“ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Materi Bangun Datar Kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang Tahun Ajaran 2023/2024”
Dedi Setyawan, S.Pd
dedisetyawan12@guru.smp.belajar.id
Program Studi Pendidikan Matematika
PPG Dalam Jabatan Univesitas PGRI Madiun
https://unipma.ac.id, dan https://ppg.unipma.ac.id
Abstrak
Proses pembelajaran saat ini seharusnya disesuaikan dengan gaya pembelajaran pada Abad 21 dan paradigma baru sehingga diharapkan peserta didik memiliki keterampilan yang sesuai dengan Abad 21. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan kerjasama dan hasil belajar peserta didik menggunakan model problem based learning pada materi bangun datar kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang. Praktik pembelajaran ini merupakan kegiatan kolaboratif yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuatitatif. Hasil kegiatan kegiatan tersebut menunjukkan rata-rata persentase kerjasama peserta didik pada PPL 1 sebesar 69.52% dan pada PPL II meningkat menjadi 85.48%. Persentase ketuntasan belajar peserta didik meningkat dari PPL I ke PPL II yaitu dari 57.14% dan meningkat menjadi 82.14%. Kesimpulan peneilitian ini yaitu model problem based learning dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta didik pada materi bangun datar kelas 7 SMP Negeri 1 Gondang tahun ajaran 2023/2024.
Kata kunci: kerjasama, hasil belajar, problem based learning
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku dari hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proses pembelajaran saat ini seharusnya disesuaikan dengan gaya pembelajaran yang sesuai dengan Abad 21 dan paradigma baru sehingga diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia yang memiliki keterampilan Abad 21 yang biasa disebut dengan 4C yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (Dumilah et al., 2022). Dengan demikian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuliana & Winanto (2022) bahwa hasil belajar adalah perolehan nilai kompetensi yang dicapai peserta didik berdasarkan nilai proses dan nilai hasil belajar, atau sebaliknya. Namun hal ini akan terjadi tanpa adanya peran dari guru. Menurut Lubis (2019) peran guru yaitu mendidik karakter, etika dan moral peserta didik. Proses pemilihan model, metode, pendekatan atau media pembelajaran sangat penting untuk dipertimbangkan oleh seorang guru karena dengan pemilihan yang tepat maka akan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sehingga hasil peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
Kerjasama dalam proses pembelajaran atau kerja kelompok penting untuk dilakukan karena dapat melatih peserta didik dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan temannya (Kurniasih et al., 2020). Kerjasama dapat digunakan untuk melatih peserta didik memahami dan melaksanakan aktivitas dalam kerjasama untuk mencapai tujuan. Menurut Triana (2018) peserta didik dapat dikatakan bekerjasama apabila: (1) Terlibat aktif dalam mengerjakan tugas kelompok;
(2) Menghargai pendapat dan pekerjaan teman; (3) Memberikan masukan atau pendapat; (4) Saling membantu dan membangun kerjasama. Sedangkan menurut Rochmawati et al., (2020) delapan indikator kerjasama yaitu membantu anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok ikut memecahkan suatu permasalahan yang didapat, menghargai kontribusi dari anggota kelompoknya, anggota kelompok harus mengambil giliran serta berbagi dalam mengerjakan tugas, berada dalam lingkup kelompok belajar saat kegiatan kelompok berlangsung, melanjutkan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya, mendukung siswa yang lain dalam berpartisipasi mengerjakan tugas kelompok, dan menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat pada waktu. Berdasarkan indikator-indikator kerjasama di atas, maka kemampuan kerjasama peserta didik masih tergolong rendah.
Berdasarkan permasalahan di atas, ada beberapa alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tentang hasil belajar kognitif dan kerjasama peserta didik yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning. Menurut Hanifah, (2020) dalam Sukmawati (2021) Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks agar peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuannya sendiri. Dalam model ini peserta didik akan disajikan sebuah permasalahan kemudian peserta didik bertugas menyelesaikan masalah tersebut secara berkelompok. Menurut Rusman (2010) dalam Rochmawati et al., (2020) langkah-langkah dalam model Problem Based Learning antara lain: 1) orientasi permasalahan pada peserta didik, 2) mengorganisasikan peserta didik dalam belajar, 3) membimbing penyelidikan individu ataupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Berdasarkan permasalahan di atas, untuk melakukan perbaikan terhadap proses dan hasil pembelajaran maka penulis membuat tulisan dengan judul “Upaya Peningkatan Kerjasama dan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning Materi bangun datar Kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang Tahun Ajaran 2023/2024”
PEMBAHASAN
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kolaboratif peserta didik bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 Jam Tatap Muka ditiap kegiatan PPL .
Subjek pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang yang berjumlah 29 peserta didik. Adapun alasan kegiatan ini memilih kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang sebagai subjek penelitian karena kerjasama dan hasil belajar peserta didik yang belum memuaskan sehingga diperlukan penggunaan sebuah model yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Kegiatan PPL dilaksanakan pada tanggal 23 dan 27 Januari 2024.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan meliputi lembar observasi, soal tes dan dokumentasi. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kerjasama peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara berkelompok. Indikator yang menunjukkan kerjasama dikutip berdasarkan Rochmawati (2018) dan Triana (2020) yang terdiri dari 5 yaitu kontribusi dalam kegiatan kelompok, bertanggung jawab dakam menyelesaikan tugas kelompok, menghargai kontribusi setiap anggota kelompok, berada dalam lingkup kelompok saat kegiatan diskusi berlangsung dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Soal tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yaitu menggunakan soal evaluasi yang dikerjakan setelah proses pembelajaran berlangsung pada akhir setiap PPL. Dokumentasi berupa foto dan video pada saat kegiatan pembelajaran
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendapatkan nilai akhir dengan rumus persentase kerja sama peserta didik sebagai berikut :
Adapun rumus untuk menghitung nilai akhir peserta didik menurut Widoyoko (2018) yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
PS = Perolehan Skor
ST = Skor Tertinggi/Skor Maksimal SP = Skala Penilaian (100)
Setelah semua data terkumpul selanjutnya ditafsirkan ke dalam kriteria penilaian menurut Suharsimi dan Jabar dalam Nugraheni (2016) sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Penelitian
Persentase (%)
Kriteria
81 – 100%
Baik Sekali
61 – 80%
Baik
41 – 60%
Cukup
21 – 40%
Kurang
<21%
Kurang Sekali
HASIL DAN PEMBAHASAN
- PraPPL
Kerjasama peserta didik dilihat dari kegiatan observasi dari keseluruhan peserta didik, hanya 6 anak yang sudah mampu bekerjasama dengan baik. Sedangkan hasil belajar matematika peserta didik pada pratindakan menunjukkan rata-rata sebesar 69.50. Dilihat dari jumlah keseluruhan peserta didik 29, diketahui bahwa pada pembelajaran matematika jumlah peserta didik yang mencapai KKTP pada kelas 7 yaitu 11 peserta didik dengan persentase 39.29% dan 18 peserta didik belum mencapai KKTP dengan persentase 60.71%. Sedangkan syarat ketuntasan belajar yaitu ≥73 sesuai dengan KKTP SMP Negeri 1 Gondang.
Beberapa hal yang menyebabakan hasil belajar matematika belum mencapai KKTP yaitu pembelajaran matematika menuntut peserta didik untuk memahami konsepnya terlebih dahulu. Guru sudah menggunakan pembelajaran yang bervariatif, namun masih tetap ada saja peserta didik yang tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan sehingga mereka tidak paham akan apa yang dijelaskan oleh guru.
Mereka kurang fokus terhadap pembelajaran yang disampaikan, hal ini ditunjukkan dengan sikap peserta didik yang jalan-jalan, suka bercerita atau bercanda dengan temannya. Oleh karena itu, guru perlu untuk menggunakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif secara langsung dalam proses pembelajaran, contohnya seperti pembelajaran berbasis masalah, sehingga mereka akan sibuk dalam memecahkan masalah yang diberikan dan tidak memiliki waktu untuk jalan- jalan, bercerita atau bergurau dengan temannya.
Dengan masalah tersebut maka akan berdampak pada proses pengerjaan tugas yang diberikan. Ketika diminta untuk mengerjakan, peserta didik yang belum paham dengan materi yang disampaikan karena tidak memperhatikan tadi mereka akan lambat dalam mengerjakan bahkan tidak selesai dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, dengan kegiatan jalan-jalan, bercera atau bergurau menjadikan terkadang menjadikan peserta didik ada yang berkelahi di dalam kelas. Sehingga guru perlu untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik bekerjasama dengan temannya dan saling berdiskusi dalam mengerjakan tugas sehingga rasa solidaritas semakin tinggi.
- PPL 1
Kerjasama peserta didik menggunakan model problem based learning pada kegiatan pembelajaran diperoleh persentase rata-rata pada PPL 1 sebesar 69.52% dan berada pada kategori baik. Rata-rata perolehan hasil belajar peserta didik pada PPL 1 yang dinilai menggunakan soal evaluasi sebesar 72.41. Peserta didik yang dinyatakan tuntas belajar di atas KKTP 73 yaitu sebanyak 16 anak dengan persentase 57.14% dan berada pada kategori cukup. Sedangkan peserta didik yang dinyatakan belum tuntas belajar yaitu sebanyak 13 peserta didik dengan persentase 42.86%. Sehingga hasil belajar pratindakan mengalami peningkatan pada PPL 1 sebesar 24.82%. Hasil belajar pratindakan terlihat jumlah peserta didik yang tuntas yaitu 11 anak dengan persentase 39.29% dan nilai rata-rata kelas 69.50 meningkat menjadi jumlah peserta didik yang tuntas yaitu 16 dengan persentase 57.14% dan nilai rata- rata 74,18 pada PPL 1.
Pada PPL 1 ini belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian, maka ada beberapa hal perlu diperbaiki pada PPL 2 antara lain:
- Peserta didik harus lebih meningkatkan kemampuan kerjasama dalam kegiatan berdiskusi, karena meskipun persentase rata-rata kerjasama peserta didik sudah 69.52% namun hal ini dapat meningkat lagi jika peserta didik mau untuk saling menghargai satu sama lain.
- Guru harus menyampaikan materi dengan semenarik mungkin, supaya peserta didik mau memperhatikan. Guru mengingatkan agar peserta didik mencatat materi pembelajaran serta hasil diskusi
- Guru perlu mengkondisikan peserta didik agar dapat tertib selama proses pembelajaran.
- Masih ada peserta didik yang tidak ingin bekerja kelompok.
- Peserta didik diingatkan untuk bersikap tenang ketika kegiatan tes berlangsung.
- Persentase ketuntasan belajar peserta didik sebesar 57.14% dan berada pada kategori cukup. Namun masih terdapat 13 peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai KKTP yang telah ditetapkan.
- PPL 2
Kerjasama peserta didik menggunakan model problem based learning pada kegiatan pembelajaran diperoleh persentase rata-rata pada PPL 2 sebesar 85.48% dan berada pada kategori baik sekali. Berikut merupakan tabel peningkatan kerjasama peserta didik pada PPL 1 dan PPL 2.
Tabel 2. Peningkatan Kerjasama Peserta Didik
PPL
Jumlah Persentase Kerjasama
Rata-rata Persentase
Peningkatan
I
1946.67%
69.52%
15.96%
II
2393.33%
85.48%
Berdasarkan tabel di atas, maka perbandingan kerjasama peserta didik dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Peningkatan Rata-rata persentase kerjasama PPL 1 dan PPL 2
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat terlihat bahwa jumlah persentase kerjasama pada PPL 1 yaitu 1946.67% meningkat pada PPL 2 menjadi 2393.33%. Sehingga diperoleh rata-rata persentase kerjasama peserta didik pada PPL 1 sebesar 69.52% berada pada kategori baik meningkat menjadi 85.48% pada PPL 2 dan berada pada kategori sangat baik. Sehingga peningkatan kerjasama peserta didik dari PPL 1 ke PPL 2 sebesar 15.96%.
Sedangkan rata-rata perolehan hasil belajar pada PPL 2 yang dinilai menggunakan soal evaluasi sebesar 84.52. Peserta didik yang dinyatakan tuntas belajar di atas KKTP 73 yaitu sebanyak 23 peserta didik dengan persentase 82.14% dan berada pada kategori baik sekali. Sedangkan peserta didik yang dinyatakan belum tuntas belajar yaitu sebanyak 6 peserta didik dengan persentase 17.86%. Sehingga berikut merupakan uraian peningkatan hasil belajar pra PPL, PPL 1 dan PPL 2 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar
Aspek
Pra PPL
PPL I
PPL II
Jumlah peserta didik tuntas
11
16
23
Rata-rata Kelas
69.50
72.41
84.52
Persentase Ketuntasan Klasikal
39.29%
57.14%
82.14%
Peningkatan
24.82%
25%
Berdasarkan tabel di atas, maka berikut disajikan rekapitulasi peningkatan hasil belajar peserta didik pada pratindakan, PPL 1 dan PPL 2 dalam bentuk diagram di bawah ini:
Gambar 2. Peingkatan hasil belajar peserta didik
Berdasarkan tabel dan digaram di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar pra PPL dan PPL 1 mengalami peningkatan sebesar 24.82%. Kemudian pada PPL 1 dan PPL 2 mengalami peningkatan sebesar 25%. Hasil belajar pra PPL terlihat jumlah peserta didik yang tuntas yaitu 11 anak dengan persentase 39.29% dan nilai rata-rata kelas 69.50 meningkat menjadi jumlah peserta didik yang tuntas yaitu 16 dengan persentase 57.14% dan nilai rata-rata menjadi 72,41 pada PPL 1. Kemudian pada PPL 2 peserta didik yang tuntas meningkat menjadi 23 peserta didik dengan persentase 82.14% dan berada pada kategori baik dan nilai rata-rata meningkat menjadi 84.52.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada PPL 2, peserta didik mampu menguasai materi dengan baik dan dapat menunjukkan kerjasama yang baik pula dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning. Namun masih ditemukan beberapa peserta didik yang tidak tertib selama melaksanakan proses pembelajaran. Peserta didik perlu diberikan ice breaking untuk dapat fokus selama proses pembelajaran. Peserta didik terlihat antusias dan semangat dalam belajar ketika mengerjakan tugas dengan cara berdiskusi kelompok dan mencoba menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh dan tanggung jawab. Penelitian pada PPL 2 ini sudah dapat dikatakan berhasil karena telah mencapai kriteria keberhasilan yaitu kerjasama dan hasil belajar peserta didik sudah mencapai kriteria baik. Penggunaan model problem based learning dapat digunakan dalam meningkatkan kerjasama peserta didik dan hasil belajar matematika pada materi bangun datar kelas 7D. Dengan penggunaan model problem based learning, dimana peserta didik akan dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang disajikan, maka hal ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berinteraksi dan berkolaborasi dalam kegiatan diskusi agar pekerjaan cepat selesai dan dapat dikumpulkan tepat waktu. Mereka juga lebih mengahrgai pendapat yang disampaikan oleh teman dalam satu kelompoknya. Selain itu, penggunaan model problem based learning ini, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena dalam kegiatan diskusi mereka dapat mengeksplor pengetahuan yang dimiliki dengan bertukar pendapat dengan teman serta menggali kemampuan unutk berpikir kritis dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan melalui kegiatan diskusi kelompok.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukmawati (2021) bahwa dengan menggunakan problem based learning peserta didik menjadi berani untuk bertanya dan mulai percaya diri dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, peserta didik sudah terintegrasi dalam kelompoknya sehingga dapat bekerja sama dengan kelompok dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini selaras pula dengan pendapat Husnidar & Hayati (2021) bahwa penerpaan model problem based learning efektif diberikan kepada peserta didik karena mereka dapat menyelesaikan LKPD dengan benar dan tepat waktu serta mampu bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Disamping itu, peserta didik juga antusias saat mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka ke depan kelas. Sehingga hal ini menunjukkan beberhasilan penerapan model problem based learning pada hasil belajar peserta didik. Model ini juga mengarahkan kepada peserta didik untuk bertanya kepada teman dan gurunya. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Dumilah et al., (2022) bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan melalui langkah-langkah yang benar dan sesuai dapat meningkatkatkan kerjasama peserta didik ketika melakukan diskusi.
Penerapan model problem based learning melatih peserta didik untuk menghargai pendapat temannya, bekerjasama dengan kelompok, aktif dalam kegiatan disksusi dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Hal ini selaras diperkuat dengan pendapat Permana dalam Kurniasih et al., (2020) yang menyampaikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga pengetahuan dapat terserap dengan baik, menciptakan suasana kondisi yang aktif, memperoleh pengetahuan yang baru sehingga dapat memantapkan konsep pada peserta didik, dilatih untuk bekerjasama dengan peserta didik lain, mendorong adanya kompetisi kelompok, serta dapat melatih peserta didik untuk belajar menyampaikan pendapat atau argument.
KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta didik pada materi bangun datar kelas 7. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase kerjasama peserta didik pada PPL 1 sebesar 69.52% pada kategori baik dan meningkat pada PPL 2 sebesar 85.48% pada kategori baik sekali dengan persentase peningkatan yaitu 15.96%. Kemudian ketuntasan klasikal belajar peserta didik pada tahap pra siklus sebesar 39.29% dengan kategori kurang, pada PPL 1 meningkat sebesar 57.14% dengan persentase peningkatan sebesar 17.85% dan pada PPL 2 meningkat mencapai 82.14%. Sehingga terjadi peningkatan dari PPL 1 ke PPL 2 sebesar 25%. Dengan demikian, maka penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta didik pada materi bangun datar kelas 7D SMP Negeri 1 Gondang.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pendidik mengenai model problem based learning dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik juga dapat menindaklanjuti penggunaan model problem based learning dalam kegiatan pembelajaran matematika, sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta didik. Dengan penelitian ini diharapkan peserta didik terlibat aktif pada saat kegitan pembelajaran serta banyak melakukan latihan soal guna meningkatkan kemampuannya untuk berfikir kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Dumilah, R., Rezkita, S., & Susanti, T. (2022). Upaya Meningkatkan Sikap Kerjasama Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasai Indonesia Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Peserta Didik Kelas III SD Negeri Kedungwaru. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 1(1).
Husnidar, & Hayati, R. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. ASIMETRIS: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 02(02), 67–72.
Kurniasih, P. D., Nugroho, A., & Harmianto, S. (2020). Peningkatkan Higher Order Thinking Skills (Hots) Dan Kerjasama Antar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Kokami Di Kelas IV SD Negeri 2 Dukuhwaluh. Attadib: Journal of Elementary Education, 4(1), 23–35. https://doi.org/10.32507/attadib.v4i1.627
Lubis, M. (2019). Peran Guru Pada Era Pendidikan 4.0. EDUKA : Jurnal Pendidikan, Hukum Dan Bisnis, 4(2), 68–73. https://doi.org/10.32493/eduka.v4i2.4264.
Nugraheni, N. S. D. (2016). Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas IV SD N Semarangan 5. Skripsi: UAD.
Rochmawati, F., Irianto, A., & Rosidah, C. T. (2020). Identifikasi Karakter Kerjasama Pada Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL). Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 16(30s), 7–12. https://doi.org/10.36456/bp.vol16.no30s.a2751
Sukmawati, R. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas II SDN Wonorejo 01. Glosains: Jurnal Sains Global Indonesia, 2(2), 49–59. https://doi.org/10.36418/glosains.v2i2.21
Triana, W. (2018). Meningkatkan Kerjasama Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Tema Sehat Itu Penting Kelas V SD Negeri 55/I Sridadi. FKIP Universitas Jambi, 6(2), 1–15. https://repository.unja.ac.id/4384/
Widoyoko, Eko Putro. 2018. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yuliana, & Winanto, A. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Aplikasi Quizizz untuk Meningkatkan Kerja Sama dan Hasil Belajar Tema 9. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(6), 7378–7386.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI