Mohon tunggu...
Dede Ahmad Ramdhan
Dede Ahmad Ramdhan Mohon Tunggu... Freelancer - RA94

Punten Numpang Nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persepsi

24 Januari 2020   07:30 Diperbarui: 24 Januari 2020   07:33 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air bergemuruh, tatapan langit cerah berawan, udara kencang ditambah panas terik sinar matahari, burung-burung terbang menjauh membuat khas suasana ini. Di bawah pasir-pasir liar tak terasa memasuki sepatu, tapi tak peduli  bila dibersihkan pun masih banyak yang menanti gilirannya.

Di sebelah kanan Anak-anak kecil berlarian gembira ceria hanya karena gundu kan pasir, ombak kecil dan air asin yang  memedihkan mata tak tau apa yang menantinya di ujung sana. 

Di sebelah kiri segerombolan pasangan muda mudi tampak senyum bahagia dibalik foto selfie dibalik keindahan bukit karang ombak dan kesedihan frustrasi palsu nya, demi penghargaan dan pengakuan dunia maya. Bergandengan tangan tanpa tau arah dan tujuan yang nyata.

Di belakang, apa yang ada dibelakang sering dianggap tidak penting seperti halnya sejarah kesuksesan dan kekayaan masa lalu yang dipuji-puji, belajar ilmu masa lalu tak paham apa itu arti sekarang dan esok hari. 

Di belakang dimana pejuang sejati berada, darah daging mereka gerakan demi nilai, kehormatan dan kasih sayang yang dibuang sia-sia oleh sang pewaris nya, tak tertulis oleh batu nisan dan pena sejarah manusia.

Di depan, di hadapanku gurun gersang berair, penuh kehidupan di dalamnya dan kematian di atasnya. Dihasilkannya kehidupan dan kebahagiaan, air asin perih di mata. Orang-orang berlarian ke arah nya dan menjauhinya, perkara nikmat dan aniaya. Sekarang mereka berlari menjauh demi harta, kehormatan dan kasih sayang. 

Celaka yang terjatuh dan terseret ke dalamnya tertelan kehidupan dan kematian sekaligus. Tak perlu berlari, duduklah nikmati pasir angin panas dan pemandangan nya, sambutlah dan nikmati gelombang besar air kebahagiaan datang, akhir dari ketidakpastian dan rasa bimbang. Tak perlu berlari tergesa-gesa, untuk apa berlari, tak guna berlari. Percuma berlari....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun