Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesepian Menjadi Penyakit yang Mengancam

20 November 2023   11:46 Diperbarui: 2 Desember 2023   12:01 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: artworks-000079767967-go8p1n-t500x500

Pagi ini disela-sela sarapan pagi, sambil mencek pesan-pesan WA yang masuk, ada seorang sahabat yang mengirimkan link berita dari kanal berita yang cukup terbaca, judul beritanya "Alert! WHO Umumkan Ancaman Kesehatan Global Terbaru: Kesepian".

"Alamak.." batinku.. "ada-ada aja yaa, kesepian menjadi ancaman kesehatan"

Perlu diakui, hal ini sangat ironi. Saat media sosial booming dan dunia maya begitu mudah diakses, namun semua itu tidak mampu menghilangkan rasa sepi. Ratusan bahkan ribuan teman yang ada di platform media sosial kita tidak membuat rasa kesepian itu hilang, yang ada semakin menenggalamkan kita pada perasaan "kenapa aku begini-begini aja..".

Ya Media Sosial itu bermata dua, betul memang, dengan media sosial kita bisa dengan mudah dan cepat membangun personal branding, atau bagi beberapa orang, menjadi viral karena mampu memanfaatkan momentum dengan tepat. Namun di sisi lain, media sosial menjadi mesin pembunuh karakter diri, kita akan dipertontonkan hal-hal yang baik, hal yang nikmat, hal-hal yang mewah, yang membuat mental diri menjadi lemah, dan timbul pertanyaan "Kapan ya aku bisa seperti mereka..?"

Handphone, dengan segala kemudahannya, tanpa kita sadari menjadi kontrol diri kita. Dia mengambil alih diri kita. Kita diperbudak oleh "Setan Gepeng" itu. Interaksi dengan keluarga, istri ke suami, ibu ke anak, atau atasan ke bawahan dilakukan melalui Handphone kita. Kita sangat jarang memiliki waktu berinteraksi secara fisik. Berjumpa dan menatap mata, tertawa lepas dan melepaskan HP dari jangkauan kita.

Coba ingat, kapan terakhir kali anda berbicara dengan pasangan atau anak anda tanpa memegang HP?
Atau pernah anda melihat anak anda duduk tanpa HP? Beberapa anak bahkan duduk di meja makan dengan HP di tangan.

Kesepian adalah suasana, suasana sepi itu jika tidak buru-buru dibuang akan menggerogoti diri, masuk ke mental dan alam bawah sadar anda. Anda akan dipermainkan oleh pikiran negatif, anda akan merasa "tidak layak" atau "tidak sama" dengan teman-teman anda, hanya karena mereka bisa ini, itu, atau punya ini, itu.

Anda andalah kapten atas diri anda, anda adalah pengemudi atas kendali anda. Jangan pernah tergoda dan berpikir bahwa apa yang di sosial media itu benar adanya. Semua itu di buat, di create, demi konten.
Sering sekali kita melakukan sesuatu dengan tujuan konten, apa-apa di upload. Kita kadang menomorduakan perasaan orang-orang di sekitar kita.

Rasa sepi yang mengganggu anda saat ini mungkin signal bahwa anda perlu melepaskan diri dari "setan gepeng" itu.
Pergilah keluar bersama teman, pergilah minum kopi bareng tetangga, satpam rumah atau bahkan tukang sampah yang lewat depan rumah anda. Bergerak bebaslah tanpa gangguan HP. Jangan apa-apa maunya selfi, sesekali bebaskan diri seperti manusia jaman dulu.

Insha allah rasa kesepian itu akan memudar,
Jiwa anda akan menjadi hangat,

Dan anda akan menjadi manusia yang hidup.
Karena sejatinya HIDUP itu untuk HIDUP.

Salam,
DW

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun