Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Resafel dan Dilematik Profesor Pratikno

17 April 2021   01:12 Diperbarui: 17 April 2021   01:26 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tampaknya Presiden Joko Widodo sedang menghadapi sebuah dilema dalam melaksanakan resafel ronde ke 6 dalam 6 tahun kekuasaannya. Soalnya ada desakan dari relawan Jokowi Mania (Jo Man) yang meminta mengganti 5 menteri. Termasuk di dalamnya Mentri Sekretaris Negara  Prof. Dr. Drs. Pratikno M.Sos.Sc.

Mungkin untuk menteri yang lain seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Lympo, Menteri Perdagangan M.Lutfi, Menteri KomiNfo Johnny G Plate dan Menteri Tata Ruang Sofyan Jalil, tidak terlalu membuat putra  Solo itu keder, pusing tujuh keliling. Tetapi ketika  harus mendepak Mensesneg Pratikno, ia agak sulit memutuskannya.

Hubungan Jokowi-Pratikno, seperti kata Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion Dedi Kurniasyah, sangat kuat. Hal serupa diucapkan pula pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing. Bang Hombing  memberi contoh Jokowi menugaskan Praktik untuk "menjinakan" MUI, NU  dan Muhammadiyah yang menolak keras RUU OMNIBUS/CIPTA KERJA yang sudah harga mati bagi Jokowi.

Sementara bagi relawan Jo Man, Pratikno banyak melakukan kesalahan. Salah satunya kasus salah ketik pasal dalam buku RUU Omnibus. Menurut Ketua Jo Man, Emanuel Ebenezer, kesalahan Pratikno itu telah membuat blunder politik Jokowi di mata publik yang sedang habis-habisan menolak RUU Omnibus itu. Padahal RUU setebal 1000 halaman lebih itu sudah ditanda tangani Presiden. Dan baru ketahuan banyak kesalahan sesudah sampai ke DPR dan media massa.

Ada yang mengatakan menggoyang Profesor mantan Rektor Universitas Gajah Mada itu bagai menggoyang gunung Merapi.  Gak akan runtuh. Wallahu a'lam bissawab.

Pertanyaanya, kenapa Jokowi Pratikno itu begitu nempel kaya perangko?  Ada beberapa hal yang mungkin  tidak banyak orang tahu. Pertama, mereka sama alumni UGM. Masa kuliah mereka nyaris bersamaan antara tahun 1980 sampai 1985. Jokowi sendiri lulus dari Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985. Sekitar tahun itu juga Pratikno menyelesaikan studinya di jurusan pemerintahan Fakultas Sosial Politik dan menjadi dosen di almamaternya.  Ketika Jokowi maju sebagai Capres 2014, Pratikno yang sudah jadi Rektor UGM memberi  dukungan secara totalitas. Ia mengerahkan para anggota Keluarga Alumni Gajah Mada untuk mendukung Jokowi JK.

Ketika Jokowi menang, Praktikno dan 72 peneliti UGM menyusun  buku putih SAPTA ADICITA. Berisi 7 program pembangunan Nasional. Tak berhenti di situ, Pratikno juga terlibat dalam tim sinkronisasi. Ia juga yang membantu Jokowi membuat nama-nama 34 kementerian yang akan disusun Jokowi.

Ada pula faktor lain yang membuat mereka cocok satu sama lain.  Yaitu keduanya sama-sama wong ndeso dan sama  berkepribadian hidup sederhana.

Pratikno mengaku,  malahan  tidak diberi tahu lebih dulu  akan diangkat menjadi Menteri.  Tahu-tahu diumumkan tanggal 26 Oktober 2014.

Bagai mana keputusan Jokowi tentang nasib Pratikno ini. Apa dia bertahan dengan  mengabaikan usul relawan Jo Man atau  mendepak orang paling dekatnya itu. Mari kita tunggu beberapa hari ini.- ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun