Saya menganggap bulan Ramadan adalah momen indah, karena bulan ini justru sering menggiring saya untuk lebih produktif dibanding bulan-bulan lainnya. Kok bisa?
Pertama, karena faktor jadwal. Ramadan yang mempunyai jadwal berpuasa, berbuka, dan sahur, secara langsung sebenarnya juga mengajak saya untuk mempunyai jadwal untuk melakukan sesuatu dalam satu hari.
Saya menjadi lebih tahu kapan untuk tidur, kapan untuk menulis, dan kapan untuk bersantai. Ini yang berbeda dengan bulan biasa yang cenderung lebih bebas. Sekalipun ada jadwal, rasanya seperti bisa dikompromikan.
Kedua, karena momen puasa adalah momen untuk menjalani aktivitas yang dapat mengabaikan rasa-rasa lain. Seperti rasa ingin keluar tanpa maksud yang jelas, rasa ingin mencari hiburan sebanyak-banyaknya, dan hal-hal yang sebenarnya kurang bagus dilakukan orang muda yang seharusnya sangat produktif.
Lewat momen puasa, kemudian tubuh lebih terasa ingin melakukan hal-hal yang efektif dan efisien. Ini yang kemudian membuat kegiatan lain bisa cukup diabaikan.
Saya bilang cukup, karena dalam berpuasa pasti akan ada dua fase. Fase beradaptasi dan fase terbiasa. Kalau masih beradaptasi, tubuh perlu meminimalisir pengeluaran tenaga. Kalau sudah terbiasa, baru bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap tambahan.
Ketiga, karena momen berpuasa pikiran lebih jernih. Faktor keberhasilan melakukan poin kedua, membuat saya memiliki energi yang cukup. Ketika energi cukup, konsentrasi selalu bagus.
Konsentrasi bagus inilah yang bisa membuat saya lebih produktif. Sekalipun ukurannya ada di dalam diri saya, bukan untuk membandingkan dengan orang lain.
Kemudian dari upaya untuk produktif ini, saya juga ingin menjalani Ramadan khususnya tahun ini dengan berbeda. Apa itu?
Berbeda yang saya khususkan pada Ramadan tahun ini adalah menghilangkan kekhawatiran berlebihan terhadap keadaan. Memang, pandemi membuat perekonomian sangat hancur, alias tidak lagi "sekadar" kacau sampai saat ini.
Tetapi, saya mulai melihat ada 'kebaikan' untuk Ramadan ini dibandingkan tahun lalu. Tahun ini sekalipun belum jelas kapan dapat bangkit perekonomian saya dan keluarga saya, 'kebaikan' terasa sudah muncul.