Mohon tunggu...
Dedi Thedy
Dedi Thedy Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya adalah seorang pemuda yang mempunyai jiwa penulis yang boleh dibilang pemula, tapi saya siap untuk menjadi penulis lepas di internet... kunjungi blog saya di dedimatakalict.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Bermutu Vs Film Sampah di Indonesia

26 Juli 2011   05:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini industri  perfilman khususnya Bioskop di seluruh Indonesia mulai bergairah kembali pasalnya film-film import Hollywood mulai dapat melenggangg bebas dipasaran Bioskop Indonesia, setelah beberapa bulan terjegal akibat pajak Import film yang dinilai terlalu besar oleh para importir film. Pemerintah melalui Departemem Kebudayaan dan Pariwisata telah meloloskan pihak Importir untuk kembali menunjukkan eksistensinya di Tanah Air.

Film-film Hollywood yang perkiraan kaita dulu sudah tidak dapat ditonton kini dapat ditonton kembali, sebut saja Film Harry Potter, Transformer, X-Men, dan yg paling saya tunggu Spider Man 4 yang belum ada kabar jelas kapan muncul filmnya ini. Namun dibalik kembali menggeliatnya industri perfilman Hollywood di Indonesia seharusnya dibarengi dengan semakin bertambah majunya Industri Perfilman lokal di Negeri kita sendiri. Dimana Pada masa lalu karena semakin banyaknya film Hollywood ditanah air malah membuat daftar film yang tersedia di bioskop kita yang mendominasi malah film-film import.

Namun kita boleh berbangga sedikit sekarang film-film lokal sudah mulai menunjukkan eksistensinya sebut saja film : Denias, Laskar Pelangi, Serdadu Kumbang, Merah Putih, Darah Garuda, dan masih banyak yang lainnya. Namun ditengah banyaknya industri film lokal, namun tidak sedikit juga industri perfilman kita hanya memikirkan kapitalisme semata dengan menghasilkan film-film yang hanya ingin meraup untung semata, seperti film-film yang hanya berisi seputar seks, pornografi,da mistis yang hanya membuat pemikiran masyarakat kita berpoutar kearah itu itu saja.

Tidaklah saya melarang untuk menonton film-film Hollywood tapi bagaimana kontribusi kita untuk memajukan industri perfilman tanah air kita, dengan cara berbondong-bondong ke Bioskop untuk menonton film Lokal yang bermutu bukan film yang berisi hanya tentang seks, Pornografi, dan mistis yang hanya membuat pemikiran kita menjadi sempit seperti film tersebut.

Dunia perfilman lokal kita sebenarnya melimpah, Indonesia kaya akan budaya dari 30 Provinsi (setahu saya gitu, nda tau kalo sdh ada pemekaran lg)  dimana kita bisa mengangkat cerita kebudayaan kita dengan cita rasa Bollywood, dimana kita tahu kita mempunyai banyak cerita tentang masa kerajaan tempo doeloe seperti (Kerajaan Gowa-Tallo, Kerajaan Sriwijaya,Kerajaan Mataram, dll) yang jika diangkat dalam bentuk sinema kolosal pasti akan mengangkat harkat dan martabat kita dimata internasional.

Bagi Industri perfilman mohon buatlah film yang berkualitas jangan hanya membuat film kacangan yang hanya mengejar keuntungan semata, lihat juga imbasnya pada masyarakat kita, yang perilakunya yang dapat meniru dari apa yang ditontonnya.Pastilah Industri perfilman kita dapat sejajar dengan industri perfilman Internasional jika mereka mau bersatu untuk menjadi sejajar di dunia perfilman Internasional.

Bagi Pemerintah sebagai media pengontrol/ regulasi melalui LSF (Lembaga Sensor Film) di8harapkan kekuatanya dalam menyeleksi film-film yang bermutu untuk ditampilkan ke Masyarakat, jangan sampai peran yang seharusnya dipegang oleh Badan LSF malah diambil alih oleh FPI (Front Pembela Islam) dimana bisa saja FPI lagi yang disalahkan atas perbuatannya itu, padahal ini kesalahan dari pihak LSF yang meloloskan film yang tidak layak ditonton oleh Masyarakat.

Majulah Indonesiaku

Majulah Film Lokal, enyahkan Film Sampah dari Tanah Air

By,Dedi Thedy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun