Sekali lagi, dari kisah bapak petani cabai tersebut, saya merasa disapa oleh Tuhan.
Ketika acara makan siang berakhir, kami masih melanjutkan cerita bersama. Setelah jam menunjukkan pukul 15.00, maka saya pun pamit dari mereka karena khawatir kehabisan angkot.
Dalam perjumpaan dengan umat tersebut, dan bagaimana mereka berbagi kisah tentang pengalaman hidup mereka, saya menyadari kalau Tuhan telah hadir di dalam diri mereka untuk menguatkan panggilan saya.
Dalam perjumpaan bersama mereka juga, saya belajar untuk tidak menjadi pribadi yang mudah mengeluh dengan tantangan yang ada di depan saya. Saya harus menjadi pribadi yang berani dan setia untuk melayani Tuhan. Dan yang lebih penting lagi, saya harus senantiasa berjuang menggapai apa yang dikehendaki Tuhan dalam status saya sebagai pelayan umat.