“Mas, aku mau putus..!!!!”. Masih teringat dibenakku kata-kata itu. Kata yang terucap dari bibir Intan, wanita yang telah menjadi kekasihku selama tiga tahun terakhir ini. Aku tidak pernah menduga sebelumnya ini akan terjadi. Tiga tahun aku mengenal Intan, selama itu pula hubungan kami selalu berjalan mulus. Tapi ternyata tiga tahun tidak menjamin hubungan kami akan berakhir di pelaminan.
Semula hubungan kami baik-baik saja. Aku mengenal Intan adalah sosok wanita yang baik. Dia tidak pernah mempermasalahkan statusku yang hanya sebagai kuli bangunan sedangkan dia mahasiswi disalah satu perguruan tinggi di kota Semarang. Selama ini aku berjuang mencari uang sebagai kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan kuliah dan segala sesuatu untuk menunjang penampilannya sebagai mahasiswi. Aku menjalaninya dengan penuh semangat karena aku tidak ingin dia terlalu merepotkan kedua orangtuanya. Setidaknya meskipun aku kuli bangunan tetapi mampu menguliahkan dia sampai ketingkat akhir. Itu yang selama ini menjadikanku tidak pernah berkeluh kesah dengan biaya kuliahnya yang sangat mahal.
Aku mencintai dia meskipun mungkin dia terkadang merasa risih ketika bergandengan tangan denganku. Aku merasa sadar diri ketika itu terjadi. Dia mahasiswi cantik sedangkan aku hanya pemuda biasa-biasa saja yang hanya bermimpi ingin membahagiakan dia. Tapi selama ini yang aku tahu dia sangat bahagia menjadi kekasihku. Semua kebutuhan hidupnya selalu kami pecahkan bersama-sama. Meskipun aku tidak bisa kuliah tapi yang aku inginkan adalah dia merasakan betapa nikmatnya duduk dibangku kuliah hingga menjadi wisudawati dan setelah itu kami bisa merasakan indahnya rumah tangga.
Tapi mimpi tinggallah mimpi, Roni seorang mahasiswa tingkat akhir berhasil merebut hatinya dariku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karna aku sadar aku memang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Roni seorang mahasiswa yang anak salah satu dosen di kampusnya yang mempunyai masa depan yang cerah. Aku hanya seorang kuli bangunan yang hanya punya cinta dan sedikit semangat untuk membahagiakan Intan. Apalah arti hadirnya orang kecil sepertiku. Aku tidak mampu memberikan apa yang diberikan oleh Roni kepada Intan.
Seminggu setelah Intan memutuskan aku. Jangankan mendengar kabar darinya, melihatnyapun aku tidak pernah lagi. Sudah tidak terhitung berapa kali aku menelfon ataupun mengirim pesan singkat kepadanya. Tapi tidak ada satupun tanggapan dari dia. Aku tidak tahu harus mencari dia kemana karena Semarang ini luas sedangkan aku tidak berani masuk ke kampusnya yang megah itu. Aku takut di usir sama satpam kampus itu. Tepat hari Rabu dia mengirim surat ke kontrakanku:
Maaf mas Alif, Intan tidak bisa lagi menjalani hubungan kita. Memang berat keputusan yang aku ambil ini. Tapi semoga mas Alif bisa menerimanya dengan ikhlas. Intan tidak ingin terlalu jauh menyakiti perasaan mas Alif. Sejujurnya aku mencintai Roni anak salah seorang dosen di kampusku. Kami saling mencintai. Roni sekarang mau wisuda dan akan bekerja di salah satu perusahaan milik pemerintah. Tolong jangan hancurkan masa depanku mas. Mas pasti tahu apa maksudku. Terimakasih selama ini mas telah baik sama aku. Kalau memang mas minta ganti rugi atas apa yang mas berikan untuk aku. Nanti mas tinggal hubungi aku.
Salam Intan
Yang aku harapkan adalah sebuah surat tentang kabar baik darinya. Tapi harapanku salah. Dia benar-benar telah meninggalkan aku begitu saja. Orang yang aku cintai selama tiga tahun telah melukai hatiku sebagai lelaki dengan cara seperti ini. Pengorbananku selama ini untuknya sia-sia. Selama ini yang aku tahu cinta tak memandang status sosial, tetapi apa yang terjadi hari ini membuka mata hatiku bahwa cinta memandang antara sikaya dan simiskin. Cinta tidak berpihak sama orang yang tidak berpunya sepertiku. Perih yang aku rasakan ketika tertimpa reruntuhan bangunan yang akan aku renovasi tidak seperih hatiku yang terluka saat ini karna Intan. Aku tidak percaya jika orang yang aku kenal selama tiga tahun terakhir ini sanggup membuat hatiku hancur berkeping-keping. Aku ditinggalkan begitu saja setelah dia mendapatkan orang yang lebih dariku.
Hatiku remuk ketika aku tahu bahwa aku ditinggalkan
karna aku orang tak punya
Jiwaku hancur ketika perjuanganku selama ini sia-sia
Hari ini air mataku membuktikan bahwa teramat perih luka yang aku rasakan
Sungguh sakit ketika merasa terhina oleh orang yang aku sayangi
Aku memang bukan orang kaya
Aku hanya punya cinta dan sedikit semangat
Untuk membahagiannya
Aku memang tidak bisa seperti Roni
Aku hanya orang tak punya
Aku ikhlas meskipun hatiku terluka
Aku sadar bahwa aku memang tidak punya harta untuk membahagiakannya
***
Kini setelah aku benar-benar tidak lagi menjadi kekasih Intan. Aku sudah mulai menerima bahwa aku harus membiarkan orang yang aku cintai bahagia meskipun bahagia bukan karnaku. Aku yakin Roni akan membahagiakan Intan dengan harta yang Roni miliki. Biarlah Intan bahagia diatas luka yang dia berikan untukku. Aku yakin bahwa yang pergi adalah bukti bahwa dia bukan orang yang tepat untuk hidupku. Tuhan punya rencana lain dibalik sakit yang aku terima.
Malam ini hujan mengguyur desaku dengan lebatnya. Seharian kerja membuat sekujur tubuhku terasa penat. Hal ini membuatku kadang susah tidur. Hanya terbaring sembari memandang langit-langit rumah yang kini semakin reot. Kembali ku teringat masa lalu dimana aku masih merasakan betapa indahnya cinta yang aku lalui bersama Intan yang kini telah menjadi masa laluku.
Ada senyum dibibirku ketika teringat Intan tertidur dipelukanku. Masih kurasakan hangatnya waktu itu ketika bercanda ria bersamanya. Intan membuatku semangat bekerja mencari biaya untuk kuliahnya. Aku melakukan ini semua demi cinta dan demi masa depan kami berdua. Tapi semua itu tenggelam bersama Intan yang kini telah bahagia bersama Roni. Kebahagiaan yang kini membalut hidup Intan tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun dihatinya karna telah melukaiku. Sedangkan aku disini sendirian berjuang menata hatiku yang terluka karnanya.
Malam ini aku menulis surat sebagai balasan surat dari Intan yang dulu belum sempat aku balas. Dengan tubuh yang bergetar, aku mencoba menuangkan apa yang aku rasakan selama ini lewat sebuah tulisan. Luka yang tiada berujung yang pernah aku rasakan hingga sekarang ini.
Intan…..
Sudah lama mas tidak mendengar kabar darimu
Semoga Intan baik-baik saja
Maaf mas baru bisa membalas surat darimu sekarang
Sejak saat perpisahan itu, aku memikirkan tentang kita, tentang perjalanan cinta kita
Dalam kesendirian,sering sekali kata-katamu mengusik ketenanganku
Tak ku sangka akhir cerita cinta kita seperti ini
Aku juga tidak menyangka jika kamu sanggup meninggalkan aku hanya demi Roni yang baru kamu kenali
Aku tahu bahwa aku orang tak punya
Aku tidak sanggup memberikan apa yang diberikan oleh Roni kepadamu
Aku terlalu miskin dimatamu
Kamu tega meninggalkan aku karena aku tak punya banyak uang
Tapi satu hal yang harus kamu ketahui
Sampai detik ini namamu masih bertahta dihatiku yang terpasung luka
Aku sadari,aku bukanlah lelaki yang pantas untuk kau jadikan pendampingmu
Karena aku tidak pernah bisa membuatmu selalu berada dalam kebahagiaan
Tapi sebaliknya aku selalu membawamu berada dalam penderitaan karena uangku yang tidak banyak seperti Roni
Selama ini aku sudah berusaha mencoba untuk membahagiakanmu
Selalu mencoba membuatmu tersenyum ketika bersamaku
Aku selalu berusaha memenuhi keinginanmu meskipun terkadang aku tidak sanggup
Aku pikir akulah orang yang paling beruntung didunia ini karena telah mendapatkanmu
Tapi ternyata aku salah besar
Aku adalah orang yang paling tidak beruntung
Aku ternyata hanya lelaki yang tidak dianggap ketika kekasihnya mendapatkan orang yang lebih dari apa yang aku miliki selama ini
Kau tinggalkan aku,kau buang aku,kau hina aku,kau sakiti aku tanpa kau sadari itu
Itu semua kamu lakukan ketika ada lelaki lain yang masuk dalam hubungan kita
Dia lebih sempurna dan dia orang yang berpunya
Bukan seperti aku orang yang tak punya
Aku hanya lelaki yang bisa membuatmu tersiksa karena tidak punya apa-apa
Aku hanya berikanmu setetes air dipadang gersang,sementara dia bisa memberikanmu segalanya
Untuk itu,aku rela kau tinggalkan,aku rela kau buang,aku rela kau hina bahkan kau ludahi
Karena memang kenyataannya aku orang yang tidak punya
Selamat tinggal
Semoga kekasihmu yang sekarang bisa membahagiakanmu dengan harta yang dia miliki
Aku akan berusaha untuk melupakanmu walaupun sulit bagiku untuk melakukannya
Aku tidak tahu kenapa cinta yang kujalani harus berakhir seperti ini
Kekecewaan yang teramat
Apakah orang tak punya sepertiku tidak pantas untuk bahagia?
Apakah orang tak punya sepertiku memang tak pantas untuk dicintai?
Entahlah aku bingung
Terlalu perih sakit yang aku rasakan
Aku merasa terhina
Aku sadari memang aku bukanlah orang berada
Tapi setidaknya aku masih punya perasaan
Setidaknya aku juga bisa merasakan sakitnya terhina seperti ini
Sayang, masih ingatkah janjimu?
Masih ingatkan kata yang keluar dari bibirmu sewaktu kita masih bersama dulu?
Yang kini janji tinggallah janji
Kini aku sendiri merenungi nasib dipojok dunia yang sepi
Berharap akan ada wanita yang menyembuhkan lukaku ini
Berharap akan ada wanita yang mencintaiku apa adanya
Semoga Tuhan mengirimkan wanita yang baik untuk hidupku kelak
Semoga kini kau bahagia Intan
Salam Alif Ramadhan
Besok surat ini akan aku kirimkan ke kampus Intan. Semoga dia membaca apa yang tertuang disurat ini. Malam kian larut, tanganku terasa capek menulis surat yang begitu panjang. Diluar hujan tidak juga reda. Aku harus tidur untuk meraih mimpi indah hanya sekedar melepaskanku dari luka yang selama ini membelenggu hidupku. Mimpi indah yang membuatku lupa akan kejadian kisah percintaanku meskipun hanya sekejap. Selamat malam dunia yang pernah membuatku tersenyum dan juga pernah membuatku terluka.
Oleh : Dedi Hardianto Putra