Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bambang Pamungkas yang Masih Bisa Menjadi Bambang Pamungkas

27 April 2019   11:33 Diperbarui: 27 April 2019   16:50 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Pamungkas bersama suporter klub sepakbola Persija Jakarta mengikuti konvoi Penyerahan Piala Gojek Traveloka Liga 1 di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (15/12/2018). Konvoi tersebut untuk merayakan kemenangan Persija Jakarta sebagai juara Liga 1.(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Tidak ada orang yang ingin cepat tua dan berakhir masa aktifnya di 'dunia' yang dia sukai. Seorang penulis, akan bermimpi tetap dapat menulis hingga tak terkirakan kapan berakhirnya. Begitu pula pada seorang pemain sepakbola. Namun, berhenti atau pensiun adalah salah satu bagian dari takdir hidup. Bukan pilihan. Karena, kehidupan akan terus berupaya 'berganti kulit'.

Itulah yang juga terjadi di sepakbola, dan terjadi pula pada siklus kehidupan pemain sepakbola. Salah satunya adalah Bambang Pamungkas.

Mantan penyerang timnas Indonesia yang juga diidentikkan dengan klub ibukota, Persija Jakarta, ini adalah salah satu 'peninggalan' untuk era penyerang klasik yang ganas di depan kotak penalti lawan. Disebut penyerang klasik, karena tipikal pemain yang juga disapa Bepe ini adalah penunggu bola yang tersuplai ke dalam kotak penalti. Tugas utamanya adalah mencari ruang dan berduel dengan pemain bertahan lawan.

Memang, penyerang masa kini masih ada yang bertipikal seperti itu. Namun, seiring berjalannya waktu, penyerang-penyerang yang bertebaran di lapangan adalah tipikal penyerang yang mampu melebar ataupun sebagai 'tembok'. Sehingga, kinerjanya tidak hanya fokus mencetak gol (mengeksekusi peluang), namun juga mampu membuka peluang---yang dapat dieksekusi rekannya.

Hal ini yang akan membuat peran penyerang masa kini kian kompleks. Apalagi jika si penyerang tetap dituntut mampu mencetak banyak gol, selain mampu terlibat dalam membangun penyerangan.

Artinya, sepakbola mengalami modifikasi---menuntut adanya perubahan, dan ini juga akan mempengaruhi gaya main para pemainnya (pemain lama maupun pemain baru).

Bambang Pamungkas juga pasti mengalami hal tersebut. Apalagi jika masyarakat gibol Indonesia masih mengingat bagaimana peran Bepe di beberapa musim terakhir. Khususnya saat masih sempat berseragam Pelita Bandung Raya (PBR). Di sanalah Bepe masih merasakan perannya sebagai penyerang masih sangat diandalkan.

Selain itu, pengalamannya sebagai pemimpin (kapten Persija) juga sangat dibutuhkan oleh PBR kala itu.

Di situlah kita dapat melihat bahwa Bepe sedang mulai menjalani masa-masa menuju akhir. Produktivitasnya memang menurun jika dibandingkan masa-masa sebelumnya.

Namun, di PBR, Bepe masih bisa bermain maksimal. Mencetak gol dan membuat peluang. Peran itu juga semakin vital ketika dirinya juga menjadi kapten di PBR. Maka, Bepe dapat menunjukkan bahwa dirinya masih berusaha menjadi Bepe yang dulu.

Situasi seperti itu kian lama semakin menyusut---menit bermain berkurang, dan Bepe akhirnya mau tidak mau harus menerimanya. Meski secara fisik, tidak terlihat adanya perubahan kecuali di beberapa momen, terlihat rambutnya mulai sedikit beruban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun