"Saya tidak membangun suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan semata, tapi menancapkan sebuah tonggak untuk kesejahteraan umat manusia." Itu dikatakan Konosuke Matsushita, pendiri raksasa industri elektronik Jepang, Pananasonic Corp. (1918-1989).
Penemu lampu sepeda, 'built lamp' ini lebih dari seorang pebisnis. Dia ikut membangun kembali Jepang dari kehancuran Perang Dunia II dengan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. Makanya, Jenderal Douglas Mac Arthur, wakil Amerika Serikat untuk penguasaan Jepang saat itu, membiarkannya.
Matsushita memperlakukan para karyawannya seperti keluarganya sendiri. Sesulit apa pun keadaan menimpa perusahaan, tidak pernah ada upaya mengurangi jumlah karyawannya.
Spirit humanis Matsushita  merasuk ke hampir seluruh jiwa manusia baru Jepang.
Kebersamaan dan kejujuran merupakan komitmen utama. Siapa yang lancung, keputusannya disuruh memotong jari tangannya atau bunuh diri (harakiri).
Dalam pergaulan apa pun, orang Jepang selalu menghindari satu hal, yaitu saling menjatuhkan teman sendiri. Teman makan teman. Saling sikut secara tidak fair demi harkat keduniawian. Â Persaingan yang ada selalu disikapi dengan keterbukaan, kejujuran, elegan. Makanya mereka unggul. Â Mudah-mudahan kita bisa mencontohnya.
