Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Undangan Pernikahan, Kamu Bisa Melihat Karakternya

18 Januari 2020   14:45 Diperbarui: 18 Januari 2020   14:41 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pernikahan. Sumber gambar: Suara.com

Tentu yang dimaksud adalah karakter si penggelar hajatan tersebut, baik si pengantin maupun si orangtua atau keluarga dari kedua mempelai. Karena, tak bisa dipungkiri bahwa hajatan pernikahan tak lepas juga dari andil orangtua kedua mempelainya.

Dari setiap undangan pernikahan pasti ada hal-hal yang dapat menarik perhatian. Selain dari bentuk surat undangannya, foto prewed-nya di akun medsos si mempelai, juga dari tempat pernikahan yang dipilih. Termasuk juga gaya pernikahannya.

Nah, dari sekian gambaran itu, ada dua hal yang akan dijadikan satu untuk menerawang karakter dari si pemilik hajat pernikahan, yaitu tempat dan gaya pernikahan. Kira-kira seperti apa karakter mereka jika dilihat dari dua hal itu?

Ilustrasi tempat pernikahan yang mewah. Sumber gambar: Asenwadesign.com
Ilustrasi tempat pernikahan yang mewah. Sumber gambar: Asenwadesign.com

Dimulai dari gelaran pernikahan di tempat mewah. Faktor tergelarnya pesta pernikahan di tempat mewah tidak hanya karena ekonomi dan status, namun juga karena karakter. Ada orang-orang yang memang kaya, belum tentu menggelar pernikahan di tempat mewah.

Namun, ada orang-orang yang cenderung ingin dipandang "positif" akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat pesta pernikahannya dapat digelar di tempat mewah, dan itu murni karena karakter. Sedangkan ekonomi adalah penunjang.

Bahkan, demi pemuasan terhadap karakternya, orang tersebut juga rela untuk berani rugi. Seperti melakukan peminjaman uang dalam nominal besar, hanya untuk memastikan bahwa pernikahan itu dapat digelar sesuai keinginannya. Jadi, jika ada pesta pernikahan di tempat mewah, bukan berarti itu karena level ekonomi dan statusnya saja, namun juga ada andil dari karakter pihak penyelenggaranya.

Ilustrasi pernikahan di tempat natural. Sumber gambar: Suara.com
Ilustrasi pernikahan di tempat natural. Sumber gambar: Suara.com

Dilanjut ke pesta pernikahan kedua, yaitu di tempat yang natural. Artinya, pemilihan tempatnya adalah di tempat yang menonjolkan pemandangan alam. Bisa di tepi pantai, di villa yang terdapat pemandangan perbukitan, pemandangan sawah-sawah atau perkebunan, dan sejenisnya.

Orang-orang yang menggelar pernikahan di sini biasanya juga diiringi dengan karakter khusus, selain juga dapat dipengaruhi oleh fenomena pernikahan yang sedang trend di lokasi semacam itu. Apalagi, jika si pengantinnya adalah K-dramalovers, maka mereka tak akan asing dalam melihat "pasangan-pasangan" di serial drama tersebut menikah di tempat yang sedemikian rupa.

Ilustrasi pernikahan dengan nuansa perkebunan. Sumber gambar: Merahputih.com
Ilustrasi pernikahan dengan nuansa perkebunan. Sumber gambar: Merahputih.com

Penyelenggaraan pesta pernikahan di tempat ini biasanya ada dua bentuk karakter. Pertama, memanglah dikarenakan kesukaannya untuk bersentuhan dengan alam. Misalnya, bagi si pendaki gunung akan suka dengan pemandangan yang ada gunung, embun, dan pemandangan hamparan pohon-pohon. Ataupun para penjelajah hutan, akan suka mencari tempat yang cukup identik dengan pepohonan tinggi-tinggi, meski tidak harus memilih tempat yang sepenuhnya di hutan.

Kedekatan mereka dengan alam seperti itu, bisa divisualisasikan juga ke dalam pesta pernikahan. Apalagi bagi yang suka berlibur di pantai, pasti akan cukup mudah untuk mengincar tempat pernikahan di tepi pantai. Misalnya di Pantai Kuta, Bali.

Bentuk karakter kedua adalah mereka yang selalu ingin mengikuti trend masa kini, dan ini akan dijelaskan di poin selanjutnya yang membahas tentang tempat pernikahan di tempat yang instagramable.

Bagi orang-orang yang suka mengikuti trend masa kini, akan berupaya keluar dari kebiasaan yang sudah ada. Misalnya, kebiasaan disekitarnya adalah menyewa gedung pernikahan (indoor), maka, di poin ini, ada orang-orang yang tidak ingin melakukan hal serupa untuk pesta pernikahannya. Karena dianggap terlalu formal dan kuno.

Ilustrasi pernikahan di tempat hits yang tidak beda jauh antara outdoor dan natural. Sumber gambar: Pihinemo.com
Ilustrasi pernikahan di tempat hits yang tidak beda jauh antara outdoor dan natural. Sumber gambar: Pihinemo.com

Nah, gaya pernikahan selanjutnya atau yang ketiga adalah pemilihan tempat hits (instagramable) sebagai tempat pesta pernikahan. Ada banyak hal yang mempengaruhi pemilihan tempat yang sedang hits itu untuk menggelar pernikahan. Pertama, karena dia ingin mengikuti trend (internal interest). Kedua, karena dia ingin terlihat gaul (external conrfimed). Ketiga, karena ingin dikenal banyak orang (show up/go on public).

Ilustrasi tempat pernikahan yang instagramable yang identik dengan outdoor. Sumber gambar: Tigawarnacatering.com
Ilustrasi tempat pernikahan yang instagramable yang identik dengan outdoor. Sumber gambar: Tigawarnacatering.com

Memang tidak harus pesta pernikahan itu digelar terbuka alias siapa saja boleh datang. Namun, dengan keberadaan pesta pernikahan di tempat yang hits atau banyak dibicarakan di Instagram, maka secara tidak langsung pernikahannya dapat menjadi konsumsi publik ketika hasil pernikahannya terpublikasikan.

Konsep semacam ini mulai disukai oleh generasi pengantin Indonesia masa kini. Sumber gambar: Halomalang.com
Konsep semacam ini mulai disukai oleh generasi pengantin Indonesia masa kini. Sumber gambar: Halomalang.com

Apakah itu artinya, si pengantin suka pamer? Bisa saja demikian, namun, bisa saja juga karena secara pribadi, mereka suka hal-hal yang baru dan mereka ingin menjadi bagian dari itu. Namanya karakter, kita tidak bisa menilai itu sepenuhnya negatif. Karena mereka yang memiliki juga hanya menjalankannya secara naluri pembawaan.

Lalu, beralih ke gaya pernikahan yang keempat, yaitu pernikahan di outdoor. Loh, apa bedanya dengan yang natural dan yang instagramable?

Situasi seperti ini lebih tepat disebut natural dibandingkan hanya disebut outdoor. Sumber gambar: Hipwee.com
Situasi seperti ini lebih tepat disebut natural dibandingkan hanya disebut outdoor. Sumber gambar: Hipwee.com

Tempat yang natural memang biasanya identik dengan outdoor. Namun, ada juga konsep natural yang dibawa ke bentuk indoor. Begitu juga dengan konsep outdoor yang tidak selamanya bergaya natural atau pemandangan alam. Karena ada tempat-tempat pernikahan yang memang menyediakan konsep outdoor -selain indoor- dan biasanya untuk menjadi feed cantik saat diunggah ke Instagram.

Ilustrasi tempat pernikahan outdoor yang biasanya memang disediakan sedemikian rupa tanpa banyak mengandung unsur alami kecuali tempatnya yang benar-benar di luar. Sumber gambar: Depoknetizen.blogspot.com
Ilustrasi tempat pernikahan outdoor yang biasanya memang disediakan sedemikian rupa tanpa banyak mengandung unsur alami kecuali tempatnya yang benar-benar di luar. Sumber gambar: Depoknetizen.blogspot.com

Biasanya pemilihan konsep ini bukan karena si pengantin atau penyelenggaranya suka dengan nuansa alam. Melainkan karena si pengantin diprediksi memiliki karakter yang "open", tidak ingin situasi yang formal, apalagi konservatif. Hingga keinginan untuk lebih leluasa untuk melihat siapa saja yang datang ke pesta pernikahannya.

Biasanya pernikahan yang semacam ini banyak terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Meski secara undangan tidak terbuka dan tidak banyak orang -cenderung privat, namun mereka akan menyukai konsep outdoor ini untuk dapat lebih leluasa dalam menggelar rangkaian pernikahannya.

Pemilihan konsep outdoor juga biasanya berkorelasi dengan pakaian pengantinnya. Biasanya yang outdoor akan lebih simpel dan elegan, dibandingkan yang menggelar pernikahan secara indoor, apalagi yang mewah.

Gaya pernikahan kelima adalah pesta pernikahan di tempat indoor. Sudah pasti bayangannya mirip dengan gaya pernikahan di tempat mewah. Namun pernikahan di indoor belum tentu masuk ke kategori mewah, dan ini juga sangat berkaitan dengan karakter si pemilik acara tersebut.

Konsep indoor yang sering digunakan dalam pernikahan. Sumber gambar: Fiorafairuzphotography.com
Konsep indoor yang sering digunakan dalam pernikahan. Sumber gambar: Fiorafairuzphotography.com

Selain ada alasan soal cuaca di Indonesia yang sedang masuk musim penghujan, namun pemilihan indoor juga dapat menggambarkan si pengantin maupun orang-orang disekitarnya adalah orang-orang yang lebih tertutup dan cenderung suka bertahan di zona nyaman.

Semua orang sudah tahu bahwa menggelar pernikahan di indoor sudah pasti aman. Ketika ada permasalahan di rangkaian acaranya, tidak akan banyak orang yang tahu kecuali undangannya. Termasuk jika sedang hujan diluar, mereka yang didalam sudah pasti tetap dapat makan hidangan prasmanan dengan nyaman dan kenyang. Begitu pula bagi si pengantin yang pasti akan semakin terlihat sebagai pusat perhatian daripada situasi disekitarnya.

Hal ini jelas sulit terjadi jika di situasi outdoor, apalagi yang natural, dan yang hits. Karena, di tempat-tempat semacam itu, tamu undangan juga dapat menikmati dan mengagumi keadaan disekitar lokasi tersebut, dibandingkan hanya menyaksikan aksi suap-suapan desert dari si pasutri baru di singgasananya.

Jadi, pilih datang ke tempat indoor atau outdoor?

Ilustrasi pernikahan di rumah sendiri. Sumber gambar: Jualo.com
Ilustrasi pernikahan di rumah sendiri. Sumber gambar: Jualo.com

Dilanjut lagi ke gaya pernikahan di tempat yang keenam, yaitu di rumah sendiri. Bisa di rumah si mempelai perempuan ataupun di rumah mempelai si laki-laki. Bebas!

Nah, di tempat yang seperti ini bukan hanya karena faktor ekonomi, namun juga karena karakter. Sifat yang cenderung ingin praktis, aman, nyaman, dan tentunya mudah untuk dijangkau oleh orang terdekat.

Namun, juga dapat menggambarkan keekslusifan, meski di sisi lain terlihat seperti sangat terbuka. Karena, ada dua tipe yang sedikit bertolak-belakang terhadap orang yang menggelar pernikahan di rumah sendiri. Pertama karena adanya rangkulan keamanan dari pihak orangtua dan keluarga (ada segi protektif). Kedua, karena mereka suka dikunjungi (open house).

Segi protektif biasanya berkaitan dengan karakter orangtua dan keluarga dari siapapun pihak mempelainya, dan ini sedikit mengabaikan soal eksklusif-inklusif. Bahkan, juga tidak peduli soal ekonomi, karena tujuannya hanyalah dapat menjaga penyelenggaraan pernikahan itu aman-terkendali bagi orangtua ataupun keluarga si mempelai.

Sedangkan untuk segi open house adalah orang-orang yang menyelenggarakan pernikahan di rumah sendiri yang dapat disebut sebagai orang-orang yang welcome dan percaya diri untuk menunjukkan rumahnya. Faktor ini juga tidak terikat sepenuhnya oleh ekonomi, melainkan karena karakter mereka yang suka dikunjungi dan bisa diprediksi juga bahwa orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang ramah.

Hm.., sepertinya boleh tuh mencari undangan pernikahan yang bertempat di rumah sendiri, hehehe.

Lanjut ke gaya pernikahan bambang, alias pamungkas. Yaitu pernikahan yang digelar di sisi jalan raya. Nah, pemilihan tempat ini perlu dimasukkan ke dalam penilaian karakter bagi si pengantin maupun si penyelenggaranya (orangtua dkk).

Ilustrasi pernikahan di sisi jalan raya. Sumber gambar: Mojok.co
Ilustrasi pernikahan di sisi jalan raya. Sumber gambar: Mojok.co

Mereka yang menyelenggarakan pernikahan di tempat semacam ini adalah orang-orang yang seratus persen pragmatis. Orang yang seperti ini tidak akan peduli dengan "aturan main" yang disukai publik, namun mereka hanya peduli tentang "yang penting dapat menggelar pesta pernikahan. Titik!"

Bahkan, seindividualnya -stereotip- masyarakat Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan lainnya, mereka masih berpikir tentang kebutuhan bersama. Itulah mengapa mereka juga cenderung tidak banyak mengundang orang untuk datang ke pesta pernikahan. Karena, bisa saja mereka tahu bahwa tidak semua orang dapat merayakan kebahagiaan bersama.

Pasti ada yang butuh bekerja meski weekend, pasti ada pula yang tidak bisa memberikan oleh-oleh meski tidak diwajibkan. Pertimbangan-pertimbangan itu pasti ada dan membuat pernikahan tidak selamanya harus dirayakan secara besar hingga mengorbankan kebutuhan bersama.

Apalagi jika itu adalah jalan raya. Ditambah jika jalan rayanya juga tidak begitu besar dan menjadi salah satu jalan yang strategis nan ramai untuk dilalui, maka sudah pasti menggelar pernikahan di situ akan mengorbankan kepentingan umum.

Namun, disitulah letak keunikannya, yaitu kita dapat menilai karakter dari si penyelenggaranya meski kita tidak perlu mengenalnya secara dekat seperti pemilihan gaya-gaya pernikahan sebelumnya.

Jadi, maukah bertandang ke pesta pernikahan yang seperti itu? Bagaimana jika ternyata orang terdekat kita juga merupakan orang-orang yang menyelenggarakan pernikahan di tempat semacam itu? Hm.., sepertinya sulit untuk menolak hadir, ya?

Nah, dari sekian gaya pernikahan diatas, manakah yang terlihat menarik untuk dikunjungi? Lalu, apakah benar dari pemilihan gaya pernikahan yang beragam itu dapat menggambarkan karakter dari orang-orang yang menyelenggarakannya? Patut dinilai sendiri-sendiri, ya!

Selamat berakhir pekan dan selamat mengunjungi pesta-pesta pernikahan! Juga, selamat menikah bagi yang sedang menikah di (setiap) akhir pekan!

Ilustrasi dari Omnduut.com
Ilustrasi dari Omnduut.com

Malang, 16-18 Januari 2020

Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun