Luar biasa! Itu adalah ucapan yang dapat menggambarkan Marc Marquez. Sejak debut di kelas Motogp sejak 2013, Marc sudah mengantongi 6 gelar juara dunia di kelas tertinggi. Jika digabung dengan dua gelar di kelas "junior", maka pembalap asal Spanyol ini sudah mengoleksi 8 gelar juara. Wow!
Gelar kedelapan sukses diraih Marc Marquez pada gelaran seri di Sirkuit Internasional Chang, Thailand (6/10). Gap yang sangat jauh dengan Andrea Dovizioso, membuat Marc dapat lebih cepat untuk menuntaskan perburuan gelar juara. Walau ada yang berpikir bahwa Marc mungkin akan merayakan gelar juara di Jepang, namun di sisi lain peluang juara sudah terbuka di Negeri Gajah Putih.
Seperti yang dikatakan wartawan dan pengamat balap motor internasional, Joni Lono Mulya, bahwa jika (dapat juara) lebih cepat dan lebih baik, mengapa tidak untuk juara di sirkuit yang awalnya bernama Buriram tersebut. perihal ini sepertinya juga sangat diinginkan oleh Marc Marquez. Apalagi, dirinya adalah pemenang di seri yang sama pada tahun lalu. maka, tidak ada kemustahilan baginya untuk memenangkan seri tersebut dan juara.
Bahkan, jika dirinya tidak meraih podium juara seri tersebut, pemilik nomor 93 itu masih tetap merayakan juara dunia. Karena, persyaratannya hanya harus finish di depan Dovi dan situasi ini sudah berhasil dilakukan di sepanjang putaran. Di sini, Dovi terlihat kesulitan mengimbangi kecepatan Marc dan Fabio Quartararo, termasuk Maverick Vinales yang akhirnya harus puas finish ketiga.
Sebenarnya secara matematis, Danilo Petrucci (162 poin) juga memiliki peluang untuk finish kedua di akhir musim. Namun, dengan inkonsistensinya, peluang untuk finish lebih baik dari rekan setimnya akan cukup sulit. Apalagi harus bertarung dengan pembalap lain yang secara spesifikasi motornya berbeda (Yamaha dan Suzuki). Artinya, Petrucci kali ini harus legawa untuk menjadi rekan pendukung Dovi dalam menggapai kembali torehan terbaiknya, finish kedua.
Bersama usianya yang masih 26 tahun, tentu membuka peluang bagi Marc Marquez untuk menjadi pembalap terbaik dan legenda di masa depan. Apalagi jika dirinya masih bersama Repsol Honda yang pasti akan terus mendukung gaya balapnya untuk dapat stabil dalam meraih kemenangan. Maka, satu-satunya cara untuk membuat Marc Marquez kesulitan dalam meraih gelar juara adalah keberanian tim-tim pabrikan lain untuk menggaet pembalap yang benar-benar potensial selain harus mengembangkan motornya.
Apabila hal itu terjadi, maka Marc akan mendapatkan pesaing yang sepadan. Karena, secara usia keduanya tidak terpaut jauh, bahkan Quartararo lebih muda. Maka, akan sangat menarik untuk dinantikan apakah Marc Marquez dapat menyamai rekor juara Valentino Rossi dan Giacomo Agostini di masa depan. Let's wait and see!
Selamat, Super Marc!
Selamat menjadi idola dan legenda!