Dulu, sudah puluhan tahun lalu, Â saya ketemu mantan seorang bupati. Â Saya melihat wajahnya kuyu. Badannya kurus. Dia seperti menderita bathin. Padahal waktu jadi bupati, dia gagah perkasa. Jagjag waringkas. Maklum tentara dengan pangkat kolonel. Pangkat itu terakhir diterima ketika beliau hampir menghabiskan waktu 10 tahun menjalani tugas dwifungsi ABRI.
Dulu saya sebagai wartawan termasuk dekat dengan dia. Waktu ketemu, setelah dia pensiun dari bupati juga dari ABRI, saa melihat pak kolonel ini sedang didera penyakit bathin "post power sindrom".
Itu saya tangkap dari obrolannya. Dia cerita, dulu sebagai bupati yang kolonel itu, dia dihormati habis sama semua orang se kabupaten, juga tentara yang berada dibawah dia. Ke mana saja pergi, dikawal Satpol PP dan dikuntit ajudan di belakang . Pendeknya enak dan bahagia, dielu elu di mana mana.
Nah sekarang ?
"Yang negur saja hampir tidak ada" desahnya .
Saya kok jadi ingat pak SBY. Kasihan juga beliau. Saya baca kemarin beliau mengeluh sedih dan kecewa. Sedih bukan saja nyaris "teu ditanya teu ditakon" eh malahan beliau merasa difitnah. Â Katanya sudah dua kali beliau difitnah. Â Pertama tahun 2017 beliau diisukan membiayai unjuk rasa 411 . Saya juga masih ingat itu. Isunya kata suara yang beredar, pak SBY keluar dana 9 milyar. Jujur waktu itu saya juga gak percaya.
Sekarang pak SBY kembali didera isu mring yang kata beliau juga  fitnah.Â
Saya melihat pak SBY begitu melankolis. Beliau power sindrom kayanya . Dan itu wajar. Sempat ia sampaikan keluhan itu ke pak Jokowi langsung.
"Bapak juga kan akan seperti saya, kembali ke masyarakat" kata beliau kepada pak Jokowi tahun 2017.
Bagi saya terpenting bukan soal benar tidaknya tuduhan. Saya lebih ingin mengingatkan kepada orang yang kini sedang berkuasa . Tolong ingat bahwa kekuasaan itu, bahwa korsi empuk itu, bahwa puja puji itu hanya sementara, ketika anda masih pegang SK. Waktu itu anda ibarat sebuah kapstok , banyak orang menggantungkan baju di kapstok anda. Ketika anda telah kehilangan SK anda bakal kehilangan puja puji itu. Â Bakal power sindrom dan mati dalam sunyi .
Ingat cerita saya tentang pak kolonel yang sempat jadi bupati itu. Dan renungi pula sakit hati dan melankolisnya pak SBY kemarin .
Sebagai manusia yang kebetulan usia saya lebih tua dari beliau (pak SBY), jujur saya kasihan.- ***