Mohon tunggu...
Dedi Supriadi
Dedi Supriadi Mohon Tunggu... pensiunan PNS

Olah raga, nonton Boal, Volly dan Bulutangkis, baca buku-buku dan tulian ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Program Makan Bergizi Gratis Penuh Masalah

3 Oktober 2025   07:50 Diperbarui: 3 Oktober 2025   07:50 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak awal program makan bergizi gratis mengandung masalah. Dimulai dari pemberian nama. Diawal akan diluncurkan namanya makan siang dan minum susu gratis. Setelah itu di Ganti menjadi makan bergizi gratis dan tanpa minum susu. Ada makanan bergizi dan  minum susu gratis. Pertanyaannya  apakah bisa ?. Kemudian dalam pelaksanaannya hanya makan bergizi gratis saja. Anggarannya Rp.15.000 per siswa.

Kedua, apakah makanan yang diterima siswa di sekolah seharga Rp.15.000,-?. Banyak yang memperkirakan ketika jadi tidak akan seharga Rp.15.000. Sampai ke rekanan kurang lebih diangka Rp.7.500,- saja. Dari pihak  MBG menyebutkan pembagiannya, untuk satu porsi makanan berkisar antara Rp8.000--Rp10.000. Selanjutnya ongkos operasional besarannya Rp3.000 dan sisanya Rp2.000 masuk ke kantong yayasan. Selanjutnya apakah makanan seharga itu  memenuhi unsur gizinya ?.

Program makan bergizi gratis diawal hanya mengganggarkan sebesar Rp.72 trilyun yang dititipkan di anggaran Pendidikan. Kemudian membengkak menjadi anggaranya mencapai  Rp.303 trilyun karena yang menerima program makan bergizi gratis siswa sekolah, pra santri dan ibu hamil jumlahnya mencapai 82,3 juta.

Lalu dari mana duitnya untuk memenuhi kebutuhan  program makan bergizi gratis sebesar itu?. Sementara pendapatan negara tidak bertambah. Berdalih efesiensi  semua Kementerian anggarannya dipangkas, hanya Kemenhan saja  yang tidak dipotong. Kementerian Pendidikan saja yang mengelola  SDM agar  bermutu hanya menerima Rp.25 trilyun dari pagu awal Rp.33 trilyun.

Ketiga, ditengah penolakan masyarakat terhadap program MBG karena banyaknya kasus keracunan, DPR malah mengesahkan dan menyetujui anggaran program makan bergizi gratis tahun 2026.  Anggaran   MBG yang bersumber dari dari tiga sektor, yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dari sektor pendidikan, angkanya mencapai Rp223 triliun (83,4 persen), kesehatan Rp24,7 triliun (9,2 persen), dan sektor ekonomi Rp19,7 triliun (7,4 persen). Total alokasi anggaran untuk MBG melonjak dari pagu indikatif sebesar Rp217,86 triliun. Sangat ironis Kementerian Pendidikan dasar dan menengah saja yang mengelola Pendidikan agar  SDM manusia Indonesai bermutu hanya memperoleh Rp.50,- trilyun. Dan, anggaran MBG telah mengalahkan anggaran Pendidikan dari dua Kementerian Pendidikan tinggi dan Pendidikan dasar dan menengah.

Datang Musibah 

Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis akhirnya memakan korban. Ribuan siswa keracunan orang tua trauma dan larang anaknya konsumsi MBG. Kata orang tua,  " Bukannya meringankan malah mau membunuh".

Sampai 25 Juni 2025. Setidaknya 1.376 anak sekolah diduga menjadi korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Pakar gizi masyarakat menyarankan agar program ini dihentikan sementara sambil menunggu evaluasi menyeluruh terhadap insiden keracunan yang terjadi di berbagai daerah.  Sejumlah orang tua yang ditemui BBC News Indonesia mengaku trauma dan melarang anak mereka menyantap makanan dari pemerintah itu.

"Saya pikir kalau dapat makan gratis bisa meringankan beban  tapi ini bukannya meringankan malah mau membunuh. Tidak usah lagi makan gratis, daripada keracunan," tutur Fitri Febrianti, salah satu orang tua di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatra Selatan.

"Kalau ada MBG jangan dikasih dulu, anak saya takut. Saya juga melarang, soalnya jadi trauma. Kasihan kalau anak keracunan, kata Irma Nurliana, orang tua di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Tapi sebelumnya Kepala BGN, Dadan Hindayana, bilang pemerintah akan bertanggung jawab membiayai ongkos pengobatan siswa korban keracunan MBG. Termasuk memberikan kompensasi, meskipun tidak semuanya. setidaknya 400 pelajar, mulai dari TK, SD, Madrasah Ibtidaiyah, dan SMP mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu MBG.FT/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun