Mengapa orang Indonesia  zaman now atau umumnya kaum milenial malas berjalan kaki?" berikut hasil reportasi atau tanggapan yang sering saya alami atau mendengar sendiri jika  menanyakan orang sekeliling atau para penumpang yang membersamai saya di perjalanan menuju suatu tempat.
Berikut alasan mereka menanyakan ketika saya berjalan kaki :
Kenapa berjalan kaki? Kasihan, apa tidak ada motor? apa tidak ada yang anter? Cape khan? panas khan?
Lama sampainya khan?.
Begitulah realita kehidupan sekarang. Padahal kalau saja kita  mengendarai sepeda, masih juga di pertanyakan kalau naik sepeda pas tanjakan bagaimana? ya..pastilah di tuntun, kecuali sepeda listrik. Tapi itulah hak mereka mau bertanya apa pun, selama kita kuat menghadapi atau menanggapinya dengan baik atau hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman, itu sudah merupakan jawaban yang cukup memuaskan.
Jadi kita tak usah berkecil hati. Tetap semangat berjalan kaki, karena  menyehatkan badan, ramah lingkungan, mengurangi kemacetan, mengurangi bahan bakar bensin yang  harganya sedang nangkring.
Memang jika di buru-buru atau sangat terbatas waktunya dan jarak tempuhnya sangat jauh, saya sarankan menaiki kendaraan.Â
Intinya berjalan kaki harus kita galakan lagi, walau hanya satu pekan sekali. Terlebih jika tidak punya waktu luang untuk berolah raga.Â
Berjalan kaki adalah olah raga sehat dan murah sekali.
Para pejalan kaki dewasa ini sering di pandang sebelah mata, namun saya tetap melakukannya setiap hari sebanyak 500 meter. Kalau pp berarti 1000 meter.Â
Alasan saya berjalan kaki, di samping belum berani mengendarai roda dua dengan waktu tempuh yang cukup jauh, juga karena tidak ingin merepotkan anak-anak yang juga  sibuk dengan aktivitasnya berbarengan dengan keberangkatan saya menuju suatu tujuan. Terkecuali jika di tawarkan, namun pulangnya saya selalu memilih untuk berjalan kaki. Demikianlah alasan saya untuk selalu berjalan kaki. Terima kasih
