Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ular Naga Akan Menelan Nusantara

9 Mei 2021   12:10 Diperbarui: 9 Mei 2021   12:14 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi malam keponakanku Deni Kuswayanto memposting sebuah berita berjudul "Eksistensi rakyat China di Indonesia akan mengeliminasi  rakyat pribumi dalam waktu 10 tahun".

Tulisan itu diunggah orang diduga James Riyadi di akun Face Book dengan judul "Informasi kegubernuran 9 Naga" kamis 6 Mei 2021.

Jang Deni begitu biasa saya panggil seorang sarjana perminyakan. Awalnya dia ber "asa" menjadi pengusaha perminyakan seperti Arifin Panigoro dengan Medco nya atau saudagar minyak lainya. Tapi itu sulit diraih, katanya. Sementara ia mengaku tidak berminat jadi PNS/ASN.

Belakangan dia banting  stir menggeluti usaha bidang pertanian peternakan dan perikanan. Belum begitu berkembang memang. Tapi doa saya untuknya semoga bisa maju  dan menjadi taipan pribumi kita.

Berita yang ia posting itu memang akan meresahkan orang-orang nasionalis tulen seperti keponakanku yang satu itu. Di sana dituliskan tentang adanya kesepakatan presiden Jokowi dengan PM China yang membolehkan masuknya 10 juta WNA ke Indonesia.  Alasanya mereka tenaga akhli untuk menggarap proyek nusantara yang dibiayai China. Tapi menurut penulis yang diduga James Riyadi, sampai 2021 saja WNA China yang masuk sudah mencapai 17 juta. Jadi sudah over quota.

Kemudian ada wacana yang berkembang bahwa sesungguhnya China ingin "mengusir 200 juta warganya keluar dari negeri tirai bambu itu.  Mereka memang banyak duit, tapi daratanya sudah terlalu dijejali engkoh dan enci secara berlebih. Penduduknya sekarang telah lebih dari 2 milyar orang. Sudah oleng ibarat kapal kelebihan muatan.

Dan indonesia menjadi sasaran empuk untuk dijadikan tempat "pembuangan". Alasan lahan di Indonesia masih cukup lapang. Dan Indonesia lagi sempoyongan butuh investasi. Dan itu mereka miliki. Biar dibayar kapan saja.

Cuma ironisnya mereka berdatangan ketika pandemic covid19 sedang merajalela. Ketika WNI sendiri sedang dikurung di rumah, susah mencari pekerjaan, eh WNA China malah berdatangan dengan mudah dan aman. Kehidupan mereka di sini dijamin 125 perusahaan China yang berinvestasi di nusantara ini.

Itulah salah satu sebab munculnya stigma Jokowi sebagai seorang komunis. Walau itu hanya sebuah logika yang dikuat kaitkan, kari-kari deukeut dengan babah babah, jangan-jangan memang Jokowi PKI.

Jokowi sendiri menjawab stigma itu dengan main logika pula. Katanya, dia itu lahir 1961. Jadi waktu terjadi pemberontakan PKI 1965 ia baru 4 tahun. "Masa ada PKI balita" katanya.

Ponakan meminta pendapat saya, kiat menghadapi serbuan emigran bermata sifit itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun