Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meminta Maaf itu Selalu Mendatangkan Kedamaian

10 Februari 2021   08:58 Diperbarui: 10 Februari 2021   11:04 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu sore, saya sedang bekerja di kebun. Itu adalah kegiatan sehari-hari saya saat tidak ada kegiatan bersama di komunitas.

Tiba-tiba, seorang saudara datang menemui saya dan menanyakan kepada ku tentang alasan saya untuk tidak ikut pertemuan. Saya langsung terkejut karena baru ingat bahwa ternyata sore itu kami mengadakan pertemuan. Lalu saudara itu pergi meninggalkan saya sambil mengatakan bahwa besok masih ada pertemuan lagi dan saya diminta untuk hadir saat itu.

Malam harinya, saya ingin bertemu dengan saudara itu untuk minta maaf, tetapi beliau sedang keluar untuk suatu urusan.

Pagi harinya saat hendak Perayaan Ekaristi, saya menemuinya di ruang sakristi (ruang persiapan para Imam yang akan merayakan Ekaristi). Di sana beliau sedang mengenakan pakaian liturgi dan saya mencoba membantunya.

Sebenarnya pagi itu saya merasa tidak enak untuk membantunya karena takut dianggap cari muka mengingat kesalahan yang saya lakukan kemarin. Namun saya tetap melakukannya karena bagi saya, apa pun keadaannya, membantu adalah baik dalam dirinya sendiri.

Sambil membantu, saya pun meminta maaf karena tidak hadir dalam pertemuan kami kemarin sore. Saya menjelaskan kepadanya bahwa saya benar-benar lupa saat itu.

Lalu beliau memaafkan saya dan meminta agar saya tidak lupa untuk ikut dalam pertemuan berikutnya.

Yang menarik dari peristiwa itu ialah, bukan hanya tentang maaf yang diberikan kepadaku tetapi juga tentang bagaimana ia mendamaikan hati ku. Beliau meminta saya untuk tidak terlalu merasa bersalah atas ketidakhadiran saya dalam pertemuan kemarin.

Saat saya menyampaikan permintaan maafku, beliau justru tertawa sambil menepuk bahu saya. Beliau merasa lucu karena melihat ekspresi ku yang ketakutan dan diliputi rasa bersalah. Namun meskipun demikian, beliau tetap mengingatkan saya untuk tidak lupa dengan pertemuan berikutnya.

Keluar dari ruang sakristi itu, saya benar-benar merasa damai. Rasa itu juga membangkitkan tekad dalam diriku untuk tidak lagi lengah atas semua kegiatan yang berlangsung di komunitas kami. Kebetulan saya adalah anggota baru di komunitas itu dan belum lama tinggal di dalamnya. Oleh karena itu, saya harus selalu berjaga-jaga untuk setiap kegiatan yang ada agar tidak sampai terlewatkan oleh ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun