Mohon tunggu...
Defar Badruzaman S Sos
Defar Badruzaman S Sos Mohon Tunggu... Hakikat hidup laksana terangnya purnama.

Madrasah Aliyah Miftahul Falah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Universitas Insan Cita Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kemunduran Komisariat Dakwah dan Komunikasi: Tiga Generasi Hilang, Kursi Pun Lepas

25 Agustus 2025   18:23 Diperbarui: 25 Agustus 2025   18:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi perjuangan 

Kemunduran sebuah komisariat bukanlah hasil dari kekosongan ruang, melainkan buah pahit dari kesalahan langkah politik yang dimainkan tanpa perhitungan matang. Inilah potret buram yang kini menimpa Komisariat Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Ironisnya, awal mula keretakan ini justru berangkat dari semangat kebersamaan saat dinamika konfercab, di mana seolah semua kader bersatu di bawah satu visi. Namun, babak berikutnya di pemilihan musyawarah mahasiswa universitas dan kontestasi presiden mahasiswa membuka borok sesungguhnya: kesatuan hanyalah ilusi, yang tersisa hanyalah perpecahan, kongsi-kongsi politik yang saling menggerogoti.

Puncaknya akibat dampak terjadi di konfercab, musti/musma u, berlanjut di Musyawarah Tinggi (Musti) dan Musyawarah Mahasiswa (Musma) Fakultas Dakwah 2024 Regenerasi terpangkas tiga kali lipat. Ini bukan sekadar angka, melainkan tragedi kaderisasi yang akan meninggalkan jejak panjang: minimnya stok pemimpin masa depan. Semua terjadi karena nafsu politik yang membutakan. Alih-alih membangun investasi jangka panjang melalui kaderisasi, energi justru habis terkuras untuk tarung internal, adu kepentingan, dan manuver-manuver jangka pendek yang sama sekali tidak produktif.

Hari ini 2025 , realitasnya jelas: Komisariat Dakwah kehilangan kontrol atas fakultas sendiri. Ketua Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa Eksekutif Fakultas Dakwah tidak lagi berada dalam orbit komisariat. Posisi-posisi strategis yang seharusnya menjadi benteng dan ladang kaderisasi justru jatuh ke tangan luar. Dengan begitu, komisariat kehilangan pijakan, kehilangan pengaruh, bahkan kehilangan identitasnya sebagai motor gerakan. Inilah konsekuensi nyata dari politik praktis yang dijalankan tanpa etika kaderisasi. Alih-alih menunjukkan wibawa sebagai rumah kaderisasi yang solid, komisariat justru gagal total dalam mengawal agenda-agenda strategis. 

Lebih pedasnya lagi, kegagalan ini bukan hanya soal kalah dalam perebutan kursi. Lebih dalam dari itu, komisariat gagal menjaga amanah sejarah: membina, mendidik, dan melahirkan generasi. Sekarang, ketika panggung politik fakultas dikuasai oleh mereka yang tidak terikat dengan komisariat, siapa yang akan menanggung kerugian? Tentu bukan sekadar pengurus hari ini, melainkan generasi kader dakwah yang kehilangan wadah aktualisasi. Dengan kata lain, komisariat telah menggadaikan masa depan kaderisasinya hanya demi ambisi politik sesaat.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi kini menyaksikan komisariat yang ompong: tidak punya investasi organisasi, tidak punya kekuatan struktural, tidak punya arah kaderisasi. Musti dan Musma yang seharusnya jadi momentum konsolidasi, malah jadi ajang pembuktian betapa lemahnya pengawalan agenda kader. Ketika komisariat gagal, musuh-musuh ideologis yang di luar lingkaran langsung masuk dan menguasai ruang-ruang strategis. Sementara kader komisariat hanya bisa menonton, tanpa daya, tanpa pengaruh.

Tragedi ini seharusnya menjadi alarm keras: komisariat dakwah tidak boleh lagi terjebak dalam syahwat politik yang merusak. Jika tidak segera ada perbaikan, maka tiga regenerasi yang hilang hari ini hanyalah awal dari kehancuran total. Akan lahir generasi kosong, generasi tanpa tradisi, generasi yang tercerabut dari akar komisariat.

Sejarah mencatat: organisasi yang mengabaikan kaderisasi demi kursi politik akan hancur dengan sendirinya. Dan hari ini, Komisariat Dakwah sedang menulis sejarah kelam itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun