joko Widodo.  Dan masih banyak lagi tuduhan dan serangan yang dialamatkan kepada Jokowi , yang jika ditanggapi dengan serius akan membuat bingung atau justru akan disimpan di dalam hati oleh sebagian pemilih Indonesia.

Salah satu alasan pilihan cawapres yang jatuh kepada Ma`ruf Amin kemungkinan besar untuk meredam isu SARA terhadap Joko Widodo.  Ma`ruf adalah ketua MUI saat ini ,  juga sebagai rois aam PBNU.  Ma`ruf Amin adalah tokoh penting demo berjilid jilid terhadap Basuki Tjahaja Purnama.  

Sementara di pihak sebelah,  capres maupun cawapres bertingkah layaknya Donald Trump.  Mereka  berdua maupun pendukungnya sering melempar isu isu yang tidak pernah dapat dikonfirmasi kebenarannya. Hampir asal ngomong seperti Donald Trump tanpa kewajiban memberi penjelasan bahwa isu yang mereka lempar memang valid dan sahih . 

Kasus mahar 2 x 500 milyar dengan mudah diredam oleh kelihaian S*ndi*ga Un*.  Bukan hanya kedua partai pendukung koalisi yang mampu diredam dan dikuasi oleh capres dan cawapres tetapi media media juga tidak berdaya. Peranan bawaslu sendiri sungguh diragukan akan mampu menyingkap kasus mahar ini. 

Menyerang presiden petahana dengan semua hasil dan bukti pembangunan memang tidak gampang kecuali dengan pelintiran, fitnah , hasutan dan tuduhan asal ngomong .

Pihak lawan Joko Widodo juga sangat siap memanfaatkan dengan maksimal dukungan IT. 

Donald Trump mampu mengatasi Hillary Clinton dengan memanfaatkan kelemahan kecil Hillary dan melempar isu isu yang melekat di kepala pemilih Amerika,  akankah capres - cawapres lawan Joko Widodo sukses melakukannya di Indonesia ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun