Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Dunia Sudah Menerima Marc Marquez sebagai Idola dan Legenda

7 Oktober 2019   17:03 Diperbarui: 7 Oktober 2019   17:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Juara Dunia Motogp ke-8, Marc Marquez. Sumber Gambar: Tribunnews.com

Luar biasa! Itu adalah ucapan yang dapat menggambarkan Marc Marquez. Sejak debut di kelas Motogp sejak 2013, Marc sudah mengantongi 6 gelar juara dunia di kelas tertinggi. Jika digabung dengan dua gelar di kelas "junior", maka pembalap asal Spanyol ini sudah mengoleksi 8 gelar juara. Wow!

Gelar kedelapan sukses diraih Marc Marquez pada gelaran seri di Sirkuit Internasional Chang, Thailand (6/10). Gap yang sangat jauh dengan Andrea Dovizioso, membuat Marc dapat lebih cepat untuk menuntaskan perburuan gelar juara. Walau ada yang berpikir bahwa Marc mungkin akan merayakan gelar juara di Jepang, namun di sisi lain peluang juara sudah terbuka di Negeri Gajah Putih.

Seperti yang dikatakan wartawan dan pengamat balap motor internasional, Joni Lono Mulya, bahwa jika (dapat juara) lebih cepat dan lebih baik, mengapa tidak untuk juara di sirkuit yang awalnya bernama Buriram tersebut. perihal ini sepertinya juga sangat diinginkan oleh Marc Marquez. Apalagi, dirinya adalah pemenang di seri yang sama pada tahun lalu. maka, tidak ada kemustahilan baginya untuk memenangkan seri tersebut dan juara.

Bahkan, jika dirinya tidak meraih podium juara seri tersebut, pemilik nomor 93 itu masih tetap merayakan juara dunia. Karena, persyaratannya hanya harus finish di depan Dovi dan situasi ini sudah berhasil dilakukan di sepanjang putaran. Di sini, Dovi terlihat kesulitan mengimbangi kecepatan Marc dan Fabio Quartararo, termasuk Maverick Vinales yang akhirnya harus puas finish ketiga.

Klasemen balap 2019 kelas Motogp 10 besar. (Dokpri/Screenshot/Motogp.com)
Klasemen balap 2019 kelas Motogp 10 besar. (Dokpri/Screenshot/Motogp.com)
Hasil di seri ini juga membuat peta persaingan di kelas MotoGP menyisakan perebutan peringkat dua yang masih melibatkan Andrea Dovizioso (Ducati Mission Winnow), Maverick Vinales (Yamaha Factory), dan Alex Rins (Suzuki Ecstar). Ketiganya secara berturut-turut memiliki poin 215, 167, 163.

Sebenarnya secara matematis, Danilo Petrucci (162 poin) juga memiliki peluang untuk finish kedua di akhir musim. Namun, dengan inkonsistensinya, peluang untuk finish lebih baik dari rekan setimnya akan cukup sulit. Apalagi harus bertarung dengan pembalap lain yang secara spesifikasi motornya berbeda (Yamaha dan Suzuki). Artinya, Petrucci kali ini harus legawa untuk menjadi rekan pendukung Dovi dalam menggapai kembali torehan terbaiknya, finish kedua.

Catatan 200 balapan Marc Marquez. (Cnnindonesia.com)
Catatan 200 balapan Marc Marquez. (Cnnindonesia.com)
Juaranya Marc Marquez di musim 2019 ini juga membuat Marc semakin mengukuhkan dirinya sebagai pembalap idola yang sekaligus layak berdiri bersama para legenda. Bersama 6 juara di kelas utama, dia tinggal satu kali lagi untuk menyamai torehan Valentino Rossi yang sudah juara dunia di kelas tertinggi sebanyak 7 kali. Begitu pula jika Marc mampu melewati pencapaian Rossi, maka dirinya juga dapat menyejajarkan koleksi juaranya dengan legenda Giacomo Agostini (8 kali juara dunia kelas utama).

Bersama usianya yang masih 26 tahun, tentu membuka peluang bagi Marc Marquez untuk menjadi pembalap terbaik dan legenda di masa depan. Apalagi jika dirinya masih bersama Repsol Honda yang pasti akan terus mendukung gaya balapnya untuk dapat stabil dalam meraih kemenangan. Maka, satu-satunya cara untuk membuat Marc Marquez kesulitan dalam meraih gelar juara adalah keberanian tim-tim pabrikan lain untuk menggaet pembalap yang benar-benar potensial selain harus mengembangkan motornya.

Ekspresi Quartararo ketika harus kembali puas finish kedua. (Dokpri/Screenshot/Useetv/Trans7)
Ekspresi Quartararo ketika harus kembali puas finish kedua. (Dokpri/Screenshot/Useetv/Trans7)
Di sini, nama Fabio Quartararo pantas dikedepankan jika Yamaha ingin kembali meraih kesuksesan. Jika melihat torehan Quartararo yang bagus saat bersama tim Petronas Yamaha (dengan motor 2018), maka sudah seharusnya pembalap Prancis itu dapat menunggangi motor pabrikan.

Apabila hal itu terjadi, maka Marc akan mendapatkan pesaing yang sepadan. Karena, secara usia keduanya tidak terpaut jauh, bahkan Quartararo lebih muda. Maka, akan sangat menarik untuk dinantikan apakah Marc Marquez dapat menyamai rekor juara Valentino Rossi dan Giacomo Agostini di masa depan. Let's wait and see!

Selamat, Super Marc!
Selamat menjadi idola dan legenda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun