Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Seorang "Tukang Khawatir" Divaksin

28 September 2021   19:56 Diperbarui: 28 September 2021   20:10 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksinasi. Photo by Pexels.com/Gustavo Fring

Dari sini kemudian saya menemukan pelajaran berarti tentang proses melawan rasa khawatir dan prasangka buruk terhadap vaksin, yaitu tentang persiapan dan kemampuan dalam berlogika sederhana ketika menghadapi sesuatu yang jarang terjadi.

Maklum, vaksinasi terakhir sebelum ini adalah SMP kelas 7. Itu pun saya sudah lupa vaksinasi untuk mencegah penyakit apa.

Artinya, menghadapi vaksinasi adalah hal yang perlu saya pelajari dan perlu saya nalar. Contoh penalaran sederhana saya adalah tidak memijat-mijat lengan bekas suntik pasca vaksin.

Itu yang sempat saya lihat ketika sedang duduk di zona observasi 15 menit. Saya melihat seorang perempuan yang memijat-mijat lengan--yang terduga--bekas suntikan.

Meskipun saya bukan orang berlatarbelakang medis, saya berpikir kalau tindakan itu mungkin malah membuat rasa sakit menjalar ke mana-mana. Ini yang saya hindari selama dua-tiga hari pasca vaksin.

Kalaupun saya memegang area bekas vaksin, itu pun hanya sekadar menyentuh dan mengelus, tidak sampai menekan-nekannya. Karena, saya khawatir malah lengan saya makin sakit.

Kemudian, sebelum saya meminum paracetamol, saya bertanya ke teman yang saya anggap paham tentang aturan main obat-obatan dan saya juga membaca artikel tentang cara mengonsumsi paracetamol dengan tepat. Ini yang membuat rasa khawatir saya terhadap vaksin dan obat perlahan surut.

Salah satu tanggapan teman terhadap apa yang akan saya lakukan untuk pemulihan pasca vaksinasi. Sumber: Dokumentasi penulis
Salah satu tanggapan teman terhadap apa yang akan saya lakukan untuk pemulihan pasca vaksinasi. Sumber: Dokumentasi penulis

Saya kemudian berpikir kalau rasa khawatir dan prasangka buruk yang saya miliki mungkin adalah kebiasaan. Kebiasaan ini bisa karena melihat orang lain punya kekhawatiran dan prasangka buruk lalu saya menirunya. Atau, juga bisa karena saya kurang persiapan, baik wawasan maupun tindakan pencegahan.

Artinya, sebelum vaksinasi, kita perlu banyak mengisi kepala kita dengan berbagai informasi. Tentang sisi baik-buruk, itu nanti bisa dipilah dan dipahami dengan cara melakukan kroscek dengan apa yang dialami orang-orang terdekat.

Mengukur kesamaan "merek" vaksin juga perlu, karena mungkin beda "merek" akan menimbulkan gejala yang berbeda. Sampai akhirnya, kita mengetahui bahwa beda tubuh maka beda tingkat imunitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun