Bekasi 19 mei 2025, Kebudayaan Aceh dikenal luas karena keunikan adat istiadat, nilai religius yang kuat, serta seni tradisional yang khas. Walaupun berasal dari Provinsi Aceh di ujung barat Indonesia, budaya ini tidak hanya hidup di tanah asalnya. Di berbagai kota besar dan kawasan perbukitan seperti Sentul, Bogor, budaya Aceh terus dilestarikan oleh para perantau. Salah satu pusat kebudayaan Aceh yang menonjol di kawasan ini adalah "Rumoh Aceh Sentul" yang telah menjadi simbol keberadaan dan aktivitas masyarakat Aceh di Bogor dan sekitarnya.
Pendirian dan Pendirinya
Rumoh Aceh Sentul didirikan pada tahun 2017 oleh H. Tgk. Muhammad Nasir,seorang tokoh masyarakat Aceh yang merantau ke Bogor sejak awal tahun 2000-an.Ia adalah seorang ulama sekaligus pengusaha yang memiliki kepedulian tinggiterhadap pelestarian budaya dan pendidikan Islam khas Aceh di tanah perantauan.Dengan semangat "meuadab dan meuadat" (beragama dan beradat), iamembangun Rumoh Aceh sebagai pusat aktivitas sosial, budaya, dan keagamaanmasyarakat Aceh di kawasan Sentul dan sekitarnya.
Tujuan Pendiriannya
Rumoh AcehSentul didirikan dengan beberapa tujuan utama:
- Melestarikan kebudayaan Aceh, Â termasuk seni tari, musik tradisional, kuliner, dan adat istiadat.
- Menjadi pusat pendidikan nilai-nilai Islam yang khas dalam masyarakat Aceh.Â
- Menjadi tempat silaturahmi dan pembinaan generasi muda Aceh di perantauan agar tetap terhubung dengan akar budayanya.
- Mengenalkan budaya Aceh kepada masyarakat luas di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Jadi Gusys Untuk Kegiatan dan Programnya Yaitu:
Sejakdidirikan, Rumoh Aceh Sentul rutin menyelenggarakan berbagai kegiatankebudayaan dan sosial, antara lain:
1. Pelatihan TariTradisional
Tari Saman, TariRanup Lampuan, dan Seudati diajarkan kepada anak-anak dan remaja. Kegiatan ini dibimbing langsung oleh pelatih dari Aceh maupun pelatih lokal yang sudah mendapatkan pelatihan resmi.
2. Pengajian dan MajelisIlmu
Selainbudaya, nilai-nilai keislaman juga menjadi bagian penting. Majelis pengajianmingguan, kajian kitab kuning, serta peringatan hari besar Islam rutindiadakan.
3. Festival Budaya danKuliner Aceh
Event tahunan seperti "Aceh Cultural Day" diadakan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Aceh kepada masyarakat umum. Makanan khas seperti mie Aceh, kuah beulangong, dan kue-kue tradisional disajikan bersama pertunjukan seni.
4. Kelas Bahasa dan AksaraJawi
Untukmelestarikan bahasa dan aksara tradisional Aceh, disediakan kelas khusus untukanak-anak keturunan Aceh yang lahir di Bogor agar mereka tetap bisa membaca danmemahami aksara Jawi dan bahasa Aceh.
Dukungan Dari Komunitas danPemerintah
Rumoh Aceh Sentul juga didukung oleh Komunitas Masyarakat Aceh Bogor (KMAB) yang beranggotakan lebih dari 200 kepala keluarga. Beberapa tokoh lokal dan tokoh nasional asal Aceh juga pernah berkunjung dan memberikan dukungan moral serta material. Pemerintah daerah setempat pun telah beberapa kali menggandeng komunitas ini dalam event budaya lintas daerah.
Tantangan dan Harapannya
Semoga seiringdengan berkembangnya zaman dan teknologi, tantangan dalam menjaga eksistensibudaya Aceh di tanah perantauan tidak kecil. Generasi muda lebih mudah terpaparbudaya global, dan perhatian terhadap budaya lokal kadang menurun. Oleh karenaitu, Rumoh Aceh Sentul terus berinovasi, misalnya dengan memproduksi kontendigital budaya Aceh dan aktif di media sosial.
Harapannya,generasi muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalammenjaga dan mengembangkan warisan budaya Aceh, meskipun berada jauh dari tanahkelahirannya.
Kesimpulan
Rumoh Aceh Sentul merupakan wujud nyata dari komitmen masyarakat Aceh di perantauan dalam melestarikan budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai keislaman khas Aceh. Didirikan oleh H. Tgk. Muhammad Nasir pada tahun 2017, pusat budaya ini telah menjadi tempat strategis untuk kegiatan edukatif, sosial, dan spiritual bagi masyarakat Aceh di Bogor dan sekitarnya. Melalui berbagai program seperti pelatihan tari tradisional, pengajian, festival budaya, hingga kelas bahasa dan aksara Jawi, Rumoh Aceh Sentul tidak hanya menjaga identitas budaya Aceh, tetapi juga memperkenalkannya kepada masyarakat luas.
Di tengah tantangan globalisasi dan perubahan zaman, Rumoh Aceh Sentul terus berinovasi agar generasi muda tetap terhubung dengan akar budayanya. Keberadaan lembaga ini menunjukkan bahwa identitas budaya dapat tetap hidup dan berkembang, meskipun jauh dari tanah asalnya, asalkan ada tekad, kerja sama, dan semangat pelestarian yang kuat.
Semoga bermanfaat guyss
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI